Analisis Kadar Hemoglobin Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Sistem Budidaya Bioflok dan Non Bioflok Sebagai Indikator Kesehatan

Chalimarry, Zahra Aisyah and Dr. Ir. Abd. Rahem Faqih, M.Si and Ayu Winna Ramadhani, S.Pi., M.Si (2025) Analisis Kadar Hemoglobin Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Sistem Budidaya Bioflok dan Non Bioflok Sebagai Indikator Kesehatan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan komoditas penting dalam perikanan air tawar Indonesia. Ikan nila kekar, sebagai salah satu jenis unggulan, dapat berkembang pada salinitas 15-20 permil. Budidaya ikan nila intensif seperti teknologi bioflok, semakin populer untuk meningkatkan produktivitas, dengan bioflok yang mengubah limbah menjadi pakan alami. Namun, padat penebaran tinggi dalam sistem bioflok dapat menyebabkan stres pada ikan jika kualitas air tidak terjaga. Pemantauan kesehatan ikan terutama kadar hemoglobin sangat penting, karena hemoglobin berperan dalam pengangkutan oksigen dan dapat menurun di lingkungan dengan kadar oksigen rendah, seperti pada sistem bioflok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar hemoglobin pada ikan nila yang dibudidayakan dengan sistem bioflok dan non-bioflok sebagai indikator kesehatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2024. Lokasi penelitian diantaranya yaitu Khawi Fish Farm, UPT. Perikanan Air Tawar Sumber Pasir dan Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit & Kesehatan Ikan Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menganalisis kadar hemoglobin ikan nila yang dipelihara dalam sistem bioflok dan non bioflok. Rancangan yang digunakan adalah stratified random sampling. Sampel diambil secara acak dari setiap umur yaitu umur 3,4, dan 5 bulan. Parameter utama yang diuji adalah kadar hemoglobin ikan nila. Parameter penunjang yang diuji adalah morfometrik, meristik, kualitas air (suhu, pH, DO), volume flok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar hemoglobin ikan nila umur 3 bulan pada sistem bioflok rata-rata 7,93 g% dan pada sistem non-bioflok 8,13 g%, dengan perbedaan yang tidak signifikan (p = 0,598). Pada umur 4 bulan, kadar hemoglobin rata-rata ikan nila di sistem bioflok adalah 8,03 g% dan di sistem nonbioflok 8,4 g%, juga tidak menunjukkan perbedaan signifikan (p = 0,333). Namun, pada umur 5 bulan, kadar hemoglobin pada sistem bioflok rata-rata 7,33 g%, sedangkan pada sistem non-bioflok 8,5 g%, dengan perbedaan yang signifikan (p = 0,014). Kadar hemoglobin pada kedua sistem berada pada rentang optimal meskipun lebih rendah pada sistem bioflok. Sistem bioflok memiliki kadar oksigen yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan non bioflok, hal ini dikarenakan kepadatan biota dan bakteri pada sistem bioflok. Hal tersebut mempengaruhi kadar hemoglobin, karena hemoglobin berfungsi untuk pengangkutan oksigen. Hasil kualitas air suhu mendapatkan hasil dari kedua sistem dalam rentan optimal yaitu 26,2 °C – 31,7 °C. Nilai pH berada pada kisaran 6-9 – 9,4 dan non bioflok memiliki pH yang cenderung lebih tinggi. Hasil pengukuran DO didapatkan dari kedua sistem berkisar antara 5,11-10,8, DO pada kolam bioflok lebih rendah daripada non bioflok. Pengukuran morfometrik mendapatkan hasil bioflok memiliki morfologi yang lebih panjang dari non bioflok, namun untuk meristik antara kedua sistem tidak berbeda signifikan.

English Abstract

Tilapia (Oreochromis sp.) is an important commodity in Indonesian freshwater fisheries. The stocky tilapia, as one of the superior types, can thrive at a salinity of 15-20 per mil. Intensive tilapia cultivation such as biofloc technology, is increasingly popular to increase productivity, with biofloc converting waste into natural feed. However, high stocking densities in the biofloc system can cause stress to fish if water quality is not maintained. Monitoring fish health, especially hemoglobin levels, is very important, because hemoglobin plays a role in oxygen transport and can decrease in environments with low oxygen levels, such as in the biofloc system. This study aims to analyze hemoglobin levels in tilapia cultivated with biofloc and non-biofloc systems as an indicator of health. This study was conducted in October-November 2024. The research locations include Khawi Fish Farm, UPT. Freshwater Fisheries Sumber Pasir and Fish Cultivation Laboratory, Division of Fish Disease & Health, Brawijaya University, Malang. The method used is a quantitative descriptive method. This study analyzed the hemoglobin levels of tilapia raised in biofloc and non-biofloc systems. The design used was stratified random sampling. Samples were taken randomly from each age, namely 3, 4, and 5 months. The main parameter tested was the hemoglobin level of tilapia. Supporting parameters tested were morphometrics, meristics, water quality (temperature, pH, DO), and floc volume. The results showed that the hemoglobin level of tilapia aged 3 months in the biofloc system averaged 7.93 g% and in the non-biofloc system 8.13 g%, with an insignificant difference (p = 0.598). At the age of 4 months, the average hemoglobin level of tilapia in the biofloc system was 8.03 g% and in the non-biofloc system 8.4 g%, also showing no significant difference (p = 0.333). However, at the age of 5 months, the hemoglobin level in the biofloc system averaged 7.33 g%, while in the non-biofloc system 8.5 g%, with a significant difference (p = 0.014). Although hemoglobin levels are lower in the biofloc system, both remain within the normal range (6-11 g%). The biofloc system has a tendency to have lower oxygen levels compared to non-biofloc, this is due to the density of biota and bacteria in the biofloc system. This affects hemoglobin levels, because hemoglobin functions to transport oxygen. The results of water quality and temperature obtained results from both systems in the optimal range, namely 26.2 ° C - 31.7 ° C. The pH value is in the range of 6-9 - 9.4 and non-biofloc has a pH that tends to be higher. The results of DO measurements obtained from both systems range from 5.11-10.8, DO in biofloc ponds is lower than non-biofloc. Morphometric measurements obtained results that biofloc has a longer morphology than non-biofloc, but for the meristics between the two systems there is no significant difference.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052508
Uncontrolled Keywords: Nila, Bioflok, Darah, Kesehatan, Hemoglobin-Tilapia, Biofloc, Blood, Health, Hemoglobin
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 27 Feb 2025 06:52
Last Modified: 27 Feb 2025 06:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/237265
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Zahra Aisyah Chalimarry.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item