Samratulangi, - and Prof.Dr.Ir. Ifar Subagio, M.Agr.St and Dr.Ir. Hermanto, MP (2024) Produksi Hijauan Padi yang Dibudidayakan secara Hidroponik. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi hijauan padi varietas Ciherang dan IR64 yang dibudidayakan secara hidroponik dan di panen pada umur 40, 50, dan 60 HST sebagai hijauan pakan ternak ditinjau dari aspek produksi biomassa dan kualitas hijauan pakan ternak ruminansia. Penelitian ini diawali dengan melakukan pengamatan terhadap kualitas benih yang digunakan. Parameter yang diamati adalah berat benih, kandungan proksimat, persentase daya kecambah dan kecepatan tumbuh. Penelitian ke 2 adalah penelitian percobaan menggunakan metode RAL Faktorial 2x3, dengan 5 ulangan. Faktor I : Varietas padi yaitu Ciherang dan IR 64, Faktor II: Masa panen hijauan Padi : 40, 50 dan 60 hari setelah tanam (HST). Parameter penelitian meliputi: produksi biomassa, kandungan nutrient, kecernaan bahan kering dan bahan organik Data di analisis dengan analisis ragam dan apabila terdapat pengaruh antar perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil penelitian awal berat benih per 100 biji varietas Ciherang 2,64±0,02 g, varietas IR64 2,85±0,10 g. Daya kecambah varietas Ciherang 97±1,81%, varietas IR64 94±6,9%, kecepatan tumbuh varietas Ciherang 32,92±1,81(%/etmal), varietas IR64 33,33±3,09%. Hasil penelitian ke 2 sebagai berikut: produksi biomassa pada parameter tinggi hijauan padi tertinggi adalah varietas IR64 pada umur panen 60 HST sebesar 80±2,55 cm, jumlah anakan terbanyak dihasilkan oleh varietas IR64 pada umur panen 60 HST sebanyak 19±2,91 anakan. Berat hijauan segar padi terbaik dihasilkan oleh varietas padi IR64 pada umur panen 60 HST, dengan berat 35±17 g. Produksi Bahan Kering (BK) tertinggi total hijauan padi adalah varietas IR64 umur panen 60 HST sebesar 6,36±0,39 gBK. Produksi Bahan Organik (BO) dan produksi Protein Kasar (PK) total hijauan padi, varietas padi IR64 umur panen 60 hari menjadi yang tertinggi, dengan produksi BO sebesar 6,85±0,54 g dan produksi PK sebesar 1,59±0,27 g. Kualitas hijauan padi dengan parameter kandungan BK tertinggi adalah varietas Ciherang pada umur panen 60 HST sebesar 16,47±0,40 %. Kandungan BO terbaik adalah varietas Ciherang pada umur panen 40 HST sebesar 87,29±0,04%. Kandungan PK tertinggi adalah varietas Ciherang sebesar 23,28±1,84% pada umur panen 40 HST. Kandungan SK terbaik terdapat pada perlakuan varietas padi Ciherang umur panen 40 hari sebesar 23,15±0,26%. Kandungan NDF terbaik pada perlakuan varietas Ciherang umur panen 40 hari, dengan nilai 55,32±0,52%. Kandungan ADF terbaik dihkan oleh varietas IR64 pada umur panen 40 hari sebesar 28,93±0,24%. Kecernaan BK dan kecernaan BO bagian tajuk secara invitro terbaik pada perlakuan varietas padi Ciherang, umur panen 40 hari sebesar 73,1±0,69%, untuk KcBK, sedangkan untuk KcBO sebesar 78,98±0,42%. Hijauan padi sebagai hijauan pakan ternak yang dibudidayakan secara hidroponik ditinjau dari kualitas hijauan yang dihasilkan sangat menjanjikan tapi ditinjau dari produk biomassa belum bisa dijadikan sebagai pakan alternatif pengganti pakan hijauan konvensional, akan tetapi bisa dijadikan sebagai suplemen pakan hal ini dikarenakan kualitasnya yang tinggi sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas ransum.
English Abstract
The aim of this study is to evaluate the forage quality and biomass production of two rice varieties, Ciherang and IR64, cultivated hydroponically and harvested at 40, 50, and 60 days after planting (DAP) as livestock forage, with a focus on biomass production and forage quality for ruminants. The study began with an examination of the seed quality used. Parameters observed included seed weight, proximate composition, germination percentage, and germination rate.The second part of the study was an experimental trial using a 2x3 factorial Randomized Block Design (RBD), with 5 replications. Factor I: Rice varieties (Ciherang and IR64); Factor II: Harvesting age of rice forage (40, 50, and 60 DAP). The parameters studied included biomass production, nutrient content, dry matter digestibility, and organic matter digestibility. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA), and if there were significant effects among treatments, Duncan's Multiple Range Test was used for further comparison. The results of the initial study showed that the seed weight per 100 seeds for the Ciherang variety was 2.64±0.02 g, while for IR64 it was 2.85±0.10 g. Germination percentage for Ciherang was 97±1.81%, while for IR64 it was 94±6.9%. The growth rate for Ciherang was 32.92±1.81 (%/day), and for IR64, it was 33.33±3.09%. The results of the second study are as follows: The highest rice forage plant height was observed in the IR64 variety at 60 DAP, reaching 80±2.55 cm. The greatest number of tillers was produced by IR64 at 60 DAP, with 19±2.91 tillers. The best fresh forage weight was also produced by IR64 at 60 DAP, with a weight of 35±17 g. The highest dry matter (DM) production was recorded for IR64 at 60 DAP, with a total of 6.36±0.39 g DM. The highest organic matter (OM) production and crude protein (CP) production in total rice forage were achieved by IR64 at 60 DAP, with OM production of 6.85±0.54 g and CP production of 1.59±0.27 g. For forage quality, the highest dry matter content was found in the Ciherang variety at 60 DAP, at 16.47±0.40%. The best organic matter content was found in Ciherang at 40 DAP, with 87.29±0.04%. The highest crude protein content was found in Ciherang at 40 DAP, with 23.28±1.84%. The best sugar content was found in Ciherang at 40 DAP, with 23.15±0.26%. The highest neutral detergent fiber (NDF) content was observed in Ciherang at 40 DAP, with a value of 55.32±0.52%. The highest acid detergent fiber (ADF) content was recorded in IR64 at 40 DAP, with 28.93±0.24%. The best in vitro dry matter digestibility (DMD) and organic matter digestibility (OMD) for the forage tops were found in Ciherang at 40 DAP, with 73.1±0.69% for DMD and 78.98±0.42% for OMD. In conclusion, hydroponically grown rice forage shows promising quality, but when viewed in terms of biomass production, it is not yet suitable as a complete alternative to conventional forage. However, it could serve as a supplement due to its high quality, which can enhance the overall quality of animal feed.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | - |
Uncontrolled Keywords: | Hidroponik, Kualitas, Biomassa, Padi-Hydroponics, Quality, Biomass, Paddy |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan |
Depositing User: | Sugeng Moelyono |
Date Deposited: | 06 Feb 2025 02:28 |
Last Modified: | 06 Feb 2025 02:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/235955 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Samratulangi.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |