Kadar Plasma Elastase Sebagai Biomarker Survival Pada Pasien Multitrauma

Christina, Natalia Maria (2016) Kadar Plasma Elastase Sebagai Biomarker Survival Pada Pasien Multitrauma. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Trauma masih merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, terutama yang melibatkan 2 atau lebih organ (multitrauma). Banyak penelitian yang telah memberikan informasi mengenai berbagai perubahan imunologi yang terjadi setelah trauma yang dapat menyebabkan sindrom disfungsi organ multiple (MODS) dan kematian. Deteksi awal adanya komplikasi berupa disfungsi organ melalui aplikasi biomarker dapat meningkatkan outcome pada trauma yang parah. Sayangnya penelitian terhadap biomarker trauma, terutama yang berhubungan dengan distress napas, ARDS dan kebutuhan ventilator masih kurang. Penelitian ini merupakan penelitian cohort. Subyek penelitian merupakan pasien multitrauma yang sesuai dengan kriteria. Kadar elastase plasma, ISS, RTS, PS, akan diukur ketika subyek berada di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Selanjutnya, subyek akan diikuti hingga hari ke-7 untuk menentukan status survival Dari 86 subjek penelitian, didapatkan lebih banyak pasien laki laki (68.61%) dibandingkan pasien wanita (31.39%), dimana semua pasien menderita trauma tumpul (100%), dengan sebaran usia <40 tahun sebanyak 46.51%, 40 – 60 tahun 46.51% dan > 60 tahun 6.98%. Sebagian besar multiple trauma yang diteliti melibatkan regio kepala (27.54%), diikuti oleh regio ekstremitas (23.4%), regio thorax (17.36%), abdomen (15.09%), wajah (10.19%) dan kulit (6.42%). Terdapat 25 pasien yang jatuh pada kondisi ARDS pada saat perawatan, di mana hanya 10 pasien yang kemudian diterapi dengan menggunakan ventilator. 8 diantaranya hidup, 2 meninggal. 15 pasien ARDS sisanya, yang tidak menggunakan ventilator, terdapat 13 pasien yang bertahan hidup, dan 2 meninggal Terdapat 61 pasien yang pada perawatan tidak jatuh dalam kondisi ARDS, dimana 1 orang diantaranya dirawat dengan menggunakan ventilator dikarenakan post laparotomi karena internal bleeding. Pada perkembangannya, pasien ini membaik dan bertahan hidup. Dari 60 pasien sisanya yang tidak mengalami ARDS, terdapat 8 orang yang meninggal dan 52 orang yang hidup. Pada beberapa penelitian sebelumnya, telah didapatkan bahwa kadar elastase plasma yang lebih dari 200 ng/ml akan sebanding dengan tingginya angka kejadian ARDS. Hasil penelitian Donnely (1995) dan Egger et al (2004) menyatakan bahwa peningkatan elastase plasma sangat relevan dengan angka kejadian ARDS. Dengan jumlah sampel yang kurang lebih serupa; pada penelitian Donnely (1995) 67 pasien dan Egger et al (2004) 47 sampel hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya. Yang membedakan adalah bahwa penelitian Donnely (1995) didapatkan confounding factor berupa sepsis. Penelitian ini terbukti sesuai dengan beberapa penelitian yang ada, sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan elastase plasma meningkatkan resiko ARDS. Hubungan antara ARDS dan tingkat survival sebelumnya sudah pernah diteliti di berbagai negara. Berlin (2012) mengklasifikasikan ARDS menjadi mild, moderate dan severe, sesuai dengan tabel dibawah ini, dengan tingkat mortalitas yang berbeda beda. Susanto (2012) menyatakan bahwa ARDS mempunyai tingkat mortalitas mencapai 60%. Pranggono (2013) di RS Hasan Sadikin Bandung juga mendapati angka mortalitas pada pasien ARDS sebesar 30-40% tergantung usia dan faktor pemberat lainnya. Hal ini tidak sesuai dengan temuan penelitian kami dimana dari 25 pasien ARDS yang kami teliti, hanya 4 pasien (16%) yang meninggal, dan hanya 4.7% dari keseluruhan sampel. Hal yang menarik juga adalah bahwa pada penelitian ini kami mendapati bahwa dari 86 pasien yang termasuk dalam kriteria inklusi, terdapat 25 pasien (29.07%) yang dalam perkembangannya jatuh dalam kondisi ARDS. Hanya 10 pasien (40%) yang mendapat perawatan dengan ventilator dikarenakan keterbatasan alat yang ada di rumah sakit. Sisanya (60%) mendapat perawatan di ruang high care dengan menggunakan mukolitik, bronkodilator dan chest physiotherapy. Didapatkan 2 orang (20%) meninggal pada perawatan ARDS dengan menggunakan ventilator dan 2 orang (13.3%) meninggal juga pada perawatan ARDS tanpa ventilator. Studi ini merupakan studi yang baru, sehingga referensi yang berhubungan dengan kadar plasma dan elastase dan tingkat survival belum banyak dibahas. Dalam 10 tahun terakhir, sangat sedikit penelitian mengenai elastase plasma pada pasien trauma dengan fokus pada survival, sehingga penelitian ini diharapkan membangkitkan lagi rasa ingin tahu terhadap elastase maupun biomarker trauma lainnya sehingga prognosis dan penatalaksanaan pasien multitrauma dapat lebih ditingkatkan

English Abstract

Trauma is still the leading cause of death worldwide, especially involving 2 or more organs (multitrauma). Many studies have provided information on immunologic changes that occur after trauma that can lead to multiple organ dysfunction syndrome (MODS) and death. Preliminary detection of complications of organ dysfunction through biomarker application can increase outcomes in severe trauma. Unfortunately research on trauma biomarkers, especially those associated with respiratory distress, ARDS and ventilator requirements is lacking. This study is a cohort study. The subjects of the study were multitrauma patients according to the criteria. Elastase plasma, ISS, RTS, PS, will be measured when the subject is in the Emergency Installation Hospital Saiful Anwar Malang. Subsequently, subjects will be followed until day 7 to determine survival status Of the 86 research subjects, more male patients (68.61%) than female patients (31.39%), all patients suffering from blunt trauma (100%), with age <40 years of age 46.51%, 40-60 years 46.51%. And >60 years 6.98%. Most of the multiple traumas studied involve the head region (27.54%), followed by the extremity (23.4%), thorax (17.36%), abdominal (15.09%), face (10.19%) and skin (6.42%). There were 25 patients who fell under ARDS at the time of treatment, in which only 10 patients were then treated with a ventilator. 8 of them live, 2 died. 15 remaining ARDS patients, who did not use ventilators, 13 survived, and 2 died There were 61 patients whose treatment did not fall under ARDS, where 1 of them were treated with ventilators due to laparotomy post because of internal bleeding. In its development, this patient improved and survived. Of the remaining 60 patients without ARDS, 8 people died and 52 were alive. In some previous studies, it was found that plasma elastase levels greater than 200 ng / ml would be proportional to the high incidence of ARDS. The results of Donnely (1995) and Egger et al (2004) studies suggest that plasma elastase elevation is highly relevant to the incidence of ARDS. With more or less similar samples; In Donnely's (1995) 67 patient and Egger et al (2004) study 47 the results of this study were not much different from those of previous studies. What distinguishes is that research Donnely (1995) obtained confounding factor in the form of sepsis. This study proved in accordance with some existing studies, so it can be said that increased plasma elastase increases the risk of ARDS. The relationship between ARDS and previous survival rates has been studied in different countries. Berlin (2012) classifies ARDS into mild, moderate and severe, according to the table below, with different mortality rates. Susanto (2012) states that ARDS has a mortality rate of 60%. Pranggono (2013) in RS Hasan Sadikin Bandung also found the mortality rate in ARDS patients by 30-40% depending on age and other weight factors. This is inconsistent with our research findings in which of 25 ARDS patients we studied, only 4 patients (16%) died, and only 4.7% of the total sample. It is also interesting that in this study we found that of the 86 patients included in the inclusion criteria, there were 25 patients (29.07%) who progressively fell under ARDS conditions. Only 10 patients (40%) were treated with ventilators due to the limited equipment available in the hospital. The rest (60%) received treatment in the high care room using mucolytics, bronchodilators and chest physiotherapy. Two people (20%) died on ARDS treatment with ventilator and 2 people (13.3%) died also on ARDS treatment without ventilator. This study is a new study, so references related to plasma and elastase levels and survival rates have not been widely discussed. In the last 10 years, very little research on plasma elastase in trauma patients has focused on survival, so this study is expected to generate more curiosity towards elastase and other trauma biomarkers so that the prognosis and management of multitrauma patients can be further improved

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/617.1/CHR/k/2016/041707890
Uncontrolled Keywords: ELASTASES, PSYCHIE TRAUMA, SURVIVAL
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Biomedis, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 14 Sep 2017 06:01
Last Modified: 14 Sep 2017 06:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2519
[thumbnail of BAGIAN DEPAN.pdf] Text
BAGIAN DEPAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (510kB)
[thumbnail of BAB 1.pdf] Text
BAB 1.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (259kB)
[thumbnail of BAB 2.pdf] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (675kB)
[thumbnail of BAB 3.pdf] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (122kB)
[thumbnail of BAB 4.pdf] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (98kB)
[thumbnail of BAB 5.pdf] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (137kB)
[thumbnail of BAB 6.pdf] Text
BAB 6.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (86kB)
[thumbnail of BAB 7.pdf] Text
BAB 7.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (56kB)
[thumbnail of 10. DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
10. DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (74kB)

Actions (login required)

View Item View Item