Wulandari, Eka Wahyu (2017) Bentuk Dan Makna Seni Pertunjukan Jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan (Studi Kasus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Seni pertunjukan tradisional merupakan seni pertunjukan yang menampilkan unsur tradisional atau budaya lokal secara dominan. Seni jenis ini semakin hari semakin terpinggirkan di tengah arus laju zaman. Namun demikian, terdapat beberapa seni pertunjukan yang masih bertahan. Salah satu jenis seni pertunjukan tradisional yaitu seni pertunjukan jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan. Seni pertunjukan jaranan ini mampu bertahan di era globalisasi dan masih memiliki khalayak penikmat. Seni pertunjukan jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan ini juga memiliki beberapa keunikan pada pementasannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui bentuk seni pertunjukan jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan dan makna seni pertunjukan jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif desain etnografi dengan tipe studi kasus. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu bentuk seni pertunjukan jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan terdiri atas enam tahap struktur pementasan. Struktur tersebut yaitu (1) sesaji (ngajatne), (2) pembukaan, (3) janturan (seblak pecut), (4) sakral, (5) gelar tari, dan (6) penutup. Makna seni pertunjukan jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan terbagi menjadi lima, yaitu makna sesaji, makna pembukaan, makna janturan (seblak pecut), makna sakral, dan makna gelar tari. Makna sesaji terdapat pada sesaji yang disuguhkan pada ritual sesaji (ngajatne). Makna pembukaan sebagai bentuk perkenalan dari paguyuban seni pertunjukan jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan kepada penonton. Makna janturan (seblak pecut) terdapat pada dua peribahasa dari bacaan janturan bait pertama. Makna sakral sebagai wujud permohonan kepada Tuhan untuk memberikan perlindungan, keselamatan dan kelancaran pada gelar tari yang akan dilakukan. Makna gelar tari terdapat pada formasi lingkaran para penari, busana yang dipakai para penari, dan representasi tarian yang merepresentasikan sebuah cerita mengenai perjuangan Prabu Kelono Sewandono mempersunting Dewi Songgolangit.
English Abstract
Traditional performing art is a performing art that shows traditional elements or local culture dominantly. This kind of art is being forgotten along with modern times. However, there are several kinds of traditional performing art remaining. One of which is jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan performing art. This art can still exist in globalization era and still has many audiences. Jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan performing art also has several unique features on its stage. The purpose of this research is to find the forms and meanings of jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan performing art. This research is an etnographic qualitative research with types of case study. The methods used for data collection are observation, interview, and documentation. The result of this research is that the forms of jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan performing art consist of six stages of performance structures. The structures are (1) offerings (ngajatne), (2) opening, (3) janturan (seblak pecut), (4) sacred moment, (5) dance performance, and (6) closing. The meanings of jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan performing art are divided into five, that is offerings meaning, opening meaning, janturan meaning (seblak pecut), sacred meaning, and dance performance meaning. Offerings meaning is on the offerings delivered in offerings ceremony (ngajatne). Opening meaning acts as an introduction from the association of jaranan Turonggo Ksatriyo Pinayungan performing art to the audiences. Janturan meaning (seblak pecut) is on two proverbs of the first couplet of the narration. Sacred meaning acts as a request to God to grant protection, safety, and success on dance performance that will be held. Dance performance meaning is on the round formation of the dancers and the costumes worn, and is a representation of a story about the struggling of Prabu Kelono Sewandono in proposing Dewi Songgolangit.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2017/631/051707411 |
Uncontrolled Keywords: | bentuk seni pertunjukan jaranan, makna seni pertunjukan jaranan, Turonggo Ksatriyo Pinayungan. |
Subjects: | 700 The Arts > 793 Indoor games and amusements > 793.3 Social, folk, national dancing > 793.31 Folk and national dancing |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 12 Sep 2017 06:59 |
Last Modified: | 09 Dec 2020 12:51 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2406 |
Preview |
Text
EKA WAHYU WULANDARI.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |