Kristinayanti, Wayan Sri and Prof. Dr. Eng. Ir. Yulvi Zaika, MT and Prof. Dr. Ir. Solimun, MS and Dr. Eng. Ir. Yatnanta Padma Devia, ST., MT (2024) Model Integrasi Konstruksi Hijau Berbasis Kearifan Lokal Konsep Tri Hita Karana Untuk Meningkatkan Kinerja Berkelanjutan. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Industri konstruksi memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia. Namun, aktivitas konstruksi juga dikenal sebagai kontributor utama emisi gas rumah kaca dan berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam upaya mengatasi tantangan ini, penerapan prinsip-prinsip konstruksi hijau menjadi sangat penting. Konstruksi hijau berfokus pada perlindungan ekologi dan lingkungan, pemanfaatan sumber daya dan energi secara efisien, serta pencapaian pembangunan berkelanjutan. Meskipun pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, implementasi praktik konstruksi hijau di negara ini masih relatif terbatas dan tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini meliputi kurangnya kesadaran, keterbatasan pengetahuan, minimnya standar yang berlaku, praktik desain yang kurang optimal, serta kendala biaya. Dalam konteks Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, integrasi kearifan lokal ke dalam praktik konstruksi hijau menjadi sangat penting. Pengintegrasian nilai-nilai tradisional ke dalam proyek konstruksi memungkinkan pendekatan yang peka terhadap budaya dan ramah lingkungan, sesuai dengan konteks lokal setempat. Pendekatan ini mendorong penggunaan material dan teknik konstruksi yang berkelanjutan, memperkuat keberlanjutan sosial-ekonomi masyarakat, serta berkontribusi pada pencapaian tujuan keberlanjutan global. Dengan mengadopsi kearifan lokal dalam praktik konstruksi hijau, Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya dapat mengembangkan model pembangunan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan selaras dengan aspirasi serta nilai-nilai masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi penerapan konsep Tri Hita Karana dalam pelaksanaan konstruksi hijau dan membangun model konstruksi hijau yang berbasis pada kearifan lokal, khususnya konsep Tri Hita Karana, dengan tujuan meningkatkan kinerja berkelanjutan proyek. Model yang diusulkan mengintegrasikan beberapa variabel kunci, termasuk konsep Tri Hita Karana, aspek-aspek konstruksi hijau, perilaku ramah lingkungan, dan strategi pelaksanaan. Melalui integrasi variabel-variabel tersebut, penelitian ini berupaya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja berkelanjutan proyek, yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian ini menerapkan pendekatan embedded mixed method design, di mana metode kuantitatif berperan sebagai komponen utama, sementara metode kualitatif berfungsi sebagai pendukung. Metode kualitatif digunakan untuk merancang konsep dan model pengukuran kearifan lokal, khususnya konsep Tri Hita Karana, dalam konteks pelaksanaan konstruksi hijau. Pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam (depth interview), observasi, dan diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion atau FGD). Data kualitatif yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak NVivo. Metode kuantitatif dilaksanakan melalui survei dan studi kasus dengan menggunakan kuesioner yang melibatkan 200 responden, yang terdiri dari para pelaku konstruksi hijau di Indonesia. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) dengan bantuan perangkat lunak WarpPLS. Integrasi metode kualitatif dan kuantitatif dalam desain penelitian ini memungkinkan eksplorasi yang mendalam terhadap konsep Tri Hita Karana dalam pelaksanaan konstruksi hijau, sekaligus memberikan pemahaman yang komprehensif melalui analisis statistik yang robust. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep Tri Hita Karana diimplementasikan dalam praktik konstruksi hijau melalui tiga dimensi utama, yaitu Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan. Model konstruksi hijau berbasis Tri Hita Karana mengungkapkan bahwa indikator Pawongan merupakan indikator yang paling kuat dalam merepresentasikan konsep Tri Hita Karana secara keseluruhan. Penerapan prinsip Pawongan mendorong terjadinya kolaborasi dan sinergi di antara para pemangku kepentingan proyek. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa pengelolaan limbah konstruksi yang berkelanjutan dan integrasi prinsip-prinsip ekonomi sirkular dalam rantai pasok berperan sebagai mediator yang menghubungkan konsep Tri Hita Karana dengan kinerja keberlanjutan proyek. Strategi pelaksanaan, terutama penyelarasan dengan kebijakan dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah, juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja berkelanjutan proyek, khususnya pada aspek sosial. Model yang dihasilkan dari penelitian ini menawarkan pendekatan yang holistik dan kontekstual dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang selaras dengan kearifan lokal setempat. Model konstruksi hijau berbasis Tri Hita Karana tidak hanya berkontribusi pada aspek teknis dan ekonomi semata, tetapi juga mempertimbangkan dimensi sosial budaya dan lingkungan dalam upaya mewujudkan pembangunan yang lebih hijau, inklusif, dan bertanggung jawab. Model ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi dan pengambil kebijakan dalam mengembangkan strategi konstruksi hijau yang lebih efektif dan sesuai dengan konteks lokal.
English Abstract
The construction industry is essential in driving national economic growth in Indonesia. However, construction activities are also recognized as a significant contributor to greenhouse gas emissions and have the potential to cause negative impacts on the environment. To address these challenges, the application of green construction principles is crucial. Green construction focuses on ecological and environmental protection, efficient utilization of resources and energy, and achieving sustainable development. Although the Indonesian government has committed to reducing carbon emissions, the country's implementation of green construction practices still needs to be improved and lags behind other countries. Some factors contributing to this condition include lack of awareness, limited knowledge, lack of applicable standards, sub-optimal design practices, and cost constraints. In the context of Indonesia and other developing countries, the integration of local wisdom into green construction practices is crucial. Integrating traditional values into construction projects enables a culturally sensitive and environmentally friendly approach in the local context. This approach encourages the use of sustainable construction materials and techniques, strengthens the socio-economic sustainability of communities, and contributes to achieving global sustainability goals. By adopting local wisdom in green construction practices, Indonesia and other developing countries can develop a more inclusive, sustainable development model that aligns with local communities' aspirations and values. The purpose of this research is to explore the application of the Tri Hita Karana concept in the implementation of green construction and build a green construction model based on local wisdom, precisely the Tri Hita Karana concept, to improve the sustainable performance of the project. The proposed model integrates several key variables, including the Tri Hita Karana concept, green construction aspects, environmentally friendly behaviors, and implementation strategies. By incorporating these variables, this research seeks to determine their influence on the project's sustainable performance, including economic, social, and environmental aspects. This research applies an embedded mixed method design approach, where quantitative methods are the main component, while qualitative methods serve as support. The qualitative method was used to design the concept and measurement model of local wisdom, particularly the Tri Hita Karana concept, in the context of green construction implementation. Qualitative data was collected through in-depth interviews, observations, and focus group discussions (FGDs). The qualitative data obtained was then analyzed using NVivo software. The quantitative method was carried out through surveys and case studies using questionnaires involving 200 respondents, consisting of green construction actors in Indonesia. Quantitative data analysis was conducted using the Structural Equation Modelling-Partial Least Squares (SEM-PLS) approach with the help of WarpPLS software. Integrating qualitative and quantitative methods in this research design enabled an in-depth exploration of the Tri Hita Karana concept in implementing green construction while providing a comprehensive understanding through robust statistical analysis. The results of this study show that the Tri Hita Karana concept is implemented in green construction practices through three main dimensions, namely Parahyangan, Pawongan, and Palemahan. The Tri Hita Karana-based green construction model revealed that the Pawongan indicator best represents the Tri Hita Karana concept. The application of the Pawongan principle encourages collaboration and synergy among project stakeholders. In addition, this research also found that sustainable construction waste management and the integration of circular economy principles in the supply chain acted as mediators linking the Tri Hita Karana concept with project sustainability performance. Implementation strategies, especially alignment with policies and regulations set by the government, also play an essential role in improving the project's sustainability performance, especially in social aspects. The resulting model from this research offers a holistic and contextual approach to realizing sustainable development in harmony with local wisdom. The Tri Hita Karana-based green construction model contributes to technical and economic aspects and considers socio-cultural and environmental dimensions to realize greener, inclusive, and responsible development. This model can be a reference for practitioners and policymakers in developing more effective green construction strategies appropriate to the local context.
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Identification Number: | 062407 |
Uncontrolled Keywords: | Tri Hita Karana, konstruksi hijau, perilaku ramah lingkungan, strategi pelaksanaan, kinerja berkelanjutan. |
Divisions: | S2/S3 > Magister Arsitektur Lingkungan Binaan, Fakultas Teknik |
Depositing User: | S Sucipto |
Date Deposited: | 20 Dec 2024 01:30 |
Last Modified: | 20 Dec 2024 01:30 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/234170 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Wayan Sri Kristinayanti.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |