Puspitasari, Andy Tiara (2017) Analisis Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Jamu Pada PT. Gujati 59 Utama, Sukoharjo, Jawa Tengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sejak jaman dahulu, nenek moyang kita telah mengkonsumsi jamu guna menjaga kesehatan, kecantikan dan mengobati penyakit. Jamu sebagai obat tradisional berbahan alami merupakan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang menyentuh aspek ekonomi dan sosial masyarakat dan dipercaya bermanfaat untuk kesehatan. Peningkatan permintaan terhadap obat alami atau jamu berkaitan dengan perubahan pola hidup masyarakat Indonesia secara perlahan mulai kembali ke alam atau back to nature. Ketersediaan bahan baku untuk pembuatan jamu tradisional di Indonesia cukup melimpah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam ketersediaan bahan baku pembuatan jamu, setiap industri jamu tidak tergantung terhadap impor. Perkembangan industri jamu di Indonesia telah ada sejak lama dan tetap tumbuh hingga saat ini. Provinsi Jawa Tengah sebagai pusat industri jamu terbesar di Indonesia. Salah satu kabupaten yang memiliki persebaran industri jamu terbanyak yaitu Kabupaten Sukoharjo. PT. Gujati 59 Utama merupakan salah satu industri jamu yang yang berlokasi di Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Permasalahan yang sering dihadapi oleh perusahaan yaitu dalam perencanaan kebutuhan bahan baku jamu hanya berdasarkan pada jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk setiap proses produksi, sehingga kurang memperhatikan resiko ketidakpastian pasokan bahan baku jamu di tingkat pemasok yang cenderung berfluktuasi. Selain itu, pemenuhan kebutuhan bahan baku jamu untuk kegiatan produksi seringkali mengalami kekurangan persediaan (stock out) bahan baku. Pada penelitian ini bahan baku jamu yang akan dioptimalkan adalah bahan baku yang mengalami stock out yaitu bangle, dan bahan baku yang paling banyak digunakan sepanjang tahun yaitu jahe semi. Tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis perencanaan kebutuhan bahan baku jamu yang diterapkan oleh PT. Gujati 59 Utama dan 2) menganalisis besarnya jumlah pembelian bahan baku jamu secara ekonomis pada PT. Gujati 59 Utama. Penelitian dilaksanakan di PT. Gujati 59 Utama yang beralamat di Jl. Raya Solo, Wonogiri No.59 (Km 26.5) Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Lokasi dipilih karena PT. Gujati 59 Utama merupakan salah satu industri jamu yang produknya telah lama beredar di Indoneisa, bermutu tinggi, teregistrasi BPOM, aman dan berkhasiat untuk solusi kesehatan keluarga. Penentuan responden ditentukan secara non probability sampling menggunakan metode purposive typical case sampling. Sehingga, ditetapkan teknik pengambilan responden dengan memilih informan kunci (key informan). Informan kunci pada penelitian ini yaitu satu orang Kepala Divisi, satu orang Divisi Planning Production viii and Inventory Control (PPIC), serta satu orang Kepala Divisi Gudang untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana pengendalian persediaan bahan baku dalam gudang yang diterapkan oleh perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Box Jenkins dan Simple Exponential Smoothing (SES) untuk memperkirakan kebutuhan bahan baku jahe semi dan bangle periode satu tahun kedepan dan Economic Order Quantity (EOQ) untuk menganalisis tingkat pemesanan bahan baku yang ekonomis, safety stock, lead time, reorder point, serta persediaan maksimal dan minimal yang berdampak pada biaya persediaan. Hasil penelitian mengenai analisis perencanaan menggunakan metode Box Jenkins dan SES dipilih Holt-Winters Additive Seasional sebagai metode terbaik, dilihat dari nilai MAD, RMSE, MSE dan SSR terkecil. Pada metode tersebut pada data jahe semi diperoleh nilai MAD sebesar 114,2327, nilai RMSE sebesar 143,6519, nilai MSE sebesar 20635,8684 dan nilai SSR sebesar 1073066. Sedangkan pada bahan baku bangle, diperoleh nilai MAD sebesar 32,1459, nilai RMSE sebesar 41,9485, nilai MSE sebesar 1759,68 dan nilai SSR sebesar 91503,37. Nilai error terendah menunjukkan bahwa hasil peralaman tersebut mendekati kenyataan. Kemudian diperoleh besarnya kebutuhan bahan baku untuk periode satu tahun kedepan (02 Januari 2017 – 31 Desember 2017) mengalami penurunan untuk jahe semi dari 12.431 kg menjadi 11.929,54 kg, sedangkan untuk bangle mengalami peningkatan dari 2.550 kg menjadi 2.832,87 kg. Hasil peramalan ini kemudian digunakan dalam menentukan tingkat pemesanan bahan baku yang ekonomis di periode mendatang. Berdasarkan hasil penelitian mengenai persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ menghasilkan frekuensi pemesanan jahe semi sebanyak dua kali per minggu dengan waktu tunggu 0,11 minggu dan bangle sebanyak satu kali perminggu dengan waktu tunggu 0,27 minggu. Jumlah pemesanan ekonomis yang sebaiknya dilakukan oleh persahaan yaitu 110,81 Kg untuk jahe semi dan 63,2 Kg untuk bangle, sehingga dapat menghemat biaya persediaan. Pada jahe semi, perusahaan dapat menghemat biaya persediaan hingga Rp 12.630.456 atau 92,45% dan Rp 5.356.825 atau 93,12% untuk penghematan pada bahan baku bangle. Persediaan pengaman yang dihasilkan untuk jahe semi sebesar 79,99 Kg dan bangle sebesar 33,14 Kg. Pembelian bahan baku optimal akan berkelanjutan jika perusahaan melakukan pembelian saat persediaan jahe semi berada di tingkat 83,69 Kg dan bangle pada tingkat 35,24 Kg. Persediaan maksimal pada jahe semi yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan yaitu 190 Kg dan bangle yaitu 96,34 Kg. Persediaan minimal yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan yaitu 5,11 Kg untuk jahe semi dan 2,91 Kg untuk bangle.
English Abstract
Jamu has consumed by Indonesian as traditional medicine for a long while to keep their healthy and to treat the diseases. Jamu as the culture heritage which hand down in every generation has cover up economic and social aspect in society. Increasing demand for jamu related to lifestyle changing in Indonesia, which back to nature. The availability of raw materials for the manufacture of jamu in Indonesia is quite abundant. It shows that in the availability of raw materials for jamu, each jamu industry is not dependent on imports. The development of jamu industry in Indonesia has existed for a long time and still growing up to this day. Central Java as the biggest center of jamu industry in Indonesia. One of regency in Central Java which has the highest distribution of jamu industry is Sukoharjo. PT. Gujati 59 Utama is one of the jamu industry which located in Sukoharjo, Central Java. The problem often faced by PT. Gujati 59 Utama is their raw material requirement planning is only based on the amount of raw materials needed for each production process, they give less attention to the risk of jamu raw material at the supplier level which tends to fluctuate. Beside that, PT. Gujati 59 Utama often faced the stock out condition in their fulfillment of jamu raw materials for production process. In this research the raw material of jamu that will be optimized is raw material that stock out that is bangle, and the most widely used raw material throughout the year is semi ginger. The purposes of this research are 1) to analyze the requirement planning of jamu raw materials applied by PT. Gujati 59 Utama and 2) analyze the amount of jamu purchases economically in PT. Gujati 59 Utama. The research was conducted in PT. Gujati 59 Utama address at Jl. Raya Solo, Wonogiri No.59 (Km 26.5) Gupit Village, Nguter District, Sukoharjo Regency, Central Java. Location selected because PT. Gujati 59 Utama is one of the jamu industry whose products have long been circulated in Indonesia, high quality, registered BPOM, safe and efficacious for family health solutions. The determination of respondents was determined by non probability sampling using purposive typical case sampling method. The determination of respondent technique by selecting the key informant (key informant). Key informants in this research are one Division Head, one Division Planning Production and Inventory Control (PPIC), and one Head of Warehouse Division to obtain information on how to control raw material inventory in the warehouse applied by the company. The analytical method used in this study are Box Jenkins and Simple Exponential Smoothing (SES) to estimate semi ginger raw material needs for period one year ahead and Economic Order Quantity (EOQ) to analyze the level of ordering of raw materials economical, safety stock, lead time, reorder Point, as well as the maximum and minimum inventory that impact on inventory costs. x The results of research on planning analysis using Box Jenkins and SES method selected Holt-Winters Additive Seasional as the best method, seen from the smallest MAD, RMSE, MSE and SSR. In the method in the semi ginger data obtained MAD value of 114.2327, RMSE value of 143.6519, MSE value of 20635.8684 and SSR value of 1073066. While the raw material bangle, obtained MAD value of 32.1459, the value of RMSE Amounted to 41.9485, MSE value of 1759.68 and SSR value of 91503.37. The lowest error value indicates that the forecasting close to reality. It then obtained the amount of raw material needed for the period of one year ahead (02 January 2017 - 31 December 2017) has decreased for semi ginger from 12.431 kg to 11,929.54 kg, while for bangle has increased from 2,550 kg to 2,832,87 kg. This forecasting result then used in determining the level of econimcally ordering of raw materials that in the following period. Based on the results of research on raw material inventory using EOQ method produces semi ordering frequency of ginger twice per week with lead time of 0.11 weeks and bangle as much as once per week with lead time of 0.27 weeks. The number of economically order that should be done by a company that is 110.81 kg for semi ginger and 63.2 kg for bangle, so it can save inventory cost. In semi ginger, the company can save inventory cost up to Rp 12,630,456 or 92,45% and Rp 5,356,825 or 93,12% for savings on bangle raw material. The safety stock produced for semi ginger is 79.99 kg and bangle is 33.14 kg. Optimal raw material purchases will be sustainable if the company makes a purchase when the semi ginger stock is at 83.69 Kg and bangle level of 35.24 Kg. Maximum supply in semi ginger which should be applied by the company that is 190 Kg and bangle is 96,34 Kg. The minimum inventory that should be owned by the company is 5.11 kg for semi ginger and 2.91 kg for bangle.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/333/051706856 |
Uncontrolled Keywords: | Jamu, Bahan Baku, Perencanaan, Pengendalian |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.7 Management of materials |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
Depositing User: | Yusuf Dwi N. |
Date Deposited: | 01 Nov 2017 07:03 |
Last Modified: | 05 Oct 2020 11:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/4687 |
Actions (login required)
View Item |