Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pembudidaya Budikdamber Ikan Lele (Clarias gariepinus) Poklahsar Bankid Sejahtera Di Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur

Satryawan, Fasmadhio Bintang and Prof. Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP and Dwi Sofiati, S.Pi., M.Si (2025) Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pembudidaya Budikdamber Ikan Lele (Clarias gariepinus) Poklahsar Bankid Sejahtera Di Bandar Kidul, Kota Kediri, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perilaku ekonomi rumah tangga pembudidaya ikan, seperti produksi, pendapatan, dan konsumsi, berperan dalam ketahanan pangan. Salah satunya terlihat pada kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) Bankid Sejahtera di Kota Kediri. Penting adanya ketahanan pangan digunakan untuk memenuhi kecukupan energi dan protein harian pada keluarga, adapun ketahanan pangan merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan gizi buruk dan stunting pada rumah tangga yang tergabung dalam Poklahsar Bankid Sejahtera. Sehingga pada penelitian ini diperlukan untuk menganalisis ketahanan pangan rumah tangga yang dilihat dari kualitas pangan yang dikonsumsi serta proporsi pengeluaran pangan terhadap pengeluaran rumah tangganya. Penelitian dilaksanakan pada bulan 30 September hingga 30 Desember 2023 di Kelompok Pengolah dan Pemasar (Poklahsar) Bankid Sejahtera, Desa Bandar Kidul, Kota Kediri dengan jenis penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode sensus dengan sampel berjumlah 23 rumah tangga pembudidaya. Data yang diambil berupa data primer dan sekunder dengan cara observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Metode analisis data secara kualitatif untuk mengetahui profil rumah tangga pembudidaya dan dengan analisis kuantitatif untuk mengetahui pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, kualitas konsumsi pangan, dan ketahanan pangan rumah tangga. Hasil dari penelitian ini diperoleh profil rumah tangga pembudidaya sebanyak 23 rumah tangga pembudidaya telah dianalisis berdasarkan usia, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, pengalaman budidaya, jenis kolam, dan luas lahan budidaya. Rata-rata usia pembudidaya budidaya ikan lele di P2LB sekitar 15-64 tahun dengan tingkat pendidikan SMA/K Sederajat. Mayoritas pembudidaya memiliki tanggungan keluarga sebanyak 3-4 jiwa. Mayoritas pembudidaya baru melakukan budidaya selama 1 tahun. Sebagian media budidaya yang digunakan yaitu ember kecil (80 L).. Mayoritas pendapatan usaha budidaya termasuk kategori rendah (<Rp. 500.000) sebanyak 16 rumah tangga pembudidaya. Mayoritas pendapatan non budidaya termasuk kategori rendah (<Rp 50.000.000) sebanyak 16 rumah tangga pembudidaya. Mayoritas pengeluaran pangan rumah tangga termasuk kategori rendah (< 50% dari total pengeluaran rumah tangga) sebanyak 11 rumah tangga pembudidaya. Mayoritas pengeluaran non pangan rumah tangga termasuk kategori tinggi (< 50% dari total pengeluaran rumah tangga) sebanyak 16 rumah tangga pembudidaya. Total pengeluaran rumah tangga termasuk kategori tinggi (> Rp 36.000.000) sebanyak 13 rumah tangga pembudidaya. Mayoritas tingkat kecukupan energi rata-rata termasuk kategori sedang (80 – 100% angka kecukupan energi) sebanyak 8 rumah tangga pembudidaya. Mayoritas tingkat kecukupan protein rata-rata termasuk kategori Baik (≥ 100% angka kecukupan protein) sebanyak 13 rumah tangga pembudidaya. Kondisi ketahanan pangan rumah tangga termasuk kategori kurang (IKP <1) dengan nilai indeks ketahanan pangan adalah 0,96 yang berarti rata-rata pembudidaya Poklahsar Bankid Sejahtera tidak tahan pangan Berdasarkan penelitian, disarankan agar pembudidaya di Poklahsar Bankid Sejahtera mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan yang kurang bermanfaat, seperti rokok dan jajan tidak sehat, dan menggantinya dengan makanan bergizi seperti buah dan sayur untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga. Pemerintah daerah diharapkan menginisiasi program diversifikasi konsumsi pangan dan edukasi gizi untuk mendorong pola hidup sehat, mengurangi konsumsi rokok dan makanan cepat saji, serta menjaga stabilitas harga pangan bergizi agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Selain itu, peneliti dari berbagai lembaga disarankan melakukan penelitian serupa untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga pembudidaya dan mendukung pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.

English Abstract

The economic behavior of fish-farming households, including production, income, and consumption, plays a significant role in food security. This study focuses on Poklahsar Bankid Sejahtera in Kediri City, emphasizing the importance of food security in fulfilling daily energy and protein needs. Food security is a crucial strategy to address malnutrition and stunting among households involved in this group. The study aims to analyze household food security based on the quality of food consumed and the proportion of food expenditure to total household expenditure. The research was conducted from September 30 to December 30, 2023, at the Fish Farmers' Group in Banyakan District. Using a descriptive quantitative approach, the study employed a census sampling method, with 23 fish-farming households as respondents. Data collection included primary and secondary data through observation, interviews, questionnaires, and documentation. The data were analyzed qualitatively to determine household profiles and quantitatively to assess household income, expenditure, food consumption quality, and food security. The study analyzed the profiles of 23 fish-farming households based on age, education level, family size, farming experience, pond type, and farming area. The average age of catfish farmers at P2LB ranged from 15–64 years, with most having a high school (SMA/K) education level. The majority of farmers supported 3–4 family members and had only one year of fish-farming experience. Most utilized small containers (80 liters) for farming. In terms of income, 16 households earned low incomes (< IDR 500,000) from fish farming, and 16 households had low non-farming incomes (< IDR 50,000,000). Regarding expenditures, 11 households allocated less than 50% of their total income to food, while 16 households spent a significant portion of their income on non-food needs (< 50% of total expenditure). The total household expenditure was categorized as high (> IDR 36,000,000) for 13 households. Nutritional sufficiency analysis revealed that 8 households had moderate energy sufficiency levels (80%–100% of recommended energy intake), and 13 households had good protein sufficiency levels (≥ 100% of recommended protein intake). However, the household food security condition was categorized as poor (Food Security Index < 1), with a food security index value of 0.96. The study suggests that fish-farming households in Poklahsar Bankid Sejahtera should reduce unnecessary expenditures, such as tobacco and unhealthy snacks, and prioritize nutritious foods like fruits and vegetables to meet family nutritional needs. Local governments are encouraged to initiate food diversification programs and nutrition education to promote healthy lifestyles, reduce tobacco and fast-food consumption, and stabilize the prices of nutritious foods. Additionally, researchers from various institutions are advised to conduct similar studies to improve household food security and support government efforts to enhance the welfare of fishfarming households

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0525080038
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 05 Mar 2025 08:08
Last Modified: 05 Mar 2025 08:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/237693
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fasmadhio Bintang Satryawan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Actions (login required)

View Item View Item