Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2024. Politik Pembangunan Wilayah Pesisir Pascapembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) di Pantai Ngliyep Kabupaten Malang

Cahya, Nadha Averina and Ruth Agnesia Sembiring, S.Sos., MA (2024) Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Malang, 2024. Politik Pembangunan Wilayah Pesisir Pascapembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) di Pantai Ngliyep Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Permasalahan masyarakat pesisir adalah kantong kemiskinan nasional dan ketidakberdayaan masyarakat pesisir. Pantai Ngliyep terletak di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktor pembangunan tersebut dalam pembangunan wilayah pesisir di Pantai Ngliyep dengan paradigma politik pembangunan yang terdiri dari 5 variabel yaitu adanya aktor, adanya kekuasaan, adanya sistem, adanya ideologi, dan intervensi asing. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, ada 3 aktor yang terlibat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Perumda Jasa Yasa Kabupaten Malang, dan masyarakat setempat yang digolongkan berdasarkan mata pencaharian yaitu sebagai nelayan (KUB Bina Mandiri). Disparbud memiliki kuasa dalam merancang rencana strategis kepariwisataan, Perumda Jasa Yasa memiliki kuasa dalam pengelolaan pantai, dan KUB Bina Mandiri memiliki kuasa dalam melaksanakan usaha ikan tangkap para nelayan. Setiap aktor menggunakan kekuasaan yang dimiliki melalui pelaksanaan mekanisme-mekanisme dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan. Ideologi ketiga aktor beragam, Disparbud berupaya untuk mewujudkan pembangunan dengan meningkatkan kualitas masyarakat pariwisata. Ideologi pembangunan Perumda Jasa Yasa adalah laba usaha. Masyarakat dalam KUB Bina Mandiri mewadahi para nelayan dan mengelola transaksi hasil tangkap guna meraih keuntungan ekonomi. Sedangkan aktor pembangunan yang berasal dari “luar” untuk mengintervensi aktor pembangunan ialah seperti vendor alat camping yang ikut serta menyukseskan program wisata Perumda Jasa Yasa. Perbedaan variabel yang dimiliki diantara aktor tersebut telah menemui benturan tujuan, kepentingan, dan ideologi diantaranya, sehingga belum mampu mengatasi sepenuhnya permasalahan yang dihadapi masyarakat pesisir, seperti kemiskinan ekstrem dan ketidakberdayaan masyarakat secara sosial dan ekonomi.

English Abstract

The problems of coastal communities are pockets of national poverty and the helplessness of coastal communities. Ngliyep Beach is located in Kedungsalam Village, Donomulyo District, Malang Regency. This study aims to analyze the development actors in the development of coastal areas in Ngliyep Beach with a development political paradigm consisting of 5 variables, namely the existence of actors, the existence of power, the existence of a system, the existence of ideology, and foreign intervention. The author uses a qualitative research method with a descriptive approach. Data collection techniques use observation, structured interviews, and documentation. Based on the results of this study, there are 3 actors involved, the Malang Regency Tourism and Culture Office, Perumda Jasa Yasa Malang Regency, and the local community who are classified based on their livelihoods, namely as fishermen (KUB Bina Mandiri). Disparbud has the power to design strategic tourism plans, Perumda Jasa Yasa has the power to manage the beach, and KUB Bina Mandiri has the power to carry out the fishermen's fishing efforts. Each actor uses the power they have through the implementation of mechanisms in order to realize development goals. The ideology of the three actors is diverse, Disparbud seeks to realize development by improving the quality of the tourism community. The development ideology of Perumda Jasa Yasa is business profit. The community in KUB Bina Mandiri accommodates fishermen and manages catch transactions in order to gain economic benefits. Meanwhile, development actors who come from "outside" to intervene in development actors are such as camping equipment vendors who participate in the success of Perumda Jasa Yasa's tourism program. The differences in variables owned by these actors have encountered clashes of goals, interests, and ideologies between them, so that they have not been able to fully overcome the problems faced by coastal communities, such as extreme poverty and social and economic community powerlessness.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052411
Uncontrolled Keywords: Development Politics, Coastal Areas, JLS, Ngliyep Beach
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Pemerintahan
Depositing User: S Sucipto
Date Deposited: 31 Jan 2025 01:34
Last Modified: 31 Jan 2025 01:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/235446
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nadha Averina Cahya.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item