Pemetaan Sebaran Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L) di Jawa Tengah dengan Memanfaatkan Aplikasi ArcGIS

Khurota A'yun, Arin (2025) Pemetaan Sebaran Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L) di Jawa Tengah dengan Memanfaatkan Aplikasi ArcGIS. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyakit hawar daun bakteri yang disebabkan oleh Pantoea ananatis merupakan ancaman serius bagi produksi bawang merah di Jawa Tengah, salah satu daerah penghasil bawang merah terbesar di Indonesia. Patogen penyebab penyakit ini termasuk dalam kelompok OPTK A2 yang ditularkan melalui benih dan dapat menyebabkan penurunan hasil panen yang signifikan, sehingga pemahaman mengenai pola sebaran dan faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi penyebaran penyakit ini menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran penyakit hawar daun bakteri pada bawang merah di Jawa Tengah dengan memanfaatkan aplikasi ArcGIS, serta menganalisis hubungan antara kondisi lingkungan dan tingkat infeksi. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui survei lapangan dan pengambilan sampel secara stratified random sampling melalui metode garis transek di dua titik lahan dari empat kabupaten di Jawa Tengah yang merupakan sentra produksi bawang merah. Sampel tanaman yang terindikasi gejala hawar daun bakteri dideteksi menggunakan metode PCR untuk mengonfirmasi keberadaan Pantoea ananatis. Data spasial yang diperoleh dari lapangan diolah dengan aplikasi ArcGIS untuk menghasilkan peta sebaran penyakit. Hasil menunjukkan bahwa ditemukan bakteri Pantoea ananatis di delapan titik lokasi pengamatan dari empat kabupaten di Jawa Tengah. Penyakit ini lebih banyak terjadi di wilayah seperti Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Boyolali yang memiliki tingkat kejadian penyakit tinggi dengan kelembapan relatif (RH) tinggi (>70%). Variasi gejala yang ditemukan meliputi bercak putih keperakan, klorosis, dan nekrosis pada daun yang dapat ditandai bercak bulat akibat vektor hama thrips bawang. Kelembapan dan curah hujan tinggi menjadi faktor dominan dalam perkembangan penyakit, sementara suhu memiliki hubungan yang lebih lemah karena perbedaan suhu antar lokasi relatif seragam. Penyakit ini cenderung berkembang lebih parah pada tanaman tua dengan RH tinggi. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi gejala spesifik, vektor pembawa penyakit hawar daun bakteri dari thrips bawang, serta faktor lingkungan seperti curah hujan dan angin dalam penyebaran Pantoea ananatis serta pengembangan model prediksi berbasis kelembapan dan usia tanaman guna mendukung pengendalian penyakit yang lebih terarah dan efektif.

English Abstract

Bacterial leaf blight caused by Pantoea ananatis poses a significant threat to shallot production in Central Java, one of Indonesia's largest shallot-producing regions. This pathogen is classified as a quarantine pest (OPTK A2) and is seedborne, potentially causing substantial yield losses. Understanding the disease’s distribution patterns and the environmental factors influencing its spread is critical. This study aimed to map the distribution of bacterial leaf blight on shallots in Central Java using ArcGIS and analyze the relationship between environmental conditions and infection rates. Field data were collected through stratified random sampling using transect lines at two locations within four key shallot-producing districts in Central Java. Suspected infected plant samples were confirmed using PCR to detect the presence of Pantoea ananatis. Spatial data from the field were processed with ArcGIS to produce disease distribution maps. The results revealed the presence of Pantoea ananatis in eight observation points across four districts. The disease was most prevalent in Wonosobo and Boyolali districts, which had high infection rates correlated with high relative humidity (RH >70%). Observed symptoms included silvery-white spots, chlorosis, and necrosis on leaves, often accompanied by circular lesions caused by onion thrips acting as vectors. High humidity and rainfall were identified as dominant factors in disease progression, while temperature showed a weaker correlation due to uniformity across locations. Older plants under high RH conditions were more severely affected. Further research is needed to clarify specific symptoms, the role of onion thrips as disease vectors, and the influence of environmental factors such as rainfall and wind on Pantoea ananatis spread. Developing predictive models based on humidity and plant age is also crucial to support more targeted and effective disease management strategies.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052504
Divisions: Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User: Annisti Nurul F
Date Deposited: 14 Jan 2025 03:51
Last Modified: 14 Jan 2025 03:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/234782
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Arin Khurota A'yun.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item