Sabrina, Aulia Ilma Mirza (2017) Tanggapan Beberapa Genotip Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Terhadap Pemberian Nitrogen Pada Fase Reproduktif. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) yang termasuk tanaman kacang-kacangan merupakan salah satu tanaman yang tingkat produksinya rendah. Menurut Eka, Hanafiah dan Nuriadi (2005) bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2014) kebutuhan kedelai setiap tahunnya 2.3 juta ton biji kering. Pada tahun 2014 produksi kedelai sebanyak 953,96 ribu ton biji kering (angka sementara). Produksi kedelai nasional masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat, oleh sebab itu Indonesia masih mengimpor kedelai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu diperlukan upaya khusus peningkatan produktivitas dan memperbaiki teknik budidaya. Peningkatan produksi kedelai melalui percepatan peningkatan produktivitas dapat ditempuh melalui penggunaan varietas unggul yang diperoleh melalui kegiatan pemuliaan termasuk perakitan varietas unggul baru yang berdaya hasil tinggi. Setiap varietas unggul memberikan berbagai variasi genetik yang berbeda baik dari sifat maupun kemampuan berproduksi. Peningkatan produksi kedelai melalui memperbaiki teknik budidaya kedelai dapat ditempuh melalui pemberian Nitrogen pada fase reproduktif. Untuk pemupukan Nitrogen sebaiknya diberikan dua kali, yaitu pemupukan dasar pada awal penanaman dan pemupukan susulan pada fase reproduktif. Menurut Brevedan, Egli, Leggett (1978) Nitrogen sangat diperlukan tanaman kedelai pada periode pembungaan dan pembentukan polong. Pada penelitiannya di rumah kaca, pemberian Nitrogen pada awal dan akhir masa berbunga mampu meningkatkan hasil kedelai sebesar 33%. Penelitian bertujuan untuk mempelajari tanggapan beberapa genotip tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merr) terhadap pemberian dosis Urea pada fase reproduktif. Hipotesis dari penelitian yaitu masing-masing varietas mempunyai respon yang berbeda pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai terhadap dosis Urea pada fase reproduktif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2016 di Agroteknopark Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Metode penelitian faktorial yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 16 kombinasi dan 3 kali ulangan, sehingga diperoleh 48 petak perlakuan. Faktor pertama menggunakan 4 varietas yakni varietas Anjasmoro, varietas Grobogan, varietas Tanggamus, dan varietas Gema. Faktor kedua adalah dosis pupuk N dengan 4 taraf yakni 25 kg ha-1 (N1), 50 kg ha-1 (N2), 75 kg ha-1 (N3), 100 kg ha-1 (N4). Parameter pengamatan non destruktif meliputi tinggi tanaman, waktu berbunga, jumlah buku subur dan jumlah daun. Parameter pengamatan destruktif meliputi luas daun, indeks klorofil, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji, jumlah polong total per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, waktu panen, dan hasil panen. Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F) apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. v Dari hasil penelitian masing-masing varietas tanaman kedelai tidak menunjukkan tanggapan pertumbuhan dan hasil yang berbeda terhadap pemberian dosis pupuk Urea pada fase reproduktif. Masing-masing varietas menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buku subur, jumlah klorofil, bobot kering tanaman dan bobot basah total tanaman, luas daun, serta pada parameter hasil yaitu jumlah polong total per tanaman, jumlah polong isi per tanaman, jumlah polong hampa per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji per petak, dan hasil panen.. Varietas Tanggamus memiliki biji yang paling kecil diantara varietas Anjasmoro, Grobogan dan Gema, namun varietas Tanggamus memiliki jumlah polong dan jumlah biji terbanyak dibandingkan dengan varietas lain. Sehingga hasil panen tertinggi diperoleh varietas Tanggamus yaitu 3,66 ton ha-1. Masing-masing perbedaan pemberian dosis Urea pada fase reproduktif tidak menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang nyata.
English Abstract
Soybean (Glycine max (L.) Merr.) which Including leguminous plant is one of the low production crops. According to Eka, et al. (2005) in the last five years (2010-2014) the need for soybean every year 2.3 million tons of dry beans. In 2014 soybean production of 953.96 thousand tons of dry beans (provisional figures). National soybean production is still not sufficient for the needs of the community, therefore Indonesia is still trying to meet the needs of the community. Therefore, special efforts are needed to increase productivity and improve cultivation techniques. Increased soybean production through accelerated productivity improvement can be achieved through the use of improved varieties obtained through breeding activities including the assembly of new high yielding high yielding varieties. Each superior variety provides different genetic variations of both nature and production capability. Increasing soybean production through improved soybean cultivation techniques can be pursued through the provision of Nitrogen in the reproductive phase. For fertilization Nitrogen should be given twice, namely basic fertilization at the beginning of planting and fertilization follow-up on the reproductive phase. According to Brevedan, Egli, Leggett (1978) Nitrogen is needed soybean plants during the flowering period and formation of pods. In his study in greenhouses, giving Nitrogen at the beginning and end of the flowering period can increase soybean yield by 33%. A study to investigate some soybean plant genotypes (Glycine max (L.) Merr) on Urea dosage in the reproductive phase. The hypothesis of the study that each varieties have different responses on the growth and yield of soybean crops against Urea dose in the reproductive phase. This research was conducted in April-July 2016 in Agroteknopark Universitas Brawijaya, Jatikerto Village, Kromengan Sub-district, Malang Regency. The research method used was Factorial Randomized Block Design (RBD) with 16 combinations and 3 replications, resulting in 48 plots of treatment. The first factor used 4 varieties of Anjasmoro variety, Grobogan varieties, Tanggamus variety, and Gema varieties. The second factor was the dose of N fertilizer with 4 levels 25 kg ha-1 (N1), 50 kg ha-1 (N2), 75 kg ha-1 (N3), 100 kg ha-1 (N4). Non destructive observation parameters include plant height, flowering time, harvest time, number of leaves, and number of fertile nodes. The destructive observation parameters included leaf area, index chlorophyll, plan fresh weight, plant dry weight, total number of pods per plant, number of fill up pods per plant, number of empty pods per plant, the weight of seeds per plant, amount of seeds, 100-seed weight, and yields. The Least Significance Different (LSD) at 5% level. From the results of each study soybean varieties did not show different growth and yield reactions to the dosage of Urea fertilizer in the reproductive phase. Each varieties showed significantly different results on growth parameters of plant height, number of leaves, number of fertile nodes, indexs chlorophyll, plant dry weight and plant fresh weight, Leaf area, Also on the parameters of the total number of pods per plant, the number of pods per plant, the number of empty vii pods per plant, the number of seeds, the weight of the seeds, the weight of 100 seeds, and the harvest. Tanggamus varieties have the smallest seeds among the varieties Anjasmoro, Grobogan and Gema, but Tanggamus varieties Has the largest number of pods and seeds compared to other varieties. So that the highest yield obtained Tanggamus varieties of 3.66 tons ha-1. Each difference in Urea dosage in the reproductive phase does not show growth and significantly different.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/734/051710965 |
Uncontrolled Keywords: | Nitrogen, Kedelai (Glycine max (L.) Merr.), Genotip, Reproduktif |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.3 Legumes, forage crops other than grasses and legumes > 633.34 Soybeans > 633.342 3 Soybean (Development of new varieties) > 633.342 33 Soybean (Agricultural genetics) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 16 Nov 2017 07:16 |
Last Modified: | 07 Oct 2020 03:40 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5661 |
Actions (login required)
View Item |