Evaluasi Stabilitas Hasil Beberapa Hibrida Melon (Cucumis melo L.)

Mubarok, Amrul and Dr. Afifuddin Latif Adiredjo, S.P., M.Sc. and Dr. Izmi Yulianah, S.P., M.Si. (2024) Evaluasi Stabilitas Hasil Beberapa Hibrida Melon (Cucumis melo L.). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) adalah komoditi Indonesia yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Melon telah dikenal karena nilai gizinya meningkatkan kesehatan seperti β-karoten, asam folat, asam fenolik, vitamin A dan C, serta mineral, bermanfaat sebagai obat dan perawatan kesehatan. Produksi melon secara nasional menunjukkan angka yang fluktuatif bahkan mengalami penurunan dari tahun 2021 hingga 2022. Potensi dan tantangan produksi dan pengembangan melon ini menuntut untuk menghasilkan varietas melon hibrida dengan hasil tinggi di beberapa lokasi ataupun spesifikasi lokasi. Penyediaan varietas hibrida yang unggul tidak hanya fokus pada lingkup genetika namun juga informasi terkait interaksi antara lingkungan yang meliputi faktor biotik dan abiotik terhadap kinerja genotipe melon khususnya pada hasil. Upaya dalam memahami interaksi tersebut diantaranya ialah dengan melakukan uji stabilitas hasil genotipe melon di beberapa lingkungan tumbuh yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini ialah mengevaluasi stabilitas hasil hibrida melon di lokasi tumbuh berbeda berdasarkan suhu, kelembaban, dan curah hujan. Penelitian ini akan menggunakan 20 genotipe hibrida melon dengan 3 varietas pembanding. Rancangan lingkungan yang digunakan ialah rancangan acak kelompok dengan 3 blok, setiap blok terdapat 2 tanaman per perlakuan. Pendekatan metode yang dilakukan ialah analisis ragam gabungan untuk memahami interaksi genotipe x lingkungan, stabilitas univariat dan multivariat untuk menguji stabilitas hasil pada 20 hibrida melon. Penelitian dilakukan di empat lokasi di Kabupaten Malang dengan perbedaan curah hujan, suhu, kelembaban yaitu meliputi Kecamatan Dau (Jetis), Kecamatan Dau (Kucur), Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Lawang. Hasil analisis ragam gabungan menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara genotipe x lingkungan pada semua karakter hasil. Interaksi genotipe x lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar pada panjang buah (22%), diameter buah (22%), ketebalan daging buah (30%), bobot buah (16%), brix (38%), dan lebar rongga biji (35%). Analisis stabilitas univariat parametrik menunjukkan bahwa genotipe stabil untuk Panjang buah (G15), diameter buah (G8), ketebalan daging buah (G9), dan brix (G10). Sementara itu, untuk stabilitas univaroat non-parametrik yang stabil hanya pada karakter diameter buah (G13). Analisis stabilitas multivariat menunjukkan bahwa: Genotipe dengan spesifikasi wilayah dengan karakter berdasarkan pembobotan (bobot buah, kemanisan, Panjang buah, dimeter buah, ketebalan daging buah, dan lebar rongga biji) ialah sebagai berikut: Lokasi Lawang ialah G3, G14, G17, G16, G18, G9. Lokasi Jetis ialah G3, G16, G14.. Lokasi Kucur ialah G10, G14, G20, G5. Di Lokasi Lowokwaru ialah G3, G14, G17, G16. Genotipe dengan means vs stability terbaik ialah G16 untuk Panjang buah, diameter buah, dan ketebalan daging buah. Sementara itu, G4 untuk bobot dan tingkat kemanisan terbaik, dan G10 untuk rongga biji paling kecil. Genotipe ideal hibrida melon ideal ialah G16 untuk Panjang buah, diameter buah, dan lebar rongga biji, G10 untuk bobot buah ideal, dan G14 untuk kemanisan buah ideal.

English Abstract

Melon (Cucumis melo L.) is a significant agricultural commodity in Indonesia, belonging to the Cucurbitaceae family. Renowned for its nutritional value, melon contributes to health improvements through its content of β-carotene, folic acid, phenolic acids, vitamins A and C, as well as essential minerals, making it beneficial for medicinal and health treatments. National production of melon has exhibited fluctuating trends, with a decline observed between 2021 and 2022. This situation underscores the necessity for developing high-yielding hybrid melon varieties tailored for multiple locations or specific growing conditions. The development of superior hybrid varieties requires not only genetic advancements but also comprehensive information on the interaction between environmental factors— both biotic and abiotic—and the performance of melon genotypes, particularly in terms of yield. One method of understanding these interactions involves evaluating the yield stability of melon genotypes across diverse growing environments. This study aims to evaluate the yield stability of hybrid melons under varying conditions of temperature, humidity, and rainfall. The research employs 20 hybrid melon genotypes alongside three comparator varieties, using a randomised complete block design with three replicates per location, with each treatment comprising two plants per block. The methodology includes combined variance analysis to assess genotype x environment interactions, and univariate and multivariate stability analyses to evaluate the performance stability of the 20 hybrids. The study was conducted across four locations in Malang Regency—Jetis (Dau), Kucur (Dau), Lowokwaru, and Lawang—each offering distinct variations in rainfall, temperature, and humidity. Combined variance analysis reveals significant genotype x environment interactions across all yield characteristics. The genotype x environment interaction gave a very large effect on fruit length (22%), fruit diameter (22%), fruit flesh thickness (30%), fruit weight (16%), brix (38%), and seed cavity width (35%). Univariate parametric stability analysis identifies stable genotypes for fruit length (G15), fruit diameter (G8), flesh thickness (G9), and brix (G10). In contrast, non-parametric univariate stability was observed solely for fruit diameter (G13). Multivariate stability analysis further indicates region-specific genotype recommendations based on weighted traits (fruit weight, sweetness, fruit length, diameter, flesh thickness, and seed cavity width): Lawang: G3, G14, G17, G16, G18, G9. Jetis: G3, G16, G14. Kucur: G10, G14, G20, G5. Lowokwaru: G3, G14, G17, G16. The best-performing genotypes for means versus stability are G16 for fruit length, diameter, and flesh thickness; G4 for fruit weight and sweetness; and G10 for the smallest seed cavity. Ideal hybrid genotypes include G16 for fruit length, diameter, and seed cavity width; G10 for optimal fruit weight; and G14 for ideal sweetness.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0424040101
Divisions: S2/S3 > Magister Agronomi, Fakultas Pertanian
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 28 Feb 2025 07:13
Last Modified: 28 Feb 2025 07:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/237130
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Amrul Mubarok.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item