Revitalisasi Batik Gajah Mada Melalui Visualisasi Jaranan Sentherewe Sebagai Motif Batik Khas Tulungagung

Kurliana, Serly (2017) Revitalisasi Batik Gajah Mada Melalui Visualisasi Jaranan Sentherewe Sebagai Motif Batik Khas Tulungagung. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jaranan Sentherewe adalah sebuah kesenian tradisional yang berkembang di Kabupaten Tulungagung, namun pada era sekarang Jaranan Sentherewe mulai ditinggalkan oleh masyarakat karena banyak terpengaruh oleh budaya modern. Selain kesenian tersebut, terdapat sebuah warisan budaya yang lahir dari Kabupaten Tulungagung yaitu Batik Gajah Mada. Tidak hanya Jaranan Sentherewe, Batik Gajah Mada juga mulai dilupakan bahkan mulai tidak dikenali oleh masyarakat Tulungagung, karena pada kenyataannya Batik Gajah Mada lebih dikenal sebagai nama sentra industri batik di Tulungagung bukan sebagai nama batik khas Kabupaten Tulungagung. Usaha menjadikan kesenian Jaranan Sentherewe sebagai motif batik adalah salah satu upaya penulis melakukan advokasi budaya dengan melakukan inovasi dalam pembuatan motif berbasis seni tradisi dan mengombinasikannya dengan Batik Gajah Mada, yang bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan kedua kesenian ini kepada masyarakat luas. Pada upaya penciptaan ini, penulis menjadikan Jaranan berupa media 3 dimensi menjadi batik media 2 dimensi dengan menggunakan teori alih wahana. Hal ini bertujuan agar Jaranan Sentherewe lebih mudah dan lebih fleksibel untuk dijadikan motif batik. Melalui penciptaan ini, lahirlah Batik Surya Panuluh kombinasi antara kesenian Jaranan Sentherewe dengan pewarnaan dan motif Batik Gajah Mada. Nama Surya Panuluh diambil dari sebuah nama keris Patih Gajahmada yang dahulu berjuang manyatukan Nusantara. Semangat dari Patih Gajahmada coba diambil oleh penulis dengan mengambil nama kerisnya, sebab keris merupakan senjata tosan aji yang melambangkan suatu kemenangan atau kekuasaan. Tujuh karya batik yang berukuran 200cm x 105cm memvisualisasikan ragam hias, ornamen bentuk yang terinspirasi dari atribut properti jaranan beserta alur cerita Jaranan Sentherewe. Adapun nama-nama karya yang dilahirkan sebagai berikut, Buntal Sentherewe, Goro-goro Kayu Mati, Lengko Jaran, Jantung Hati Asmoro Dewi, Alas Barong, Gending Jaranan Sekar Jagat dan Jamang Tri Busono. Karya yang dihasilkan menggunakan warna khas Batik Gajah Mada, yang terdiri dari lima warna yaitu coklat (soga), biru tua, biru, hijau dan kuning. Ke-lima warna tersebut dipilih karena memiliki filosofi dan semangat yang diharapkan dapat terbawa oleh Batik Surya Panuluh bagi seseorang yang memakainya.

English Abstract

Jaranan Sentherewe is a traditional art which is developed in Tulungagung regency, but nowadays, Jaranan Sentherewe begins to be abandoned by the society because it is mostly influenced by the modern culture. In addition, there is another cultural heritage which was born in Tulungagung. It is Batik Gajah Mada. Not only Jaranan Sentherewe, but Batik Gajah Mada also begins to be overlooked and unrecognised indeed by Tulungagung people. It is because in fact, Gajah Mada is better known as the name of batik industrial center in Tulungagung not as the name of special batik of Tulungagung regency. An effort to make Jaranan Sentherewe art as a batik motif is one of the writer’s efforts to do cultural advocacy by making the innovation in the motif creation based on special traditional art of Tulungagung regency. In this creation, the writer makes Jaranan 3 dimensional media into 2 dimensional media of batik by using literary transformation theory. It aims to make Jaranan Sentherewe art is easier to be recognised by the society because its characteristic become more flexible. Batik Surya Panuluh was born as the combination between Jaranan Sentherewe arts by coloring and using motif of Batik Gajah Mada. The name of Surya Panuluh was taken from the name of keris or weapon of Patih Gajah Mada which in ancient time he struggled to unite the archipelago. The spirit from Patih Gajah Mada tries to be taken by the writer by using the name of his keris. It is because keris is tosan aji weapon which symbolize a victory or a power. Seven batik works which have measurement of 200cm x 105cm visualize the decorative, ornament shapes inspired by the property attribute of Jaranan along with the storyline of Jaranan Sentherewe. The names of the works are born as follows, Buntal Sentherewe, Goro-goro Kayu Mati, Lengko Jaran, Jantung Hati Asmoro Dewi, Alas Barong, Gending Jaranan Sekar Jagat and Jamang Tri Busono. The works which are produced using the special color of Batik Gajah Mada, which consists of five colors namely brown (soga), dark blue, blue, green and yellow. The five colors are chosen because those colors have a philosophy and spirit that is expected to be carried by Batik Surya Panuluh for someone who wear it.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FBS/2017/619/051707399
Uncontrolled Keywords: Jaranan Sentherewe, Batik Gajah Mada, Kebudayaan, Surya Panuluh
Subjects: 700 The Arts > 746 Textile arts > 746.6 Printing, painting, dyeing > 746.66 Resist-dyeing > 746.662 Batik
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Seni Rupa Murni
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 14 Sep 2017 04:07
Last Modified: 02 Sep 2020 03:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2513
[thumbnail of 1. Bagian Depan.pdf] Text
1. Bagian Depan.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of 2. BAB I.pdf] Text
2. BAB I.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (761kB)
[thumbnail of 3. BAB II.pdf] Text
3. BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[thumbnail of 4. BAB III.pdf] Text
4. BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[thumbnail of 5. BAB IV.pdf] Text
5. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)
[thumbnail of 6. BAB V.pdf] Text
6. BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (512kB)
[thumbnail of 7. Daftar Pustaka.pdf] Text
7. Daftar Pustaka.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (399kB)

Actions (login required)

View Item View Item