Maftuch, Fatimatuzzahroh and dr. Hidayat Sujuti, Sp.M(K), Ph.D and Prof. Dr. drg. Muhammad Chair Effendi, SU, Sp.KGA (2024) Pengaruh Aplikasi Pasta Hidroksiapatit Stolephorus sp. terhadap Jumlah Fibroblas dan Ekspresi Interleukin-1β (Il-1 Β) pada Penyembuhan Luka Pasca Ekstraksi Gigi Rattus norvegicus. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini berfokus pada eksplorasi potensi manfaat hidroksiapatit (HAp) yang berasal dari ikan teri (Stolephorus sp.) terhadap penyembuhan luka setelah pencabutan gigi pada Rattus norvegicus (tikus). Hidroksiapatit, yang merupakan bentuk mineral alami dari kalsium apatite, telah banyak dipelajari karena biokompatibilitasnya dan kemampuannya dalam mendukung regenerasi tulang dan jaringan. Keuntungan dari HAp ikan teri, adalah sumber yang mudah didapat dan belum banyak dieksplorasi dalam konteks penyembuhan luka pada gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas HAp ikan teri dalam meningkatkan proses penyembuhan luka, terutama setelah pencabutan gigi, suatu prosedur umum dalam kedokteran gigi yang memerlukan perbaikan jaringan yang efisien. Penelitian ini berpusat pada tiga masalah utama. Pertama, penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah aplikasi HAp yang berasal dari ikan teri memiliki pengaruh positif terhadap keseluruhan proses penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Penyembuhan luka dalam konteks kedokteran gigi sangat penting karena memengaruhi pemulihan pasien dan pencegahan komplikasi seperti infeksi atau penyembuhan yang tertunda. Masalah penelitian kedua menyelidiki apakah HAp mempengaruhi jumlah fibroblas, yang merupakan sel-sel penting yang terlibat dalam perbaikan dan regenerasi jaringan. Fibroblas berperan penting dalam pembentukan jaringan granulasi dan perombakan matriks ekstraseluler, yang keduanya sangat penting untuk keberhasilan penyembuhan luka. Terakhir, penelitian ini mengkaji pengaruh HAp terhadap tingkat ekspresi IL-1β, sitokin yang terlibat dalam respons inflamasi selama penyembuhan luka. IL-1β dikenal sebagai regulator utama peradangan dan terlibat dalam aktivasi respons imun, menjadikannya penanda penting yang harus dinilai dalam konteks penyembuhan luka. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memvalidasi potensi manfaat penggunaan HAp yang berasal dari ikan teri sebagai agen terapeutik untuk meningkatkan penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Ini mencakup evaluasi pengaruh HAp terhadap proliferasi fibroblas dan pengaruhnya terhadap modulasi ekspresi IL-1β selama proses penyembuhan. Dengan mencapai tujuan ini, penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai kelayakan penggunaan HAp alami dari ikan teri sebagai alternatif agen penyembuhan luka konvensional dalam praktik kedokteran gigi. Penelitian ini juga bertujuan untuk berkontribusi pada pengembangan pengetahuan mengenai penggunaan biomaterial yang berasal dari laut dalam aplikasi medis dan kedokteran gigi, menawarkan opsi yang berkelanjutan dan mungkin lebih terjangkau untuk perawatan pasca pencabutan gigi. Penelitian ini menggunakan eksperimental di laboratorium secara in vivo, yang melibatkan eksperimen pada hewan hidup untuk mensimulasikan proses penyembuhan luka dalam lingkungan yang terkendali. Studi ini mengadopsi desain eksperimental sejati, khususnya desain Post-Test Only Control Group, yang memungkinkan perbandingan hasil antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah intervensi diterapkan. Dalam studi ini, kelompok kontrol tikus diberi perlakuan dengan Alveogyl, agen penyembuhan luka standar yang umum digunakan dalam praktik kedokteran gigi. Alveogyl berfungsi sebagai perlakuan dasar untuk menilai efektivitas intervensi eksperimental. Sementara itu, kelompok perlakuan menerima pasta yang terbuat dari HAp yang berasal dari ikan teri. Untuk mengukur hasil perlakuan, penelitian ini menggunakan dua metode penilaian utama. Jumlah fibroblas dalam jaringan luka dihitung menggunakan pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE), teknik yang banyak digunakan dalam histologi untuk memvisualisasikan dan mengkuantifikasi komponen seluler dalam sampel jaringan. Kehadiran dan aktivitas fibroblas merupakan indikator dari proses penyembuhan, karena sel-sel ini bertanggung jawab untuk mensintesis kolagen dan komponen matriks ekstraseluler lainnya yang diperlukan untuk perbaikan jaringan. Selain itu, tingkat ekspresi IL-1β diamati menggunakan pewarnaan imunohistokimia, teknik yang melibatkan penggunaan antibodi untuk mendeteksi protein tertentu dalam bagian jaringan. Tingkat ekspresi IL-1β memberikan wawasan mengenai respons inflamasi, yang merupakan aspek kritis dari proses penyembuhan luka, terutama pada tahap awal. Data yang dikumpulkan dari penilaian ini dianalisis menggunakan metode statistik untuk menentukan signifikansi temuan. Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk menilai normalitas data, memastikan bahwa distribusi data memenuhi asumsi yang diperlukan untuk analisis statistik lebih lanjut. Uji t independen kemudian dilakukan untuk membandingkan hasil antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, memberikan ukuran kuantitatif dari perbedaan efektivitas penyembuhan luka antara dua perlakuan tersebut. Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa baik kelompok kontrol yang diperlakukan dengan Alveogyl maupun kelompok perlakuan yang menerima HAp dari ikan teri menunjukkan efektivitas yang sama dalam mempromosikan penyembuhan luka. Ini menunjukkan bahwa HAp yang berasal dari ikan teri bisa seefektif perlakuan konvensional dalam memfasilitasi perbaikan jaringan setelah pencabutan gigi. Namun, penelitian ini juga mencatat bahwa meskipun efektivitas penyembuhan keseluruhan serupa, perlakuan HAp memiliki efek yang signifikan terhadap ekspresi IL-1β pada waktu tertentu. Ini menunjukkan bahwa HAp yang berasal dari ikan teri mungkin berperan dalam memodulasi respons inflamasi, yang berpotensi berkontribusi pada proses penyembuhan yang lebih terkendali dan efisien. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menyoroti potensi penggunaan HAp alami yang berasal dari ikan teri sebagai bahan penyembuhan luka alternatif dalam praktik kedokteran gigi. Temuan ini menunjukkan bahwa HAp dari ikan teri dapat menawarkan opsi yang alami, berkelanjutan, dan efektif untuk meningkatkan penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Studi ini berkontribusi pada bidang penelitian biomaterial yang lebih luas dengan menunjukkan kelayakan penggunaan zat yang berasal dari laut dalam aplikasi medis, membuka jalan untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai manfaatnya dalam berbagai pengaturan klinis.
English Abstract
The research focuses on exploring the potential benefits of hydroxyapatite (HAp) derived from anchovies (Stolephorus sp.) on wound healing following tooth extraction in Rattus norvegicus (rats). Hydroxyapatite, a naturally occurring mineral form of calcium apatite, has been extensively studied for its biocompatibility and ability to promote bone and tissue regeneration. However, the specific effects of HAp sourced from anchovies, a readily available and sustainable source, have not been widely explored in the context of dental wound healing. This study seeks to fill that gap by investigating the efficacy of anchovy-derived HAp in promoting wound healing, particularly following tooth extraction, a frequent dental treatment that necessitates rapid tissue restoration. The study is centered around three primary research problems. First, it seeks to determine whether the application of HAp derived from anchovies has a positive influence on the overall wound healing process after tooth extraction. Wound healing in dental contexts is critical, as it affects patient recovery and the prevention of complications such as infections or delayed healing. The second research problem investigates whether HAp impacts the number of fibroblasts, which are essential cells involved in tissue repair and regeneration. Fibroblasts play a crucial role in the formation of granulation tissue and the remodeling of the extracellular matrix, both of which are vital for successful wound healing. Lastly, the study examines the effect of HAp on the expression levels of IL-1β, a cytokine involved in the inflammatory response during wound healing. IL-1β is known to be a key regulator of inflammation and is involved in the activation of immune responses, making it an important marker to assess in the context of wound healing. The major goal of the study is to validate the potential benefits of utilizing anchovy-derived HAp as a therapeutic agent to improve wound healing following tooth extraction. This includes evaluating the effect of HAp on fibroblast proliferation and its influence on the modulation of IL-1β expression during the healing process. By achieving these objectives, the research aims to provide insights into the feasibility of using natural HAp from anchovies as an alternative to conventional wound healing agents in dental practice. The study also aims to add to the expanding body of knowledge on the use of marine-derived biomaterials in medical and dental applications, offering a sustainable and potentially more inexpensive option for postextraction treatment. The research employs an experimental laboratory approach with an in vivo model, which involves conducting experiments on live animals to simulate the wound healing process in a controlled environment. In order to compare the results of a control group and a treatment group following the application of the intervention, the study uses a genuine experimental design, more precisely a Post-Test Only Control Group design. In this study, the control group of rats was treated with Alveogyl, a standard wound healing agent commonly used in dental practice. Alveogyl serves as a baseline treatment to assess the effectiveness of the experimental intervention. The treatment group, on the other hand, received a paste made from HAp derived from anchovies. To measure the outcomes of the treatment, the research utilizes two key assessment methods. The number of fibroblasts in the wound tissue was counted using Hematoxylin-Eosin (HE) staining, a widely used technique in histology to visualize and quantify cellular components in tissue samples. The presence and activity of fibroblasts are indicators of the healing process, as these cells are responsible for synthesizing collagen and other extracellular matrix components that are necessary for tissue repair. Additionally, the expression levels of IL-1β were observed using immunohistochemical staining, a technique that involves the use of antibodies to detect specific proteins within tissue sections. IL-1β expression levels provide insights into the inflammatory response, which is a critical aspect of the wound healing process, particularly in the early stages. The data acquired from these assessments was evaluated statistically to establish the relevance of the findings. The Shapiro-Wilk test was used to determine the normality of the data, verifying that the distribution satisfied the assumptions necessary for further statistical research. Independent t-tests were then used to compare the outcomes of the control and treatment groups, providing a quantifiable measure of the differences in wound healing effectiveness between the two treatments. The key findings of the research revealed that both the control group treated with Alveogyl and the treatment group receiving HAp from anchovies demonstrated similar effectiveness in promoting wound healing. This indicates that anchovy-derived HAp could be as effective as conventional treatments in facilitating tissue repair after tooth extraction. However, the study also noted that while the overall healing effectiveness was comparable, the HAp treatment had a notable effect on IL-1β expression at specific time points. This suggests that anchovy-derived HAp may play a role in modulating the inflammatory response, potentially contributing to a more controlled and efficient healing process. In conclusion, this research highlights the potential use of natural HAp derived from anchovies as an alternative wound healing material in dental practices. The findings suggest that HAp from anchovies could offer a natural, sustainable, and effective option for enhancing wound healing after tooth extraction. This study contributes to the broader field of biomaterials research by demonstrating the feasibility of using marine-derived substances in medical applications, paving the way for further exploration of their benefits in various clinical settings
| Item Type: | Thesis (Magister) |
|---|---|
| Identification Number: | - |
| Divisions: | S2/S3 > Magister Biomedik, Fakultas Kedokteran |
| Depositing User: | Sugeng Moelyono |
| Date Deposited: | 07 Feb 2025 02:13 |
| Last Modified: | 07 Feb 2025 02:13 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236069 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fatimatuzzahroh Maftuch.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |