Analisis Kinerja Rantai Pasok pada Pabrik Gula Skala Kecil (Studi kasus pada UD. Bunga Mas di Desa Purworejo, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri)

Saputra, Dino and Dr. Dwi Retno Andriani, S.P., M.P. and Septian Maulana Purnama, S.P., M.P., M.BA. (2024) Analisis Kinerja Rantai Pasok pada Pabrik Gula Skala Kecil (Studi kasus pada UD. Bunga Mas di Desa Purworejo, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu pabrik skala kecil di Kecamatan Kandat adalah Pabrik Gula UD Bunga Mas di Desa Purworejo, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri. Berbeda dengan pabrik dengan skala besar yang memiliki manajemen rantai pasok yang baik pabrik dalam skala kecil menggunakan manajemen rantai pasok seadanya dengan tidak diukur secara komprehensif dan tidak melakukan perhitungan yang tepat. Masalah-masalah seperti harga tebu yang fluktuatif dan kualitas tanaman tebu yang berbeda-beda pada setiap bahan baku dari petani membuat berubah-ubah kualitas dari tebu yang dihasilkan dan masih menggunakan teknologi yang masih kurang bersaing. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2024 menggunakan pendekatan metode yang digunakan di penelitian yaitu memakai metode kuantitatif denga pengumpulan data menggunakan kuisioner. Sampel pada penelitian ini purposive sampling. Analisis data pada penelitian ini adalah Metode inti yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengukuran rantai pasok menggunakan model Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang diterbitkan dan kembangkan oleh lembaga ternama yaitu Supply Chain Council (SCC) dan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP) serta disempurnakan oleh proses normalisasi dengan menggunakan rumus normalisasi Snorm De Boer Hasil dari penelitian ini adalah; 1) Dari 41 indikator kinerja pada SCM (supply chain management) terdapat 11 indikator kinerja yang sesuai dengan kondisi perusahaan UD. Bunga Mas yang dinyatakan sesuai dan dapat diterapkan pada perusahaan tersebut. Masing-masing indikator yang sesuai dan dapat diterapkan pada perusahaan. 2) Tahapan pembobotan setiap indikator dilakukan dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dengan adanya 3 level diantaranya level proses, level atribut dan yang terakhir level indikator. Pada tahapan pertama proses plan memiliki pembobotan paling tinggi yaitu 0,41. Pada tahapan kedua terdapat pembobotan atribut yang dimana ada dua atribut yaitu Reliability dan Renponsiveness, yang dimana atribut Reliability source dengan nilai pembobotan 0,88. Sedangkan pada pembobotan terakhir yaitu level indikator nilai tertinggi terdapat pada proses source dengan inidkator timely delivery performance by supplier dengan nilai bobotnya 0,69. 3) Bedasarkan pengolahan dan perhitungan data hasil kuisioner maka nilai akhir dari SCM (supply chain management) adalah 88,32. 4) Perbaikan diperlukan pada indikator-indikator yang terdapat pada tabel yang berwarna kuning, dimana menunjukan nilai pembobotan pada indikator < 90 (Excellent), diantaranya forecast accuracy, raw material planning accuracy dan timely delivery performance by supplier.

English Abstract

One of the small-scale factories in Kandat District is UD Bunga Mas Sugar Factory in Purworejo Village, Kandat District, Kediri Regency. Unlike largescale factories that have a well-established supply chain management system, small-scale factories use an ad-hoc supply chain management system without comprehensive measurement and accurate calculations. Problems such as fluctuating sugarcane prices and varying quality of sugarcane from each farmer cause variations in the quality of the resulting sugarcane, and the factory still uses less competitive technology. This research was conducted in February 2024 using a quantitative method with data collection using questionnaires. The sample in this study was purposive sampling. The data analysis in this study used the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model published and developed by the Supply Chain Council (SCC) as the core method for measuring the supply chain, and used the Analytical Hierarchy Process (AHP) and was further improved by the normalization process using the Snorm De Boer normalization formula. The results of this study are; 1) Of the 41 performance indicators in SCM (supply chain management), 11 performance indicators were found to be suitable for the conditions of UD Bunga Mas and could be implemented in the company. Each indicator that is suitable and can be implemented in the company. 2) The weighting process for each indicator was carried out using the AHP (Analytical Hierarchy Process) method with 3 levels, namely the process level, attribute level, and finally the indicator level. At the first stage, the plan process has the highest weighting of 0.41. At the second stage, there is a weighting of attributes where there are two attributes, namely Reliability and Responsiveness, where the Reliability source attribute has a weighting value of 0.88. While at the last weighting, which is the indicator level, the highest value is in the source process with the indicator of timely delivery performance by supplier with a weight value of 0.69. 3) Based on the processing and calculation of the questionnaire data, the final value of SCM (supply chain management) is 88.32. 4) Improvements are needed for indicators in the yellow-colored table, which indicates a weighting value for indicators < 90 (Excellent), including forecast accuracy, raw material planning accuracy, and timely delivery performance by supplier.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052504
Divisions:	Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User:	S Sucipto
Date Deposited:	03 Jan 2025 07:12
Last Modified:	03 Jan 2025 07:12
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/234494

Text (DALAM MASA EMBARGO) Dino Saputra.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)

Actions (login required)

View Item