Makna Sesajen Pada Tradisi Malam 1 Suro Di Petilasan Sri Aji Jayabaya Kediri Kajian: Antropolingustik

Rosyidah, Muhimmatur and Dr.Dany Ardhian, S.Pd., M.Hum (2024) Makna Sesajen Pada Tradisi Malam 1 Suro Di Petilasan Sri Aji Jayabaya Kediri Kajian: Antropolingustik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tradisi Malam 1 Suro adalah sebuah tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat Jawa khususnya masyarakat di wilayah Kediri tepatnya di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Malam 1 Suro di desa tersebut dilakukan dengan melaksanakan persembahan dan arak-arakan ke petilasan Sri Aji Jayabaya. Alasan dilakukannya penelitian di lokasi tersebut karena memiliki nilai sejarah yang tinggi, mencerminkan berbagai tradisi dan nilai budaya pada kepercayaan masyarakat kediri sebagai bentuk upaya pelestarian kebudayaan mereka, memberikan kontribusi ilmiah pada penelitian di bidang sejarah, antropologi bahkan bahasa, serta potensi untuk pelestarian tradisi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan makna leksikal dan simbolik dari sesajen tradisi Malam 1 Suro di petilasan Sri Aji Joyoboyo, 2) Menjelaskan masyarakat setempat memaknai nilai kebudayaan tradisi Malam 1 Suro di petilasan Sri Aji Joyoboyo Kediri. Penelitian ini menggunakan teori Antropologi Linguistik. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makan leskikal dari sesajen Malam 1 Suro di Petilasan Sri Aji jayabaya kediri terdiri dari 18 leksikal yang dibagi menjadi dua bagian, makanan dan non-makanan. Makna simbol dari sesajen terdiri tersebut adalah kekayaan filosofis dan spiritual masyarakat Jawa.

English Abstract

The Suro One Night tradition is a tradition preserved by Javanese people, especially people in the Kediri area, specifically in Menang Village, Pagu District, Kediri Regency. One night of suro in the village is carried out by presenting offerings and a procession to the Sri Aji Jayabaya petilasan. The reason for conducting research at this location is because it has high historical value, reflects various traditions and cultural values in the beliefs of the Kediri people as a form of effort to preserve their culture, provides scientific contributions to research in the fields of history, anthropology and even language, and has the potential to preserve these traditions. The aims of this research are 1) To describe the lexical and symbolic meaning of the Malam 1 Suro traditional offerings in the Sri Aji Joyoboyo petilasan, 2) To explain how the local community interprets the cultural value of the Malam 1 Suro tradition in the Sri Aji Joyoboyo petilasan, Kediri. This research uses Linguistic Anthropology theory. The type of research used is descriptive qualitative. The results of the research show that Makan Leskinal from Sejaen Malam Satu Suro in Petilasan Sri Aji Jayabaya Kediri consists of 18 lexical items which are divided into 2 parts, food and non-food. The symbolic meaning of offerings consists of the philosophical and spiritual riches of Javanese society.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524120252
Uncontrolled Keywords: Leksikal, masyarakat Jawa, persembahan, simbol dan makna, tradisi-Lexical, Javanese society, offerings, symbols and meanings, traditions
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 20 Feb 2025 08:23
Last Modified: 20 Feb 2025 08:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236711
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muhimmatur Rosyidah.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item