Anggaini, Devi Yanti (2017) A Corpus-Based Critical Discourse Analysis Of Basuki Tjahaja Purnama’s Blasphemy Case By International Online News Media. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Analisis wacana kritis adalah suatu pendekatan interdisipliner terhadap studi analisis wacana yang berfokus pada penggunaan bahasa dalam praktik sosial. Studi ini meneliti bagaimana representasi Basuki Tjahaja Purnama dalam pemberitaan kasus dugaan penistaan agama yang dtujukan kepadanya pada media berita online internasional. Dengan menggunakan gabungan antara metode linguistic korpus dan pendekatan ideologi wacana kritis Van Dijk (2000), satu permasalahan yang akan dijawab dalam studi ini adalah bagaimana pilihan kata yang digunakan untuk merepresentasikan Basuki Tjahaja Purnama dalam memberitakan kasus dugaan penistaan agama di media berita internasional online. Studi ini meneliti wacana berita mengenai kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama yang terdapat dalam 19 artikel di media berita internasional online. Studi ini menggunakan metode linguistik korpus dan kerangka teori ideologi analisis wacana Van Dijk (2000). Metode linguistic korpus sendiri berperan sebagai suatu alat yang digunakan untuk menganalisis pilihan kata yang digunakan dalam suatu wacana dengan membahas kolokasi dan prosodi yang digunakan dalam wacana berita tersebut. Sedangkan teori ideologi analisis wacana digunakan untuk menganalisis bagaimana ideologi media internasional dalam memberitakan kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama melalui analisis pilihan kata yang digunakan. Dalam studi ini ditemukan bahwa terdapat beberapa pilihan kata pada pemberitaaan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama yang dikategorikan dalam pilihan kata positif dan pilihan kata negatif. Pilihan kata yang berkolokasi positif dengan Basuki Tjahaja Purnama seperti, etnis Cina, minoritas kristen, sekutu presiden, reformer, dan frontrunner merepresentasikan Basuki Tjahaja Purnama secara positif dan disebut positive self-presentation, sedangkan kata yang berkolokasi negatif dengan kata Purnama atau Ahok misalnya tangkap, protes, penjarakan, dan gantung diatributkan kepada Basuki Tjahaja Purnama secara tidak langsung melalui kutipan-kutipan aktor berita lain, hal tersebut disebut dengan istilah negative other-presentation. Kesimpulan dari studi ini membuktikan bahwa dalam meberitakan kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama media berita online internasional menghasilkan ideologi tentang adanya diskriminasi terhadap Basuki Tjahaja Purnama sebagai kelompok minoritas. Peneliti selanjutnya mungkin dapat melakukan penelitian yang sama mengenai analisis wacana kritis menggunakan metode linguistik korpus pada jenis wacana lain seperti menggunakan pendekatan analisis wacana kritis yang berbeda misalnya seperi pendekatan wacana historis Wodak.
English Abstract
Critical Discourse Analysis (CDA) is an interdisciplinary approach of discourse analysis study which tries to focus on examining the use of language in social practices. This study examines the representation of Basuki Tjahaja Purnama within the news discourse of international online news media in case of blasphemy allegation. By way of utilizing combination of corpus linguistics method and Van Dijk’s ideological discourse analysis approach, there appears a problem to be answered which is how is Basuki Tjahaja Purnama represented in his blasphemy case reports within international online news media through the use of lexical choices. This study analyzes small corpus of news discourse found in 19 articles concerning Basuki Tjahaja Purnama’s blasphemy allegation case. This study adopts corpus linguistics method and uses Van Dijk’s (2000) ideological discourse analysis theoretical framework. The role of corpus linguistics method is as the device that aids to analyses the lexical choices used in the discourse by examining the collocation and semantic prosody. Meanwhile the ideological discourse analysis is used as an approach in analysing the ideology constructed within the discourse through the analysis of lexical choices. This study reveals that the positive lexical preferences such as an ethnic Chinese, minority Christian, an ally of president, reformer, and frontrunner lead to positive representation of Basuki Tjahaja Purnama which were determined as positive self-presentation. Meanwhile the negative lexical preferences, arrest, protest, jail, and hang attribute to the words Purnama or Ahok indirectly by others news actor which then determined as negative other-presentation. In sum, this study proved that international online news media produces the idea of ‘discrimination ideology’ in reporting Basuki Tjahaja Purnama’s blasphemy case. Further researcher might conduct similar study on critical discourse analysis using corpus linguistics method in other political discourses with different critical discourse analysis approach such as Wodak’s discourse historical approach.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2017/733/051707514 |
Uncontrolled Keywords: | Analisis Wacana Kritis, Linguistik Korpus, Ideologi, Pilihan Kata. |
Subjects: | 400 Language > 401 Philosophy and theory; international languages > 401.4 Communication; semantics, pragmatics, languages for special purposes > 401.41 Discourse analysis |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 13 Sep 2017 04:00 |
Last Modified: | 30 Nov 2020 09:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2466 |
Preview |
Text
Devi Yanti Anggaini.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |