Prasojo, Cornelius Ludi (2017) Analisis Ketebalan Aerosol di Pesisir Utara Provinsi Jawa Timur dengan Menggunakan Penginderaan Jarak Jauh. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Aerosol merupakan salah satu indikator penting dalam atmosfer untuk penentuan kualitas udara dan visibilitas perairan. Pesisir utara Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang kompleks dengan berbagai aktivitas penunjang ekonomi, wisata, dan pemukiman serta berbatasan langsung dengan Perairan Selat Madura yang menjadi akses utama dari timur menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penginderaan jarak jauh dengan data produk bulanan Aerosol Optical Thickness (869 nm) sensor Aqua-MODIS yang digunakan untuk mendeteksi enam titik penelitian di pesisir dengan tipe pemanfaatan lahan yang berbeda (industri ekstraktif, tambak, permukiman pesisir, dan vegetasi) selama kurun waktu 2007 s.d. 2016. Hasil dari deteksi AOT mendapatkan hasil bahwa nilai ketebalan optik aerosol di pesisir utara Jawa Timur berkisar antara 0.0361 s.d. 0.2686 dengan rata-rata keseluruhan 0.117 serta nilai rata-rata aerosol tertinggi terletak pada daerah pesisir dengan pemanfaatan industri ekstraktif. Selain itu terbukti bahwa nilai ketebalan AOT berkolerasi sangat kuat berbanding terbalik dengan visibilitas perairan sehingga para pengguna kapal harus meningkatkan kewaspadaan saat melewati wilayah perairan industri ekstraktif.
English Abstract
Aerosol is one of the atmospheric important indicators for determining air quality as well as visibility. The northern coast of East Java Province is a complex area with various economic, tourism and settlement activities which is directly bordered to the Madura Strait as the main shipping lines from east region to the Tanjung Perak Port, Surabaya. This research uses remote sensing method includs on AOT monthly basis of Aerosol Optical Thickness (869 nm) derived from Aqua-MODIS sensor which is used to analyze the aerosol thickness in six selected coastal area with types of different land use (extractive industries, ponds, coastal settlements, and vegetation) from 2007 to 2016. The results shows that the AOT value ranged from 0.0361 to 0.2686, which is considered as “normal air condition” (NOAA, 2017) with an overall average of 0.117 and the highest coastal AOT values related to the areas with extractive industry activities mainly it caused by antropogenic combustion activities. Furthermore, it is proven that the thickness value of AOT has very strong correlation with the atmospheric visibility so that the shipping operators should improve the awareness especially in the spesific coastal areas with high intensity of extractive industry.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FPR/2017/421/051706510 |
| Uncontrolled Keywords: | Aerosol, Penginderaan Jauh, Aqua-MODIS, Pesisir |
| Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.45 Plane and coastal regions > 551.457 Coastal regions |
| Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
| Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
| Date Deposited: | 05 Dec 2017 00:47 |
| Last Modified: | 01 Dec 2020 04:49 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6407 |
Actions (login required)
 |
View Item |