Estuningtyas, Maesti and Dr. Antoni, S.Sos., M.Si. (2024) Makna Selametan Kematian Sebagai Tradisi Islam Kompromistis di Jawa. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kajian komunikasi umumnya dibagi menjadi dua model utama yakni model komunikasi transmisi dan model komunikasi konstitutif. Penelitian ini berfokus pada model komunikasi konstitutif, yang memandang komunikasi sebagai proses menciptakan dan memproduksi makna dan identitas. Topik penelitian ini adalah upacara selametan kematian Islam Jawa dengan tujuan menggali makna tradisi tersebut dari perspektif Asia serta mengidentifikasi bentuk Islamisasi yang terkandung di dalamnya. Upacara selametan kematian merupakan tradisi hasil akulturasi antara budaya Jawa dan Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inti makna dari upacara ini terdapat pada makanan yang disajikan pada saat kondangan atau kenduri. Makanan tersebut menjadi simbol hasil akulturasi budaya, di mana makna yang melekat dipengaruhi oleh konsep kerata basa, yaitu sebuah cara berpikir dalam budaya Jawa. Konsep kerata basa ini berperan dalam mengubah makna asli makanan menjadi makna baru yang terkait dengan rasa syukur maupun perintah menyembah Allah SWT. Oleh sebab itu, kelompok kompromistis yang menerima tradisi ini berpendapat bahwa selametan kematian bukanlah praktik yang menyimpang dari agama Islam. Sebaliknya, tradisi ini dianggap sebagai sarana penguatan identitas individu sebagai orang Jawa sekaligus Muslim. Tradisi ini, dalam pandangan mereka tidak hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga menciptakan keseimbangan antara keyakinan agama dan budaya lokal. Penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi selametan kematian dapat menjadi sumber pengetahuan dan keunikan komunikasi lokal yang mencerminkan masyarakat Jawa dalam sudut padang ilmu komunikasi non-western.
English Abstract
The study of communication can devided into two models: the transmission and the constitutive model. This research focuses on the constitutive model, which views communication as a process of creating meaning and producing identity. The topic of this research is the Javanese Islamic death ritual (selametan) to explore the meaning of the tradition from an Asian perspective and identify the forms of Islamization embedded in it. The Javanese Islamic death ritual is a tradition resulting from the acculturation of Javanese culture and Islam. The findings revealed that the core meaning of this ritual lies in the food served during the kondangan or kenduri (feast). Food symbolizes the result of cultural acculturation, where the meaning attached to it is influenced by the concept of kerata basa, a way of thinking in Javanese culture. Kerata basa concept plays a role in transforming the original meaning of food into a new meaning related to gratitude and the command to worship Allah SWT. Therefore, the compromised group that accepts this tradition argues that the death ritual is not a practice that deviates from Islamic teachings. On the contrary, this tradition is considered a means of strengthening an individual’s Javanese and Muslim identity. According to them, this tradition preserves cultural heritage while balancing religious beliefs with local customs. This study shows that the tradition of selametan kematian can serve as a source of knowledge and a unique form of local communication, reflecting Javanese society from the perspective of non-Western communication studies.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052411 |
Uncontrolled Keywords: | Selametan Kematian, Komunikasi Perspektif Asia, Suku Jawa, Islam Kompromistis |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | S Sucipto |
Date Deposited: | 10 Feb 2025 04:39 |
Last Modified: | 10 Feb 2025 04:39 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236210 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Maesti Estuningtyas.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |