Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Axolotl (Ambystoma mexicanum) Pada Axotic Farm Di Kota Batu, Jawa Timur

Nulhakim, Muhammad Luqman and Mochammad Fattah, S.Pi, M.Si. (2025) Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Axolotl (Ambystoma mexicanum) Pada Axotic Farm Di Kota Batu, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Axolotl yakni ikan hias yang memiliki keunikan dan memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang. Axolotl merupakan fauna asli Meksiko, dan dikenal dengan salamander air. Ikan Axolotl merupakan ikan yang memiliki karakteristik yang unik salah satunya adalah kemampuan beregenerasi pada beberapa bagian tubuhnya dan salah satu jenis perikanan yang termasuk kedalam kategori hewan APENDIX II. Di Indonesia ada usaha dengan nama Axotic Farm yang sedang melakukan proses budidaya axolotl oleh karena itu membutuhkan penelitian terkait analisis usaha kelayakan atas usaha tersebut dilihat dari sisi finansial dan non finansial. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut : (1) Menganalisis aspek non finansiil pada usaha Axotic Farm. (2) Menganalisis kelayakan aspek finansiil pada usaha Axotic Farm. Analisis usaha budidaya ikan axolotl dilihat dari aspek non finansial ditinjau bahwa ada beberapa hal yakni aspek manajemen yang sudah berjalan baik, aspek teknis berupa sarana dan prasarana sudah memadai untuk proses produksi, aspek pemasaran sudah baik namun kurang dilakukan secara konsisten, aspek hukum belum ada badan hukum serta surat perizinan penjualan ikan Axolotl yang termasuk kepada ikan dengan kategori APENDIX II, aspek lingkungan limbah yang ada tidak berdampak buruk pada lingkungan namun tetap harus melakukan sertifikasi AMDAL agar lebih baik, aspek kelembagaan sudah ada beberapa lembaga terlibat namun secara teknis belum maksimal, dan aspek sosial belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga masih perlu dilakukan pemetaan ulang agar bisa bermanfaat kepada masyarakat sekitar. Aspek finansial jangka pendek didapatkan hasil dengan modal tetap yang digunakan pada usaha axotic farm yaitu sebesar Rp. 63.046.000. Modal kerja yang digunakan pada usaha axotic farm dalam satu tahun yaitu sebesar Rp 85.957.450. Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha axotic farm sebesar Rp 75.157.450. Biaya variabel yang dikeluarkan dalam usaha axotic farm sebesar Rp 71.280.000. Jadi total biaya produksi yang digunakan yaitu sebesar Rp 146.437.450. Penerimaan yang didapatkan dalam usaha axotic farm sebesar Rp 619.200.000. Nilai R/C ratio yang didapatkan sebesar 4,228. Keuntungan yang didapatkan pada usaha axotic farm yaitu sebesar Rp 472.762.550. Rentabilitas yang diperoleh sebesar 550%. BEP unit usaha 232,94 dan BEP sales sebesar Rp 84.934.831. Dari hasil analisis jangka panjang dengan nilai NPV sebesar Rp 1,720.040.894, Net B/C sebesar 28,28. IRR sebesar 788%, dan PP sebesar 0,14. Analisis sensitivitas pada usaha axotic farm menggunakan 3 skenario keadaan yaitu skenario 1 (biaya naik 24% dan benefit turun 17%) menghasilkan nilai NPV sebesar - Rp 1.918.691, Net B/C sebesar 0,97, IRR sebesar 11%, dan PP sebesar 3,64 tahun. Dari skenario 1 diatas usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Skenario 2 (biaya naik 27%) menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 110.995.103, Net B/C sebesar 2,76, IRR sebesar 74%, dan PP sebesar 1,39 tahun. Skenario 3 (benefit turun 14%) menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 7.132.929, Net B/C sebesar 1,11, IRR sebesar 16,98% dan PP sebesar 3,22 tahun. Dari skenario 2 dan 3 diatas usaha tersebut layak untuk dijalankan. Saran yang diberikan penulis kepada pemerintah Kota Batu agar bisa lebih memperhatikan usaha ini karena bisa berdampak kepada sektor pariwisata dan sejalan dengan visi dan misi dari Kota Batu itu sendiri. Kepada Pemilik usaha agar bisa memperhatikan beberapa aspek yang belum baik seperti, aspek hukum, aspek lingkungan dan aspek kelembagaan. Kepada Komunitas Axolotl agar bisa terus mengembangkan ekosistem bisnis ikan hias Axolotl karena memiliki potensi yang bagus dari sisi finansiil

English Abstract

Axolotl is an ornamental fish that has unique characteristics and has a very high potential to develop. Axolotl is a native fauna of Mexico, and is known as a water salamander. Axolotl fish is a fish that has unique characteristics, one of which is the ability to regenerate in several parts of its body and one type of fishery that is included in the category of APPENDIX II animals. In Indonesia, there is a business called Axotic Farm which is currently carrying out the process of cultivating axolotls, therefore it requires research related to the analysis of the feasibility of the business from a financial and non-financial perspective. This study aims to: (1) Analyze the non-financial aspects of the Axotic Farm business. (2) Analyze the feasibility of the financial aspects of the Axotic Farm business. Analysis of axolotl fish farming business seen from non-financial aspects, it is reviewed that there are several things, namely the management aspect that has been running well, the technical aspect in the form of facilities and infrastructure is adequate for the production process, the marketing aspect is good but not done consistently, the legal aspect has no legal entity and a permit for the sale of Axolotl fish which is included in the fish category APPENDIX II, the environmental aspect of the existing waste does not have a bad impact on the environment but still has to carry out AMDAL certification to be better, the institutional aspect has several institutions involved but technically it has not been maximized, and the social aspect has not been utilized optimally so that re-mapping still needs to be done so that it can be beneficial to the surrounding community. The short-term financial aspect obtained results with fixed capital used in the axotic farm business, namely IDR 63,046,000. The working capital used in the axotic farm business in one year is IDR 85,957,450. Fixed costs incurred in the axotic farm business are IDR 75,157,450. Variable costs incurred in the axotic farm business are IDR 71,280,000. So the total production cost used is Rp 146,437,450. The income obtained in the axotic farm business is Rp 619,200,000. The R/C ratio value obtained is 4.228. The profit obtained in the axotic farm business is Rp 472,762,550. The profitability obtained is 550%. BEP business unit 232.94 and BEP sales of Rp 84,934,831. From the results of the long-term analysis with an NPV value of Rp 1,720,040,894, Net B/C of 28.28. IRR of 788%, and PP of 0.14. Sensitivity analysis on the axotic farm business using 3 scenarios, namely scenario 1 (costs increase by 24% and benefits decrease by 17%) produces an NPV value of - Rp 1,918,691, Net B / C of 0.97, IRR of 11%, and PP of 3.64 years. From scenario 1 above, the business is not feasible to run. Scenario 2 (costs increase by 27%) produces an NPV value of Rp 110,995,103, Net B / C of 2.76, IRR of 74%, and PP of 1.39 years. Scenario 3 (benefits decrease by 14%) produces an NPV value of Rp 7,132,929, Net B / C of 1.11, IRR of 16.98% and PP of 3.22 years. From scenarios 2 and 3 above, the business is feasible to run. The author's advice to the Batu City government is to pay more attention to this business because it can have an impact on the tourism sector and is in line with the vision and mission of Batu City itself. To business owners to pay attention to several aspects that are not yet good, such as legal aspects, environmental aspects and institutional aspects. To the Axolotl Community to continue to develop the Axolotl ornamental fish business ecosystem because it has good potential in terms of finance.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	0525080010
Divisions:	Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User:	Sugeng Moelyono
Date Deposited:	14 Feb 2025 08:25
Last Modified:	14 Feb 2025 08:25
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236324

Text (DALAM MASA EMBARGO) Muhammad Luqman Nulhakim.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB)

Actions (login required)

View Item