Keterkaitan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Terhadap Perencanaan Penerimaan Perpajakan Khususnya PPh Pasal 25 Badan Atas Perusahaan (Studi pada Badan Kebijakan Fiskal)

Masindo, Aditya Pradirga (2017) Keterkaitan Asumsi Dasar Ekonomi Makro Terhadap Perencanaan Penerimaan Perpajakan Khususnya PPh Pasal 25 Badan Atas Perusahaan (Studi pada Badan Kebijakan Fiskal). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini didasarkan atas permasalahan yang setiap tahunnya terjadi pada penerimaan perpajakan yaitu, shortfall penerimaan pajak yang merupakan suatu kondisi dimana jumlah realisasi penerimaan pajak pada satu tahun anggaran berada dibawah target yang telah ditentukan. Dalam periode tahun 2014-2016 Shortfall penerimaan perpajakan terus mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya shortfall penerimaan pajak ialah kesalahan dalam menentukan target. Dalam menentukan target penerimaan perpajakan khususnya PPh pasal 25 badan atas perusahaan, pemerintah menggunakan beberapa asumsi, salah satunya asumsi dasar ekonomi makro. Asumsi dasar ekonomi makro merupakan proyeksi kondisi perekonomian makro setahun ke depan yang bergantung pada keadaan perekonomian domestik dan global yang mengakibatkan tak jarang melesetnya realisasi target asumsi ekonomi makro yang telah ditetapkan, sehingga dapat menimbulkan tekanan untuk perekonomian Indonesia dan besaran angka yang telah ditetapkan dalam APBN, termasuk target penerimaaan perpajakan khususnya PPh pasal 25 badan atas perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterkaitan asumsi dasar ekonomi makro terhadap perencanaan penerimaan perpajakan di Indonesia khususnya PPh pasal 25 Badan atas perusahaan pada tahun 2014-2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bila dikaitkan dengan kinerja perusahaan yang dalam hal ini dijadikan sebagai subjek PPh pasal 25 badan, maka ditemukan bahwa tidak semua asumsi dasar ekonomi makro memiliki keterkaitan secara langsung dengan penerimaan PPh pasal 25 badan. Asumsi dasar ekonomi makro yang memiliki keterkaitan secara langsung terhadap penerimaan perpajakan khususnya pajak PPh pasal 25 badan atas perusahaan ialah asumsi perumbuhan ekonomi dan inflasi. Sedangkan asumsi yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung terhadap penerimaan perpajakan khususnya pajak PPh pasal 25 badan atas perusahaan ialah nilai tukar Rupiah dan suku bunga SPN 3 bulan. Serta asumsi yang memiliki keterkaitan baik langsung ataupun tidak langsung adalah ICP dan lifting minyak dan gas dimana kedua asumsi ini bergantung pada kondisi dari perusahaan

English Abstract

This research based on the problem that occurs annually on tax revenues, called the tax revenues shortfall, which means a condition where amount of tax revenue on one year budget is under the predetermined target. In the period of 2014 to 2016, the tax revenues shortfall continues to increase. One of the factors that leads the tax revenue shortfall to happened is the fault in determining the target of tax revenues. In determining the tax revenues, especially Corporate Income Tax of Article 25 on company, the goverment using several assumptions and one of them is the base assumption of macroeconomy. Basic macroeconomic assumption is projected macroeconomic condition for the next year that depend on domestic economic and global economic condition which resulted frequently missed realization of predetermined target of tax revenues, and could pressures the Indonesian economy and amounts of budget sets in Indonesian National Budget (APBN), that includes the target of tax revenues especially Corporate Income Tax of Article 25 on company. The purpose of this research is to know the relevance of basic assumption of macroeconomy on tax planning of Indonesian tax revenues especially Corporate Income Tax of Article 25 on company in 2014 to 2016. This research is done using qualitative method with descriptive approach. The result of this research shows that if it is related with performance of the company which in this case is used as subject of Corporate Income Tax of Article 25, it is founf that not all basic assumptions of macroeconomy have direct relevance with the Corporate Income Tax of Article 25. Basic assumption of macroeconomy that has a relevance to tax revenues especially Corporate Income Tax of Article 25 on company is assumption of economic growth and inflation. Whilst assumption that has no direct relevance to tax revenue especially Corporate Income tax of Article 25 on company is the exchange rate of Rupiah and 3 month of Government Treasury Bill (SPN) interest rate. And assumptions that have a direct and indirect relevance are Indonesian Crude Oil Price (ICP) and Oil & Gas Lifting, which both of these assumptions depend on the conditions of the company.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2017/707/051708394
Uncontrolled Keywords: Penerimaan pajak, Pajak penghasilan pasal 25 badan, Shortfall, Asumsi dasar ekonomi makro.
Subjects: 300 Social sciences > 336 Public finance > 336.2 Taxes
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Bisnis / Niaga
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 23 Nov 2017 01:48
Last Modified: 30 Nov 2020 06:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5851
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item