Pengaruh Sistem Tanam dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas IR64.

Safitri, Devi Anggraini (2017) Pengaruh Sistem Tanam dan Jumlah Bibit Per Lubang Tanam pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas IR64. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman pangan yang menghasilkan beras dan merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia, maka permintaan komoditas tanaman pangan padi juga akan semakin banyak pula. Namun demikian, salah satu tantangan terberat dalam budidaya padi adalah adanya kecenderungan dalam menurunnya produktivitas lahan pertanian yang banyak dialihfungsikan menjadi lahan non pertanian. Selain itu, teknik budidaya yang kurang optimal dilakukan oleh petani menyebabkan tanaman padi tidak dapat memperlihatkan kemampuan potensialnya secara optimal sesuai dengan kemampuan genetiknya. Peningkatan efisiensi pertanaman dilakukan melalui pengaturan sistem tanam dan jumlah bibit per lubang tanam, serta penggunaan varietas unggul padi, selain efektif dalam pertumbuhan tanaman juga efisien dalam menghasilkan produktivitas yang optimal. Selama ini, biasanya para petani menggunakan sistem tanam persegi dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Sistem tanam persegi ini banyak digunakan oleh petani karena selain dapat menghasilkan populasi tanaman yang banyak dalam suatu lahan juga sangat praktis dilakukan pada saat kegiatan penanaman. Namun demikian, saat ini dikembangkan sistem penanaman baru yaitu jajar legowo. Selain itu terdapat juga permasalahan lain dalam penggunaan jumlah bibit per lubang tanam. Penanaman jumlah bibit 1-3 batang per lubang tanam dimaksudkan untuk menghemat penggunaan benih dan menghindari pengaruh kompetisi agar dapat meningkatkan potensi perkembangan anakan. Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat diperoleh informasi yang berguna mengenai pengaturan sistem tanam dan jumlah bibit per lubang tanam sehingga produksi padi dapat ditingkatkan. Penelitian dilaksanakan di Desa Lowayu, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pada penelitian ini, petak utama adalah sistem tanam yang terdiri atas 3 macam, yaitu sistem tanam tegel 20 cm x 20 cm (J1), sistem tanam jajar legowo tipe 2:1 20 cm x 10 cm x 40 cm (J2) dan jajar legowo tipe 2:1 20 cm x 15 cm x 35 cm (J3). Sedangkan anak petaknya adalah jumlah bibit per lubang tanam yang terdiri dari 3 macam, yaitu 1 bibit per lubang tanam (B1), 2 bibit per lubang tanam (B2), 3 bibit per lubang tanam (B3). Dari kedua faktor tersebut didapatkan 9 kombinasi perlakuan. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 kombinasi perlakuan. Alat yang digunakan terdiri dari tali tampar, balok kayu, meteran, traktor, garu, sabit, pompa diesel, selang, kantong kertas, oven, timbangan analitik, LAM (Leaf Area Meter), Quantum meter, penggaris, alat tulis dan kamera. Bahan yang dibutuhkan yaitu benih padi varietas IR64, pupuk N (urea = 46% N), pupuk K (KCl = 60% K2O), pupuk P (SP36 = 36% P2O5) dan pestisida. Pengamatan meliputi komponen pertumbuhan yaitu jumlah daun per rumpun, luas daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, dan berat kering total tanaman. Pada komponen hasil antara lain jumlah anakan produktif per rumpun, jumlah malai per rumpun, bobot malai per rumpun dan bobot gabah per rumpun. Pada pengamatan panen antara lain berat kering total tanaman, jumlah anakan produktif per rumpun, jumlah malai per rumpun, bobot malai per rumpun, bobot gabah per rumpun, bobot 1000 butir, hasil panen per petak dan hasil panen per hektar. Pengamatan analisis pertumbuhan tanaman antara lain laju pertumbuhan relatif (LPR) dan indeks panen. Sedangkan, pengamatan lingkungan mikro tanaman yaitu pengamatan intensitas sinar matahari. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam atau uji F pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan apabila terdapat pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya interaksi nyata antara perlakuan sistem tanam dengan jumlah bibit per lubang tanam pada parameter pengamatan yang diamati yaitu laju pertumbuhan relatif tanaman umur 20-40 hst, umumnya laju pertumbuhan relatif tanaman paling tinggi didapatkan pada perlakuan 1 bibit per lubang tanam dengan sistem tanam J3 (20 cm x 15 cm x 35 cm). Sedangkan untuk pengaruh nyata terjadi pada parameter jumlah daun per rumpun, luas daun per rumpun, jumlah anakan per rumpun, bobot kering total tanaman, jumlah anakan produktif per rumpun, bobot malai per rumpun, bobot gabah per rumpun, bobot 1000 butir, hasil panen per petak, dan laju pertumbuhan relatif. Pada perhitungan analisis usahatani per hektar menunjukkan bahwa R/C rasio tertinggi didapatkan pada perlakuan sistem tanam J1 (20 cm x 20 cm) dan penggunaan 1 bibit per lubang tanam yaitu sebesar 2,93.

English Abstract

Rice (Oryza sativa L.) is a crop that are produce rice and main food for the majority of the Indonesian population. Along with the increasing of population growth in Indonesia, then the demand for rice crops will be more. However, one of the tough challenge in rice cultivation is the inclination in declining agricultural land productivity which many converted into non-agricultural land. In addition, less than optimal cultivation techniques by farmers cause the rice plant can not show its potential ability to optimally according the genetic capability. Increase cultivation efficiency by regulation the cropping system and seeds number in the planting hole, and using superior rice varieties, besides effective in plant growth is also efficient in produce optimal productivity. During this time, farmers usually use square cropping system with spacing 20 cm x 20 cm. Square cropping system is many used by farmers because in addition it can produce alot of plant population in a land, also very impractical when planting activities. Nevertheless, a current developed a new cropping system that is Jajar Legowo. In addition, there are also other problems in the use of the seeds number in the planting hole. Cultivation with 1-3 seed number in the planting hole intended to save the use of seeds and avoid the influence of competition to increase the potential of the tillers. Expected by doing this research can be obtained useful information about regulating the cropping system and seeds number in the planting hole so that rice production can be increased. Research conducted in Lowayu Villages, Dukun Districts, Gresik Districts, East Java in July until October 2016. The methods used in this research that split plot design (RPT). In this research, the main plot is cropping system which consists of 3 kinds: tegel cropping system with spacing 20 cm x 20 cm (J1), jajar legowo type 2:1 cropping system with spacing 20 cm x 10 cm x 40 cm ( J2 ) and jajar legowo type 2:1 cropping system with spacing 20 cm x 15 cm x 35 cm (J3). While the subplot is seeds number in the planting hole consisting of 3 kind: 1 seed/planting hole (B1), 2 seeds/planting hole (B2), 3 seeds/planting hole (B3). Of these two factors been gained 9 combination treatment. Any treatment combination repeated as many as 3 times so that there are 27 treatment combination. Tool used consisting of a rope slap, beams of wood, the meter, tractor, harrow, crescent, diesel pump, hose, paper bag, oven, scales analytic, LAM (Leaf Area Meters), Quantum meters, ruler, stationery and cameras. Material needed is rice seeds IR64 varieties, N fertilizer (urea = 46% N), K fertilizer (KCl = 60% K2O), P fertilizer (SP36 = 36% P2O5) and pesticide. The observation includes component of growth that are number of leaves/clump, leave areas/clump, number of tillers/clump and total dry weight of plants. In components results among other are number of productive tillers/clump, number of panicles/clump, weights of panicles/clump and weights of seeds/clump. On harvest observation among other are total dry weight of plants, number of productive tillers/clump, number of panicles/clump, weights of panicles/clump, weights of seeds/clump, weight of 1000 seeds, yields/plot and yields/hectare. Analysis plant growth observation among other are relative growth (RGR) and harvest index. While, microenvironment plant observation is the intensity of sun. Data obtained from the results of observations analyzed use variance or F test level in 5% to determine whether there is a significant effect of treatment if there significant then continued with HSD (Honestly Significant Difference) at the level 5%. The result showed that there is significant interaction between cropping system and seeds number in the planting hole happens to relative growth rate observation at 20-40 dap, generally the highest relative growth rate of plant obtained in 1 seed per planting hole with jajar legowo cropping system J3 (20 cm x 15 cm x 35 cm). While significant effect happens to number of leaves per clump, leaves area per clump, number of tillers per clump, total dry weight of plants, number of productive tillers per clump, weight of panicles per clump, weight of 1000 seeds, yield per plot, and relative growth rate. In calculation of farming analysis per hectare shows that the highest R/C ratio obtained in cropping system treatment of J1 (20 cm x 20 cm) and using 1 seed per planting hole is 2,93.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/233/0517041151
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.1 Cereals > 633.18 Rice
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 18 Jul 2017 04:21
Last Modified: 20 May 2022 01:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/322
[thumbnail of Devi Anggraini Safitri.pdf] Text
Devi Anggraini Safitri.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item