Strategi Manajemen Risiko Usaha dalam Adaptasi Usaha Sapi Potong Pada Masa Perubahan Iklim di Kabupaten Sumenep

Ervan, Faisol Ali and Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS.,IPU.,ASEAN ENG and Dr. Ir. Nanang Febrianto, S.Pt.,MP. (2025) Strategi Manajemen Risiko Usaha dalam Adaptasi Usaha Sapi Potong Pada Masa Perubahan Iklim di Kabupaten Sumenep. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Peternakan sapi potong di Indonesia, khususnya di Pulau Madura, menunjukkan potensi yang baik dalam kontribusinya terhadap produksi peternakan nasional. Madura menghasilkan sapi lebih banyak dibandingkan provinsi Jawa Timur secara keseluruhan. Wilayah Sumenep memiliki keunggulan komparatif berupa kondisi lingkungan yang mendukung, termasuk lahan luas untuk penggembalaan dan ketersediaan sumber daya air. Tantangan utama yang dihadapi sektor peternakan sapi potong di Madura adalah perubahan iklim, dengan suhu yang mencapai 28-30°C dan fluktuasi musim yang mempengaruhi ketersediaan pakan dan air. Upaya untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan strategi adaptif seperti seleksi breed sapi yang tahan panas, pengembangan teknologi pakan, dan manajemen sanitasi yang berkelanjutan. Struktur peternakan yang didominasi skala kecil dan belum terorganisir dengan baik menjadi kendala dalam pengembangan produktivitas. Upaya untuk mencapai pengembangan peternakan yang optimal, diperlukan kolaborasi komprehensif antara pemerintah, peternak, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengimplementasikan inovasi teknologi, praktik manajemen yang efisien, dan pendekatan berkelanjutan. Tujuan penelitian dari penulisan yaitu untuk menganalisis profil usaha peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep dan menganalisis risiko usaha dengan manajamen risiko dalam adaptasi peternakan terhadap pendapatan peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep Jawa Timur yang diakibatkan adanya perubahan iklim. Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2023 sampai Februari 2024 di Kecamatan Batuputih, Kecamatan Lenteng dan Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data dari 150 responden peternak sapi potong pada faktor internal dan 8 responden pada faktor eksternal yang terdiri dari 4 orang pada pakar di dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), 1 orang dari Badan Meteorologi Geofisika dan Klimatogi (BMKG Trunojoyo), 1 Orang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan 2 Ketua Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) dari kecamatan Lenteng dan kecamatan Batuputih. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara, pengamatan (observasi), pengisian kuesioner, dokumentasi dan focus group discussion sedangkan data sekunder bersumber dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep, Badan Pusat Statistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sumenep, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Trunojoyo Madura, Gabungan Kelompok Tani (Batuputih dan Lenteng) dan kajian literatur, buku, data statistik pemerintah, strategi manajemen risiko usaha, perubahan iklim, mitigasi perubahan iklim, Emisi GRK dari sektor peternakan dan jurnal. Profil peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep mayoritas responden adalah berusia 31-45 tahun, dengan memiliki pendidikan terakhir Sekolah Dasar. Mayoritas responden memiliki pengalaman beternak selama 20-30 tahun. Kebanyakan jumlah anggota keluarga peternak sebesar 3 orang serta memiliki jumlah ternak sebanyak 3 ekor sapi potong. Hasil analisis dengan menggunakan analisis melalui pengolahan data dari kuesioner yang disebarkan dalam sebuah penelitian, diperoleh gambaran mengenai skala usaha peternakan sapi potong yang dijalankan oleh para peternak di Kabupaten Sumenep, khususnya di tiga kecamatan, yaitu Batuputih, Lenteng, dan Kalianget. Skala usaha tersebut direpresentasikan oleh jumlah populasi sapi potong yang peternak miliki, dari total 150 orang peternak yang menjadi responden, persentase terkecil sebesar 4% atau sebanyak 6 orang peternak memiliki 2 ekor sapi potong, sementara persentase terbesar mencapai 65% atau sebanyak 97 orang peternak memiliki 3 ekor sapi potong, secara keseluruhan jumlah populasi sapi potong yang dimiliki oleh 150 responden tersebut adalah sebanyak 491 ekor. Usaha peternakan sapi potong memiliki tingkat ketergantungan yang cukup besar terhadap jumlah sapi potong yang dimiliki. Jumlah ternak tersebut memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasil produksi daging, mengingat bahwa daging merupakan produk utama yang sangat vital bagi keberlangsungan usaha peternakan tersebut. Peran penting daging tidak hanya terbatas pada pemenuhan permintaan pasar, tetapi juga menjadi penentu utama dalam menghasilkan pendapatan bagi para peternak. Berdasarkan hasil analisis evaluasi faktor internal di lapangan menunjukkan bahwa peternak di kabupaten Sumenep memiliki peluang dari lingkungan eksternal yang lebih besar dan terdapat ancaman yang cukup kecil sehingga perlu adanya antisipasi atau langkah preventif dari peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep. Faktor internal pada wilayah penelitian menunjukkan bahwa pelatihan terkait pemanfaatan limbah pertanian, seperti jerami padi untuk pembuatan silase, kulit kacang, dan bungkil jagung, juga penting sebagai upaya meningkatkan bobot badan sapi, terutama sebagai mitigasi saat menghadapi musim kemarau panjang. Kelompok tani disarankan menginisiasi program asuransi ternak melalui kemitraan dengan lembaga asuransi untuk mengurangi risiko kerugian akibat kematian atau penyakit yang dapat berdampak negatif pada peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep. Faktor eksternal menunjukkan bahwa pelatihan dan penyadaran bagi sumber daya manusia (SDM) peternak di Kabupaten Sumenep sangat diperlukan, mengingat banyaknya peternak yang belum memahami tingginya permintaan daging sapi, baik di wilayah Sumenep maupun Jawa Timur secara umum. Fluktuasi harga sapi potong dapat diminimalisir melalui peran aktif kelompok tani dalam proses penjualan sapi, sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada pedagang desa. Peternak di Sumenep perlu memanfaatkan layanan enumerator dari Dinas Peternakan, khususnya dalam aspek kesehatan dan inseminasi buatan (IB), untuk meningkatkan keberhasilan produksi sapi potong dan memenuhi kebutuhan pasar. Posisi usaha peternakan sapi potong di kabupaten Sumenep ada pada sel II. Kondisi pada sel II, strategi yang dapat diterapkan adalah Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Upaya yang dapat diupayakan pada usaha peternakan di kabupaten Sumenep antara lain menganalisis data produksi, kebutuhan komunitas (peternak sapi potong) dan kinerja finansial untuk mengetahui hasil evaluasi dan pemberian wawasan tentnag persepsi peternak mengenai adaptasi usaha ternak pada masa perubahan iklim. Hasil analisis SWOT dalam penelitian berikut memberikan rekomendasi strategis untuk mempertahankan kekuatan, memanfaatkan peluang, mengurangi kelemahan, dan menghindari ancaman. Strategi yang diusulkan menekankan pada optimalisasi aset dan peluang yang tersedia, sekaligus meminimalkan dampak kelemahan internal dan ancaman eksternal. Berdasarkan analisis diagram, prioritas utama diberikan pada strategi Strength-Opportunity (S-O), yang mencakup beberapa langkah utama. Pertama, pelatihan peternakan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan atau institusi terkait bertujuan untuk mengatasi pembatasan impor dan memenuhi permintaan daging yang tinggi. Kedua, pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak dilakukan melalui program pelatihan yang melibatkan lembaga pendidikan atau institusi terkait. Ketiga, kelompok tani disarankan menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan atau penyuluhan untuk memperluas pasar di wilayah penelitian, yaitu Kabupaten Sumenep, melalui diversifikasi jenis pakan, penggunaan aditif pakan, serta peningkatan kualitas dan kuantitas hijauan. Keempat, teknologi inseminasi buatan (IB) dari enumerator kecamatan dimanfaatkan untuk memenuhi permintaan daging yang tinggi, didukung oleh program asuransi ternak dari lembaga pendidikan untuk mengurangi risiko seperti kematian dan penyakit pada sapi potong. Strategi manajemen risiko usaha sapi potong dalam menghadapi perubahan iklim di Kabupaten Sumenep difokuskan pada dua aspek utama, yaitu dampak pada tingkat makro dan mikro. Hasil pengujian metode Analytic Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa nilai prioritas dampak makro dan mikro dari strategi manajemen risiko usaha dalam adaptasi usaha sapi potong di Kabupaten Sumenep memiliki bobot yang sama. Uji sub-kriteria menunjukkan bahwa stabilitas pasar menjadi prioritas utama pada dampak makro, sementara dukungan moral keluarga menempati prioritas utama pada dampak mikro. Dukungan moral keluarga dalam beternak sapi potong, seperti pengelolaan manajemen waktu yang baik, menjadi faktor penting yang berkontribusi pada peningkatan stabilitas pasar. Penelitian berikut juga menunjukkan bahwa evaluasi terhadap manajemen peternakan, dukungan moral keluarga (mikro), dan stabilitas pasar (makro) berperan penting dalam menentukan peran utama dari pemerintah daerah Kabupaten Sumenep untuk mengambil langkah strategis seperti pembuatan pakan ternak dari limbah pertanian, yang diharapkan menjadi alternatif efektif untuk mencapai tujuan optimalisasi potensi daerah di Kabupaten Sumenep. Saran untuk para peternak di Kabupaten Sumenep antara lain adalah upaya untuk menghadapi risiko adaptasi usaha peternakan di Kabupaten Sumenep akibat perubahan iklim, diperlukan strategi inovatif. Salah satu inovasi penting adalah pengembangan pakan yang dapat meningkatkan keterampilan peternak. Dukungan moral dari keluarga peternak juga perlu ditingkatkan agar peternak sapi potong di Kabupaten Sumenep dapat mengatur waktu beternak dengan lebih baik. Intensitas pertemuan kelompok tani harus lebih massif, sehingga anggota kelompok dapat dibagi ke dalam bidang-bidang spesifik seperti pembibitan, operasional (pakan dan gizi), manajemen lingkungan, pembiayaan dan keuangan, serta pemasaran dan distribusi. Pengalokasian limbah ternak ke area pertanian tidak hanya dapat mengurangi polusi, tetapi juga bermanfaat sebagai pupuk. Pemanfaatan limbah pertanian yang melimpah sebagai pakan alternatif juga sangat penting, terutama ketika harga pakan ternak (konsentrat) mengalami fluktuasi. Peternak juga disarankan untuk melakukan mitigasi pada bulan April hingga Juni dengan strategi adaptif sesuai pola cuaca seperti memilih varietas tanaman yang tahan kekeringan dan menggunakan teknik irigasi yang efisien. Perawatan kesehatan ternak secara berkala juga penting untuk meminimalkan penurunan nilai jual. Pada cuaca normal, kebutuhan ternak dapat terpenuhi secara maksimal dengan manajemen pakan yang baik.

English Abstract

This study aims to determine the mitigation strategies of farmers in Sumenep district in their strategic management when facing climate change. Climate change greatly affects livestock activities in Sumenep district in various factors, extreme weather changes can harm beef cattle farming in terms of selling value. Increased temperature causes stress in cattle. Drought can reduce forage and water availability. Dry conditions inhibit the growth of grass and other feed plants, forcing farmers to look for alternative feeds such as hay or commercial animal feed. Extreme climate change that occurs gradually over three months, twice the normal time and the following three months, facing extreme climate change that has an impact on the health of livestock in Sumenep District and the selling price of cattle that does not match the expectations of farmers. Research was conducted to outline strategies in business adaptation using the SWOT-AHP method to determine priority options from the general micro and macro impacts, the following knowledge aims to determine strengths, weaknesses, opportunities and threats. The right strategy in handling beef cattle business adaptation will minimize losses of farmers due to climate change and mitigation of greenhouse gas emissions from the livestock sector.

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: -
Uncontrolled Keywords: Adaptation, AHP, beef cattle, mitigation, agricultural waste, SWOT
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Sugeng Moelyono
Date Deposited: 07 Feb 2025 01:59
Last Modified: 07 Feb 2025 01:59
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/236061
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Faisol Ali Ervan.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item