Pengembangan Model Sebaran Spasial Kadar Air Tanah dan Potensi Kekeringan pada Lahan Pertanian di Kabupaten Bojonegoro

Bhaskoro, Wisnu Agung (2017) Pengembangan Model Sebaran Spasial Kadar Air Tanah dan Potensi Kekeringan pada Lahan Pertanian di Kabupaten Bojonegoro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Curah hujan adalah salah satu sumber utama air tanah yang turun di daratan yang besarnya tergantung pada musimnya. Namun, suatu anomali musim dapat terjadi akibat suatu fenomena yang disebut El Nifio Southern Oscilliation (ENSO) yang menyebabkan semakin panjangnya durasi musim kemarau dalam satu siklus musim. Pemanasan global yang terus terjadi mengakibatkan suatu fenomena El Nino yang sering disebut sebagai El Nino Southern Oscilliation (ENSO) lebih sering terjadi dan belakangan ini diduga menjadi penyebab utama bencana kekeringan di Indonesia. Penelitian ini bermaksud untuk menyusun suatu model untuk menduga potensi sebaran kekeringan di Kabupaten Bojonegoro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan sebaran kadar air tanah yang diduga dengan melakukan analisis regresi antara kadar air tanah dengan nilai digital number pada citra NMDI, NDWI, NDVI dan NDSI. Model dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan data kadar air tanah yang sebelumnya telah digunakan untuk menyusun model sebaran kadar air tanah oleh Fitriasari dengan pendekatan yang berbeda. Model terpilih kemudian divalidasi dengan data kadar air tanah hasil pengukuran lapang untuk mengetahui kelayakan model terpilih untuk diaplikasikan di Kabupaten Bojonegoro. Pendugaan sebaran keadaan air tersedia dilakukan berdasarkan hasil komparasi antara data nilai sebaran kadar air tanah dan nilai kadar air pada pF 4,2 dan 2,5. Hasil analisis ini menghasilkan 3 kelas tingkat keadaan air tersedia yakni basah (> pF 2,5) , lembab (< pF 2,5 dan > pF 4,2) dan kering (< pF 4,2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran kadar air tanah pada lahan sawah Kabupaten Bojonegoro dapat diduga dengan pendekatan pengindraan jauh dan sistem informasi geografis menggunakan Citra Landsat 8 OLI/TIRS dengan persamaan y = 0,5438(IKAT) — 13,287 dimana IKAT = Indeks kadar air tanah dengan nilai R2 sebesar 0,51. Berdasarkan hasil analisis sebaran potensi kekeringan yang telah dilakukan, daerah dengan kelas kadar air kering dengan potensi kekeringan tinggi sangat mendominasi di seluruh lahan sawah di Kabupaten Bojonegoro, tersebar dengan luas 64.026,08 Ha atau seluas 89,38 % dari luas total seluruh lahan sawah di Kabupaten Bojonegoro. Daerah dengan kelas kadar air lembab tersebar dengan luas 7.603,88 Ha, hanya 10.62 % dari total seluruh lahan sawah di Kabupaten Bojonegoro. Kelas kadar air kering tidak ditemukan karena tidak ada kadar air pada model yang nilainya lebih dari kadar air pF 2,5 pada masing-masing unit lahan yang ada.

English Abstract

Rainfall is one of the main sources of soil water content that descends on the land which the volume depending on the season. However, an anomaly might be occur due to a phenomenon called El Nino Southern Oscilliation (ENSO) that cause longer duration of the drought in one cycle of season. Global warming continues to result in an El Nino phenomenon commonly referred as El NiFto Southern Oscilliation (ENSO) occur more frequently and more recently that thought to be the main causes of the drought disaster in Indonesia. This research intends to make a model to estimate the drought potency distribution in Bojonegoro District. The methods used in this study using soil moisture distribution approach which alleged by doing regression analysis between soil moisture value and digital number of NMDI, NDVI and NDWI, NDSI. The model in this study was compiled using soil moisture data that has previously been used to compile the distribution model of soil moisture that has been compiled by Fitriasari with a different approachment. Then, the selected model validated with the soil moisture measurement results to identify the accuration level of the selected model to be applied in Bojonegoro. Soil moisture class weighting is done based on the results of the comparisons between the soil moisture distribution value and soil moisture value of pF 4.2 and 2.5. The results of this analysis produce 3 levels of soil moisture availability i.e. wet (> pF 2.5), moist (< pF 2.5 and > pF 4.2) and dry (pF < 4.2). The results showed that soil moisture in paddy field of Bojonegoro Regency can be assumed by remote sensing and geographic information system using Landsat 8 OLI / TIRS with equation y = 0,5438 (IKAT) - 13,287 where IKAT = Indeks Kadar Air Tanah with R2 = 0,51. Based on the analysis of distribution of drought potency that has been done, the area with dry class of soil moisture with high drought potential dominates in all of paddy fields in Bojonegoro District, spread over an area of 64,026.08 Ha or 89.38% of the total area of paddy fields in Bojonegoro District. Areas with moist class of soil moisture are spread with an area of 7,603.88 Ha, only 10,62% of the total area of paddy fields in Bojonegoro District. Wet class of moisture content is not found because there is no soil moisture in the model which value is more than the soil moisture of pF 2.5 in each of the land units.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/715/051710931
Uncontrolled Keywords: Air Tanah, Kekeringan, Curah Hujan, Musim Kemarau, Lahan
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies > 630.2 Miscellany and scientific principles > 630.251 5 Agricultural meteorology
Divisions: Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: Yusuf Dwi N.
Date Deposited: 16 Nov 2017 03:30
Last Modified: 07 Mar 2023 09:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/5620
[thumbnail of Wisnu Agung.pdf] Text
Wisnu Agung.pdf

Download (64MB)

Actions (login required)

View Item View Item