Pengaruh Perendaman Selama 12 Jam Terhadap Hemosit Tiram Crassostrea Cucullata Dari Pantai Jalan Raya Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan

Arsanti, Desy Putri (2017) Pengaruh Perendaman Selama 12 Jam Terhadap Hemosit Tiram Crassostrea Cucullata Dari Pantai Jalan Raya Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tiram Crassostrea cucullata yang dapat ditemukan di Pantai Jalan Raya Paciran merupakan salah satu bahan pangan bagi masyarakat sekitar. Hasil uji laboratorium dari tiram Crassostrea cucullata whole body mengandung Cu sebesar 0,374 ppm dan pada sampel air laut sebesar 0,063 ppm, kadar Cu tersebut tergolong cukup tinggi. Upaya penurunan kadar Cu pada tiram diamati melalui perubahan kadar hemosit yang dilakukan dengan metode penggelontoran selama 12 jam dengan debit air 0,05 m/s. Hemosit merupakan sistem kekebalan non spesifik dalam tubuh tiram yang dapat digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan hemosit dalam tubuh tiram Crassostrea cucullata setelah di rendam 12 jam. Sampel tiram Crassostrea cucullata diambil di Pantai Jalan Raya Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan pada bulan April 2017. Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yakni 4 perlakuan lama perendaman (3 jam, 6 jam, 9 jam, 12 jam) dan 3 ulangan kemudian diamati kadar hemositnya (THC dan DHC). Sebagai kontrol digunakan tiram tanpa perlakuan perendaman yang langsung diamati kadar hemositnya. Disamping itu juga dilakukan pengukuran kualitas air pada air media perendaman (suhu, pH, oksigen terlarut dan salinitas). THC tiram sebelum dilakukan perendaman senilai 43,8 x 104 sel/ml. Kemudian setelah direndam 3 jam menurun 30% menjadi 30,6 x 104sel/ml dan semakin menurun dengan lamanya waktu perendaman, dalam waktu 9 jam mengalami penurunan sebesar 57% (menjadi 18,8 x104 sel/ml). Pada lama perendaman 12 jam THC mengalami kenaikan sebesar 2,1% menjadi 19,2 x 104 sel/ml. Kenaikan THC tersebut diduga tiram mengalami regenerasi hemosit. Lama perendaman terbaik pada penelitian ini adalah 9 jam karena diperoleh penurunan THC yang maksimal. Nilai DHC (sel hyalinosit dan granulosit) tiram sebelum direndam adalah 49,12% dan 50,88%. Pada perendaman 3 jam granulosit menurun menjadi 43,41%, 6 jam perendaman menurun menjadi 36,44%, perendaman 9 jam menurun menjadi 32,35% dan pada perendaman 12 jam penurunannya menjadi 31,92%. Sesuai fungsinya granulosit bersifat fagositosis terhadap patogen dan benda asing yang masuk dalam tubuh tiram. Hasil secara statistik menunjukkan bahwa lama perendaman tidak berpengaruh terhadap karakteristik hemosit tiram Crassostrea cucullata. Persentase sel ganulosit lebih sedikit dibanding persentase sel hyalinosit dikarenakan sel granulosit tidak mendeteksi keberadaan benda asing yang mengancam imunitas tubuhnhya. Apabila THC pada tiram menurun dapat diartikan bahwa tidak adanya kerja hemosit berlebih yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan. Analisis kualitas air kecuali suhu lebih rendah dari kisaran toleransi tiram yaitu 24,70C-30,50C, pH 8-8,5, oksigen terlarut 2,35-8,43 mg/l dan salinitas 32,5 ppt. Proses perendaman 9 jam dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan perendaman tiram agar aman untuk dikonsumsi karena diperoleh jumlah granulosit terendah yang menunjukkan tidak adanya bahan asing yang harus difagosit oleh sel granulosit.

English Abstract

Hemocytes are a non-specific immune system in the oyster body that can be used as an indicator of environmental change. The purpose of this research is to know the change of hemocytes in oyster Crassostrea cucullata after 12 hours of immersion. Crassostrea cucullata oyster samples were taken from Paciran Highway Beach, Paciran, Lamongan in April 2017. This research use experimental method with Completely Randomized Design (RAL) with 4 immersion time treatments (3 hours, 6 hours, 9 hours, 12 Hour) and 3 replications were then observed hemocytes levels (THC and DHC). The value oyster THC before immersion is 43,8 x 104 cell/ml. Then after 3 hours immersion time 30% to 30.6 x 104sel/ml and decreased with the length of immertion time, within 9 hours decreased by 57% (to 18.8 x 104 cells/ml). The decreases beacause an evironmental better than original habitat. At the time of immersion 12 hours THC increased by 2.1% to 19.2 x 104 cells/ml. THC increase is suspected of oyster undergoing hemocytes regeneration. The best immersion time in this study was 9 hours because of the maximum decrease of THC value. The value of DHC (hyalinocyte and granulocyte) of oyster before immersion time was 49.12% and 50.88%. The value of hyalinocytes increases and Granulocytes decreases. The function granulocytes are phagocytosis against pathogens and foreign objects entering the oyster body. The 9 hour immersion process can be used as a reference in conducting oyster immersion to be safe for consumption because the lowest number of granulocytes is obtained which indicates the absence of foreign material that must be destroyed by granulocyte cells.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2017/380/051706367
Uncontrolled Keywords: Hemosit, Tiram, Crassostrea cucullata, THC, DHC, Granulosit, Hyalinosit, Hemocytes, Oysters, Crassostrea cucullata, THC, DHC, Granulocyte, Hyalinocyte
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.4 Mollusk fisheries and culture
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 29 Nov 2017 08:05
Last Modified: 03 Dec 2020 00:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/6217
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item