Nopiana, Pita Dwi (2017) Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Dan Kelembagaan Dalam Persepsi Petani Padi Terhadap Asuransi Pertanian Di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sektor pertanian memiliki peran penting sebagai penyedia pangan suatu negara. Pertanian terutama tanaman pangan padi merupakan salah satu sektor yang penting bagi Indonesia. Menurut data BPS (2016), tanaman pangan padi di Jawa Timur pada tahun 2015 yaitu sebesar 13,15 juta ton sedangkan pada tahun 2014 sebesar 12,40 juta ton, jumlah produksi tersebut mengalami kenaikan sebanyak 757,92 ribu ton (6,11%). Salah satu produksi padi terbesar di Jawa Timur yaitu Kabupaten Malang yang terletak di Kecamatan Kepanjen dengan jumlah sebanyak 30,926 ton gabah kering giling (BPS Kabupaten Malang, 2016). Kecamatan kepanjen dalam kegiatan usahatani mengalami permasalahan seperti perubahan iklim, hama dan penyakit tanaman, sehingga diperlukan perlindungan bagi petani yang mengalami gagal panen akibat kendala tersebut. Pemerintah memperkenalkan asuransi pertanian untuk melindungi dan membantu petani dari gagal panen akibat perubahan iklim dan serangan organisme pengganggu tanaman. Asuransi pertanian merupakan salah satu alternatif instrumen manajemen risiko yang layak dipertimbangkan. Asuransi pertanian tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada petani dari kegagalan panen akibat dari bencana alam, serangan organisme pengganggu tumbuhan, dampak perubahan iklim dan atau jenis risiko lainnya agar dapat meningkatkan pendapatan petani. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi petani responden terhadap asuransi pertanian di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dan 2) Menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi dan kelembagaan dalam persepsi petani padi terhadap asuransi pertanian di Desa Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi petani terhadap asuransi pertanian menggunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi dan kelembagaan dalam persepsi petani padi terhadap asuransi pertanian menggunakan analisis regresi logistik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, 1) karakteristik sosial ekonomi petani responden berdasarkan keputusan mengambil asuransi pertanian bahwa petani yang setuju terhadap asuransi pertanian didominasi pada usia 53-72 tahun dengan presentase 45% dan 13,75% yang tidak setuju terhadap asuransi pertanian. Tingkat pendidikan didominasi tamatan SD yaitu 30% setuju terhadap asuransi dan 11,25% tidak setuju terhadap asuransi pertanian. Pada luas lahan ii <1 Ha terdapat 66,25% yang setuju terhadap asuransi dan 25% tidak setuju terhadap asuransi. Pengalaman bertani didominasi oleh petani yang berpengalaman 19-37 tahun yaitu 32,5% yang setuju terhadap asuransi dan 11,25% yang tidak setuju terhadap asuransi pertanian. Pada pendapatan didominasi oleh petani dengan pendapatan < Rp. 23 Jt sebanyak 31,25% yang merupakan setuju terhadap asuransi dan 16,25% yang tidak setuju terhadap asuransi pertanian. Presentase tertinggi dari lima variabel tersebut adalah luas lahan sebesar 66,25%; 2) Hasil analisis dari sebelas faktor yang diuji, tiga faktor berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan petani yaitu intensitas pertemuan kelompok tani, serangan hama penyakit dan pengaruh cuaca. Sedangkan delapan faktor yang tidak signifikan yaitu usia, tingkat pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani, jumlah anggota keluarga, keaktifan organisasi, perubahan produksi dan pendapatan.
English Abstract
The agricultural sector having an important role as food providers a country. Agriculture, especially rice, is one of the important sectors for Indonesia. According to data from BPS (2016), rice in East Java in 2015 amounted to 13,15 million tons while in 2014 are 12,40 million tons, the production increased 757,92 thousand tons (6.11% ). One of the largest rice production in east java kabupaten poor located in kecamatan kepanjen of some 30,926 tons of dried grain ground (BPS of Malang Regency, 2016). Kepanjen Subdistrict in farming activities experience problems such as climate change, pests and diseases of plants, so it needs protection for farmers who experience harvest failure due to these constraints. The government introduced agricultural insurance to protect and assist farmers from crop failures due to climate change and plant pest organism attacks. Agricultural insurance is one of the alternative risk management instruments worth considering. Agricultural insurance was aimed at providing protection to farmers from crop failure a result of natural disasters, a bully of organisms, the impact of climate change and or other types of risk to increase the farmers income. The purpose of this research is 1) To identify socio-economic characteristics farmers of respondents to agricultural insurance in Mangunrejo Village, Kepanjen Subdistrict, Malang District and 2) To analyze the influence of socioeconomic and institutional factors in perceptions of rice farmers on agricultural insurance in Mangunrejo Village, Kepanjen Subdistrict, Malang District. The analysis used to identify the socio-economic characteristics of farmers on agricultural insurance using descriptive analysis, while to analyze the influence of socio-economic factors and institutions in the perception of rice farmers against agricultural insurance using logistic regression analysis. The results obtained from this study are 1) socio-economic characteristics of farmers respondents based on the decision to take agricultural insurance that farmers who agree to agricultural insurance are dominated at the age of 53-72 years with a percentage of 45% and 13,75% disagree to agricultural insurance. The education level is dominated by elementary school graduates is 30% agree on insurance and 11,25% disagree on agricultural insurance. On a land area of <1 Ha there are 66,25% who agree on insurance and 25% disagree on insurance. Farming experience is dominated by experienced farmers 19-37 years is 32,50%% who agree to insurance and 11,25% disagree to agricultural insurance. In income is dominated by farmers with income < Rp. 23 Jt as much as iv 31,25% which is agreed to the insurance and 16,25% disagree to agricultural insurance. Highest percentage of five variable was land area of 66,25 %; 2) The analysis of eleven factors that tested , three factors influential significantly of the decision intensity meeting farmer namely the farmers, pest attacks disease and the influence of the weather. While the eight factors that insignificant the age, levels of education, their land, experience farming, the number of family members, liveliness organization, change production and income.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/730/051710961 |
Uncontrolled Keywords: | Ketersediaan Pangan, Petani, Perubahan Iklim, Hama dan Penyakit Tanaman |
Subjects: | 300 Social sciences > 368 Insurance > 368.1 Insurance againts damage to and loss of property > 368.12 Allied fire insurance lines and extended coverage endorsement > 368.121 Crop insurance |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 16 Nov 2017 06:35 |
Last Modified: | 08 Oct 2020 05:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5646 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |