Oktavia,, Sarah Wendi (2017) Perlawanan Masyarakat Bali Terhadap Proyek Pembangunan Pariwisata. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sektor pariwisata merupakan sumber pendapatan terbesar dan merupakan nafas bagi Bali. Perkembangan pariwisata terus dilakukan demi menunjang berkembangnya sektor pariwisata di Bali. Namun seiring dengan pembangunan pariwisata tersebut, ternyata hal itu merupakan sebuah ancaman besar bagi Bali. Proyek pembangunan pariwisata yang muncul dianggap tidak sesuai dengan konsep hidup masyarakat Bali. Sebuah proyek reklamasi yang akan dilakukan di Teluk Benoa dicanangkan oleh Gubernur Bali dengan PT. TWBI. Proye yang kemudian mendapatkan berbagai respon dari masyarakat Bali. Masyarakat Bali merasa semakin lama semakin terancam akan keberadaan dan kebudayaan mereka, menolak adanya proyek tersebut. Disinilah kemudian gerakan sosial perlawanan masyarakat hadir merespon kebijakan tersebut. Perlawanan masyarakat dari berbagai komunitas dan individu-individu yang bergabung dalam konsep gerakan sosial. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa faktor utama dalam perlawanan masyarakat yang dilakukan terhadap proyek reklamasi Teluk Benoa adalah konsep Tri Hita Karana. Hubungan antara Tuhan, manusia, alam merupakan sebuah konsep hidup bagi masyarakat Bali. Gerakan perlawanan masyarakat memiliki strategi dan aksi yang tidak biasa. Dilihat dari aksi demonstrasi, agitasi seni, gerakan intelektual, dan gerakan lingkungan yang dilakukan oleh gerakan ini merupakan aksi yang tidak biasa. Gerakan ini pun bersifat konsisten dan semakin lama semakin menguat untuk tetap melawan kebijakan pembangunan pariwisata dan dengan tujuan utama yaitu membatalkan Perpres No.51 Tahun 2014.
English Abstract
The tourism sector is the largest source of income and is a breath for Bali. Tourism development continues to be done in order to support the development of tourism sector in Bali. But along with the development of tourism, it turns out it is a major threat to Bali. An emerging tourism development project is considered incompatible with the Balinese concept of life. A reclamation project to be undertaken in Benoa Bay is proclaimed by the Governor of Bali with PT. TWBI. Proye which then get various responses from the people of Bali. The Balinese feel increasingly threatened by their existence and culture, rejecting the existence of the project. This is where the social movements of the people's resistance come to respond to the policy. Community resistance from various communities and individuals who join the concept of social movements. The results obtained in this study indicate that the main factor in the community resistance against the Benoa Bay reclamation project is the concept of Tri Hita Karana. The relationship between God, man, nature is a living concept for the people of Bali. The community resistance movement has unusual strategies and actions. Judging from demonstrations, art agitation, intellectual movements and environmental movements by the movement are unusual actions. This movement is also consistent and increasingly stronger to remain against the policy of tourism development and with the main objective is to cancel Presidential Regulation No.51 of 2014.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIS/2017/445/051705131 |
Subjects: | 300 Social sciences > 361 Social problems and services > 361.9 History, geographic treatment, biography |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 20 Jul 2017 06:47 |
Last Modified: | 24 Nov 2020 11:20 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/435 |
Text
SARAH WENDI OKTAVIA.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |