Representasi Laki-Laki Muslim Pada Film Indonesia (Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk Pada Film Ranah 3 Warna)

Kurniawan, Danyela Ade and Abdul Wahid, S.I.Kom., M.A (2024) Representasi Laki-Laki Muslim Pada Film Indonesia (Analisis Wacana Kritis Model Van Dijk Pada Film Ranah 3 Warna). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana sebuah film mengartikulasikan wacana Laki-laki Muslim Pada Film yang bernafaskan Islami. Penelitian ini juga berupaya untuk menggali sifat dan tindak tutur karakter utama laki-laki pada sebuah film karya Guntur Soeharjanto yang berjudul Ranah 3 Warna. Film ini sendiri mempromosikan isu tentang bagaimana penggambaran sosok atau karakter yang berasal dari kalangan bawah atau kalangan yang bukan siapa-siapa namun dengan kerja keras sedemikian rupa dapat untuk mewujudkan mimpi besarnya. Dengan mengkaji dinamika yang terjadi ketika menceritakan isu dalam film terutama yang dilalui oleh karakter utama. Peneltian ini mendeskripsikan bagaimana sifat dan tindak tutur Alif dalam menentang hipermaskulinitas serta mengkonstruksi maskulinitas yang reflektif, adaptif dan humanis. Selain itu ada pula pesan tentang kesabaran yang berjalan berdampingan dengan penggambaran laki-laki pada tokoh utama.Alif. Dalam melakukan pengkajian, penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis dengan menggunakan model analisis wacana kritis milik Van Dijk. Analisis dilakukan dengan menggunakan kerangka teori triangulasi yang menghubungkan wacana, kognisi, dan masyarakat untuk meneliti bagaimana struktur teks dalam pembuatan strategi wacana yang dipakai oleh produsen film Ranah 3 Warna ketika menggambarkan dan menegaskan karakter laki-laki muslim dalam film yang mereka buat. Dalam mendukung penelitian, saya menggunakan teknik dokumentasi serta metode purposive sampling dalam melakukan pengumpulan data. Penelitian ini sendiri menunjukan bagaimana Ranah 3 Warna membawa wacana bahwa Alif menunjukkan sifat-sifat reflektif, adaptif, dan empatik. Alif ditampilkan sebagai individu yang mau menerima kritik, belajar dari kesalahan, serta menghormati perspektif perempuan, seperti terlihat dari interaksinya dengan karakter perempuan, Raisa. Hal ini mencerminkan bagaimana upaya dekonstruksi hipermaskulinitas yang biasanya mengagungkan dominasi dan kekerasan. Ranah 3 Warna menggunakan wacana laki-laki Muslim yang digambarkan dengan karakterisasi Alif tersebut untuk memuat pesan tentang kesabaran yang ideal, yakni sabar yang aktif.

English Abstract

This research discusses how a movie articulates the discourse of Muslim men in Islamic films. This research also seeks to explore the nature and speech acts of the main male character in a film by Guntur Soeharjanto entitled Ranah 3 Warna. The film itself promotes the issue of how the portrayal of a figure or character who comes from the lower class or a nobody but with such hard work can realize his big dream. By examining the dynamics that occur when telling the issues in the movie, especially those passed by the main character. This research describes how the personality and speech acts of Alif in opposing hypermasculinity and constructing reflective, adaptive and humanist masculinity. In addition, there is also a message about patience that goes hand in hand with the portrayal of men in the main character Alif. In conducting the study, this research uses a qualitative descriptive strategy using a critical paradigm using Van Dijk's critical discourse analysis model. The analysis is conducted using a triangulation theoretical framework that connects discourse, cognition, and society to examine how the text structure in the creation of discourse strategies used by the producers of Ranah 3 Warna film when describing and affirming Muslim male characters in the film they made. In supporting my research, I used documentation technique and purposive sampling method in collecting data. This research shows how Ranah 3 Warna carries the discourse that Alif shows reflective, adaptive, and empathic traits. Alif is shown as an individual who is willing to accept criticism, learn from mistakes, and respect the female perspective, as seen from his interaction with the female character, Raisa. This reflects the deconstruction of hypermasculinity, which usually glorifies domination and violence. Ranah 3 Warna uses the Muslim male discourse depicted by Alif's characterization to contain a message about ideal patience, namely active patience.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052411
Uncontrolled Keywords: Budaya Populer, Film Islami, Ranah 3 Warna, Maskulinitas, Kesabaran
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi
Depositing User: S Sucipto
Date Deposited: 11 Feb 2025 02:48
Last Modified: 11 Feb 2025 02:48
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236337
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Danyela Ade Kurniawan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (13MB)

Actions (login required)

View Item View Item