Analisis Biaya Sumberdaya Domestik Ternak Sapi Bali: Studi Kasus Di Das Moyo Kabupaten Sumbawa, N T B

Yani, Ahmad (2017) Analisis Biaya Sumberdaya Domestik Ternak Sapi Bali: Studi Kasus Di Das Moyo Kabupaten Sumbawa, N T B. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Realisasi impor daging; bakalan dan sapi potong tahun 2012-2014 adalah masing-masing tahun 2012, daging 41.027 ton dan bakalan 297.462 ekor; tahun 2013, daging sapi 55.840 ton; sapi bakalan 312.628 ekor dan sapi potong 94.949 ekor; tahun 2014, sapi bibit 3.794 ekor; sapi potong dan bakalan 693.756 ekor serta daging 85.284 ton, karena kebutuhan daging nasional baru 90% dapat dipenuhi produksi dalam negeri (Cahyono, 2014). Yusdja dan Ilham (2004); Yuzaria dan Suryadi (2011), menyatakan bahwa hanya dengan memanfaatkan keunggulan komparatif dan peningkatan daya saing, Indonesia dapat mempunyai peluang untuk menjadi sumber sapi potong dunia, paling tidak untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Tujuan penelitian adalah: Menganalisis biaya sumberdaya domestik ternak sapi Bali menurut tipologi usaha di DAS Moyo di kabupaten Sumbawa, NTB dan Menganalisis efisiensi usaha ternak sapi Bali menurut tipologi usaha di DAS Moyo kabupaten Sumbawa, NTB. Metode pengambilan data menggunakan metode survai dan studi kasus. Penentuan daerah contoh penelitian di lakukan dengan metode Multystage sampling method (metode penentuan sampel secara berjenjang). Sampel contoh penelitian menggunakan Ramdom sampling, yaitu pada 59 titik Lar (padang pengembalaan bersama) dan 5 kawasan peternakan di kabupaten Sumbawa di ambil sebagai daerah contoh penelitian sebanyak 5 (lima) lokasi sesuai dengan karakteristik DAS yaitu : (1) bagian hulu di Lar sedado, Sering dan Uma Ramung desa Lenangguar kecamatan Lenangguar (2) bagian tengah di kawasan peternakan Badi desa Lopok kecamatan Lopok dan kawasan peternakan Olat Monte desa Pernek kecamatan Moyo Hulu (3) bagian hilir di kawasan peternakan Limung desa Pungkit kecamatan Moyo Utara. Penentuan responden peternak sapi bali di lakukan dengan teknik Stratified Random Sampling yaitu berdasarkan tipologi usaha. Analisa data menggunakan 2 (dua) model pendekatan yaitu: (1) Analisis Sumberdaya Domestik dan (2) Analisis Kebijakan (PAM). Nilai DRCR daerah DAS Moyo masing-masing daerah adalah: daerah hulu 0,47; daerah tengah 0,48 dan daerah hilir 0,31. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jika daging sapi diproduksi di dalam negeri akan dapat menghemat devisa negara 57-67 persen dari biaya impor yang harus dikeluarkan. Nilai PCR peternak sapi Bali daerah DAS Moyo terkecil adalah daerah hilir 0,33 kemudian daerah tengah 0,47 dan daerah hulu 0,54. Nilai PCR mengambarkan bahwa daerah DAS Moyo untuk mendapatkan nilai tambah Rp. 100 diperlukan Rp. 33 pada daerah hilir; Rp. 47 daerah tengah dan Rp. 54 daerah hulu.

English Abstract

Realization of meat imports; Breeder and beef cattle in 2012-2014 is 41,027 ton meat and breeder 297,462 tails (2012); 55,840 ton meat and 312,628 tails and beef cattle 94,949 tails (2013); and 85.284 ton meat, breeder 3,794 tails and beef cattle also breeder 693,756 eails, because the new national meat needs 90% can be fulfilled domestic production (Cahyono, 2014). Yusdja and Ilham (2004); Yuzaria and Suryadi (2011), stated that only by utilizing comparative advantage and enhancing competitiveness, Indonesia can have the opportunity to be the source of the world's beef cattle, at least to meet domestic demand. The objectives of the research are: To analyze the cost of domestic resources of Bali cattle according to business typology in Moyo watershed in Sumbawa regency, NTB and to analyze the efficiency of Bali cattle business according to business typology in Moyo watershed Sumbawa regency, NTB. Methods of data collection using survey and case study methods. Determination of sample area of research is done by Multystage sampling method (the method of determining the sample in stages). Samples of research sample using Ramdom sampling, ie at 59 points of Lar (joint pasture) and 5 farming areas in Sumbawa regency are taken as sample research area of 5 (five) locations according to the characteristics of DAS: (1) upstream in Lar sedado , Often and Uma Ramung of Lenangguar village, Lenangguar subdistrict (2) middle part of Bop area of Lopok village, Lopok sub-district and Olat Monte village, Pernek sub-district of Moyo Hulu (3) downstream of limung village of Pungkit village, North Moyo district. Determination of cow breeder respondents in doing with Stratified Random Sampling technique is based on business typology. Data analysis using 2 (two) model approach that is: (1) Analysis of Domestic Resources and Policy Analysis (PAM). The DRCR values of each Moyo watershed area are: upstream area 0.47; Middle area 0.48 and downstream area 0.31. Based on these data it can be concluded that if the beef produced domestically will be able to save the country's foreign exchange 57-67 percent of import costs to be spent The value of PCR breeder of Balinese cattle in the smallest Moyo watershed area is downstream 0.33 then the middle area is 0.47 and the upstream area is 0.54. The PCR values show that the Moyo watershed area to get an added value of Rp. 100 required Rp. 33 on the downstream area; Rp. 47 central areas and Rp. 54 upstream areas.

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DIS/338.176 2/YAN/a/2017/061705172
Uncontrolled Keywords: CATTLE - COSTS, INDONESIA - SUMBAWA ISLAND
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.17 Products > 338.176 2 Products (Cattle)
Divisions: S2/S3 > Doktor Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 17 Jul 2017 07:40
Last Modified: 13 Dec 2020 16:02
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/298
[thumbnail of Ahmad Yani.pdf] Text
Ahmad Yani.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item