Pengaruh Perendaman Selama 12 Jam Terhadap Hemosit Tiram Crassostrea irredalei Dari Pantai Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan

Purbandini, Hastutiningrum (2017) Pengaruh Perendaman Selama 12 Jam Terhadap Hemosit Tiram Crassostrea irredalei Dari Pantai Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tiram Crassostrea irredalei dapat ditemukan di Pantai Desa Kandang Semangkon Paciran, Lamongan dan banyak diambil masyarakat sekitar sebagai bahan pangan. Hasil uji laboratorium dari whole body tiram tersebut mengandung Cu sebesar 0,287 ppm dan pada sampel air laut sebesar 0,085 ppm. Kadar Cu tersebut menurut KemenLH (2004) telah melebihi ambang batas baku mutu air laut dan biota. Kadar logam pada biota dapat diduga melalui jumlah hemosit, karena hemosit sensitif terhadap perubahan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan hemosit tiram Crassostrea irredalei setelah direndam air laut selama 12 jam. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan perendaman (3 Jam, 6 Jam, 9 Jam dan 12 Jam) dan 3 ulangan, dengan media percobaan menggunakan air mengalir pada kecepatan 0.05 m/s, dilaksanakan pada bulan April 2017 di laboratorium. Sampel tiram diambil di pantai Kandang Semangkon Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Sebagai kontrol digunakan tiram tanpa direndam dan diamati kadar hemositnya. Disamping itu juga dilakukan pengukuran kualitas air pada air media perendaman meliputi Suhu, pH, Oksigen Terlarut dan Salinitas. THC tiram sebelum direndam senilai 48,2 x 104 sel/ml, setelah direndam 3 jam menurun 21.16% menjadi sebesar 38 x 104 sel/ml. Lama perendaman 6 Jam menurunkan hemosit 31.95% menjadi 32.8 x 104 sel/ml. Selanjutnya pada lama perendaman 9 jam hemosit menurun 60.58% menjadi sebesar 19 x 104 sel/ml. Lama perendaman 12 jam juga semakin menurunkan hemosit 61.41% menjadi sebesar 18.6x104 sel/ml. THC terendah tiram Crassostrea irredalei diperoleh pada perlakuan perendaman 12 jam. Rendahnya THC diduga karena lingkungan hidup tiram dalam kondisi yang sesuai. THC jika dirinci terdiri dari sel hyalinosit dan sel Granulosit yang keduanya disebut DHC. Persentase sel granulosit dan sel hyalinosit tiram sebelum direndam adalah 55.32% dan 44.68%. Pada perendaman 3 jam sel granulosit meningkat sebesar 59.86%. Selanjutnya menurun sampai dengan 43.8% pada perendaman 12 jam. Pada perendaman 3 jam sel hyalinosit mengalami penurunan menjadi 40.14%. Selanjutnya mengalami kenaikan sampai dengan 52.94% pada perendaman 12 jam. Peningkatan sel hyalinosit dalam hemosit dapat mengambarkan status kesehatan dan pertahanan tubuh tiram yang didukung juga oleh peran dan fungsi sel granulosit di dalam hemosit. Sel granulosit dan sel hyalinosit dalam THC memilki presentase yang seimbang. Kualitas air selain suhu selama penelitian masih dalam batas toleransi kehidupan tiram yaitu, pH 8,1-8,5, oksigen terlarut 3.52-7.84 mg/l dan salinitas 32,5 ppt. Suhu pada penelitian ini 250C-290C berada sedikit di bawah ambang batas toleransi kehidupan tiram (28-32oC). Relatif dinginnya media diduga mempengaruhi metabolisme tiram, sehingga menyebabkan tidak maksimalnya penurunan hemosit yang seharusnya sebesar 13.4 x 104 sel/ml. Proses perendaman 12 jam dapat dijadikan acuan dalam melakukan perendaman tiram agar aman untuk dikonsumsi, karena diperoleh jumlah granulosit terendah yang menunjukan tidak adanya bahan asing yang di fagosit.

English Abstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2017/454/051706543
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 04 Dec 2017 04:05
Last Modified: 28 Dec 2020 11:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6373
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item