Kirani, Putri (2024) Hubungan Self Stigma dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberkulosis Paru di Kecamatan Sukun. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronis menular yang masih menjadi perhatian karena menjadi penyebab kematian terbanyak setelah COVID-19. Di Kota Malang, kasus tuberkulosis terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Self stigma muncul pada diri penderita tuberkulosis paru karena tingginya stigma masyarakat kepada penyakit tuberkulosis tersebut. Self stigma yang muncul diduga dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan self stigma dengan tingkat kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis paru di Kecamatan Sukun. Pendekatan yang digunakan yaitu kuantitatif cross sectional dengan uji korelasi Spearman Rank. Penelitian ini menggunakan instrumen tuberculosis relates stigma scale untuk mengukur self stigma dan MMAS-8 untuk mengukur tingkat kepatuhan minum obat. Penelitian dilakukan kepada 52 responden dengan menggunakan teknik sampling purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden memiliki self stigma rendah (53,8%) dan tingkat kepatuhan minum obat tinggi (59,6%). Hasil uji didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self stigma dan tingkat kepatuhan minum obat (p 0,002) dan arah negatif dengan kekuatan cukup kuat (r -0,412). Semakin rendah self stigma maka semakin tinggi tingkat kepatuhan minum obatnya. Dengan demikian, tenaga kesehatan harus memperhatikan gangguan psikologis yang mungkin muncul pada penderita tuberkulosis paru dan berdampak pada pengobatan yang dijalani.
English Abstract
Pulmonary tuberculosis is a chronic infectious disease that is still a concern because it is the leading cause of death after COVID-19. In Malang City, tuberculosis cases continue to increase from year to year. Self stigma arises in patients with pulmonary tuberculosis due to the high stigma of the community towards the disease. Self stigma that arises is thought to affect level of adherence to taking medication in patients with tuberculosis. This study aims to determine the relationship between self stigma and the level of adherence to taking medication for pulmonary tuberculosis patients in Sukun District. The approach used was quantitative cross sectional with Spearman Rank correlation test. This study used the tuberculosis relates stigma scale instrument to measure self stigma and MMAS-8 to measure the level of medication adherence. The study was conducted on 52 respondents and using purposive sampling technique. The results showed that the majority of respondents had a low level of self stigma (53.8%) and a high level of medication adherence (59.6%). The test results showed that there was a significant relationship between self stigma and the level of adherence to taking medication (p 0.002) and a negative direction with a fairly strong strength (r -0.412). The lower the level of self stigma, the higher the level of medication adherence. Thus, health workers must pay attention to psychological disorders that may appear in patients with pulmonary tuberculosis and have an impact on the treatment undertaken
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 052416 |
| Divisions: | Fakultas Ilmu Kesehatan > Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan |
| Depositing User: | Annisti Nurul F |
| Date Deposited: | 13 Feb 2025 02:35 |
| Last Modified: | 13 Feb 2025 02:35 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236576 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Putri Kirani.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |