“Analisis Hubungan Kadar Vitamin D dan Beta Defensin 2 dengan Angka Mortalitas Pada Pasien Dengan Sepsis dan Syok Sepsis”.

Wibawa, Purwa Adrianta and Dr. dr. Hani Susianti, Sp.PK, Subsp.N.R.(K), and dr I Putu Adi Santosa, Sp.PK (2024) “Analisis Hubungan Kadar Vitamin D dan Beta Defensin 2 dengan Angka Mortalitas Pada Pasien Dengan Sepsis dan Syok Sepsis”. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sepsis merupakan masalah kesehatan global dan memiliki angka kematian yang tinggi. Berbagai penelitian menyatakan suplementasi vitamin D pada pasien yang sakit kritis dapat menekan sitokin pro-inflamasi, meningkatkan mediator anti-inflamasi, dan bertindak sebagai peptida antimikroba. Peptida antimikroba yang terdapat pada manusia adalah human beta defensin-2 (hBD2). Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pengambilan data secara potong lintang. Penelitian dilakukan pada pasien pasien sepsis dan non-sepsis yang dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar selama satu tahun. Pemeriksaan vitamin D diperiksa menggunakan metode ECLIA dan hBD2 diperiksa menggunakan metode ELISA. Penelitian ini melibatkan 25 subjek kontrol sehat, 61 subjek sepsis dan 34 subjek syok sepsis. Usia rerata subyek pada kelompok kontrol sehat (35 ± 6,5 tahun) secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok sepsis dan syok sepsis (55 ± 15 tahun). Subyek pada kelompok syok sepsis dan sepsis memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol sehat yang seluruhnya survive pada akhir penelitian. Didapatkan adanya perbedaan bermakna kadar hBD2 antara subyek kontrol sehat (median 208 pg/mL), subyek sepsis (median 569 pg/mL), dan syok sepsis (median 848 pg/mL). Tidak didapatkan perbedaan bermakna vitamin D antar kelompok sepsis. Tidak didapatkan perbedaan bermakna kadar hBD2 antara kelompok pasien defisiensi vitamin D dan sufisiensi vitamin D. Tidak didapatkan korelasi antara kadar vitamin D dengan hBD2 pada pasien sepsis dan syok sepsis. Analisis kurva ROC menunjukkan area under the curve sebesar 0,6398 dengan cut-off hBD2 sebagai prediktor mortalitas didapatkan pada kadar hBD2 >654,9 pg/mL dengan sensitivitas sebesar 65,31% dan spesifisitas sebesar 65,22%. Peningkatan kadar hBD2 pada sepsis dapat mencerminkan respons inflamasi yang meningkat. Meskipun defisiensi vitamin D sering dikaitkan dengan peningkatan keparahan, dampak langsungnya terhadap kadar hBD2 pada sepsis masih belum jelas. Kurangnya korelasi antara vitamin D dan hBD2 menunjukkan bahwa terdapat faktor lain yang memengaruhi ekspresi hBD2 pada sepsis. Terdapat perbedaan signifikan pada kadar hBD2 antara kelompok pasien sepsis, syok sepsis, dan kontrol sehat. Namun, tidak ditemukan perbedaan signifikan pada kadar vitamin D di antara ketiga kelompok. Selain itu, tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kadar vitamin D dan hBD2 pada pasien sepsis.

English Abstract

Sepsis is a global health problem and has a high mortality rate. Various studies suggest vitamin D supplementation in critically ill patients can suppress pro-inflammatory cytokines, increase anti-inflammatory mediators, and act as an antimicrobial peptide. An antimicrobial peptide found in humans is human beta defensin-2 (hBD2). This study is an analytic observational study with cross-sectional data collection. The study was conducted on patients with sepsis and non-sepsis patients who were treated at Dr. Saiful Anwar Hospital for one year. Vitamin D examination was examined using the ECLIA method and hBD2 was examined using the ELISA method. The study included 25 healthy control subjects, 61 sepsis subjects and 34 sepsis shock subjects. The mean age of subjects in the healthy control group (35 ± 6.5 years) was significantly lower than that in the sepsis and sepsis shock groups (55 ± 15 years). Subjects in the sepsis and sepsis shock groups had a significantly higher mortality rate than healthy controls who all survived at the end of the study. There was a significant difference in hBD2 levels between healthy control subjects (median 208 pg/mL), sepsis subjects (median 569 pg/mL), and sepsis shock (median 848 pg/mL). There was no significant difference in vitamin D between sepsis groups. There was no significant difference in hBD2 levels between vitamin D deficiency and vitamin D sufficiency patient groups. There was no correlation between vitamin D levels and hBD2 in sepsis and sepsis shock patients. ROC curve analysis showed an area under the curve of 0.6398 with hBD2 cut-off as a predictor of mortality obtained at hBD2 levels >654.9 pg/mL with a sensitivity of 65.31% and specificity of 65.22%. Elevated hBD2 levels in sepsis may reflect an enhanced inflammatory response. Although vitamin D deficiency is often associated with increased severity, its direct impact on hBD2 levels in sepsis remains unclear. The lack of correlation between vitamin D and hBD2 suggests that there are other factors that influence hBD2 expression in sepsis. The result of this study indicate that a significant difference in hBD2 levels between the sepsis, shock sepsis and healthy control groups. However, there was no significant difference in vitamin D levels among the three groups. In addition, there was no significant correlation between vitamin D and hBD2 levels in sepsis patients.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: 0424060171
Uncontrolled Keywords: Sepsis, Syok Sepsis, Vitamin D, hBD2
Divisions: Profesi Kedokteran > Spesialis Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 19 Feb 2025 03:35
Last Modified: 19 Feb 2025 03:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236663
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Dr. Purwa Adrianta Wibawa.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item