Model Optimasi Pengalokasian Anggaran Dana Alokasi Khusus (Dak) Bidang Irigasi

Nurzaman, Fandi Prasetyo and Prof. Dr.Ir. Lily Montarcih, L., M.Sc and Dr.Eng Tri Budi Prayogo, ST, MT and Dr. Ir. Widandi Soetopo, M.Eng (2024) Model Optimasi Pengalokasian Anggaran Dana Alokasi Khusus (Dak) Bidang Irigasi. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Irigasi merupakan instrumen bantuan pendanaan tahunan dari Pemerintah Pusat kepada pemerintah daerah seiring pelaksanaan desentralisasi sebagian besar kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang keirigasian. Semula didesain sebagai penunjang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), DAK Bidang Irigasi saat ini justru menjadi sumber pendanaan utama pemerintah daerah dalam pengembangan dan pengelolaan irigasi yang menjadi kewenangannya. Mempertimbangkan dua per tiga total luasan irigasi di Indonesia merupakan kewenangan pemerintah daerah, ketepatan pengalokasian DAK Bidang Irigasi oleh Pemerintah Pusat akan mempengaruhi kondisi layanan jaringan irigasi secara keseluruhan yang memiliki peran penting dalam upaya pencapaian agenda ketahanan pangan nasional. Fokus utama penelitian ini adalah pengembangan model optimasi pengalokasian anggaran DAK Bidang Irigasi berdasarkan kondisi daerah irigasi sebagai kinerja intermediate outcome. Fungsi kinerja dan nonlinear programming dengan Generalized Reduced Gradient (GRG) Nonlinear dipergunakan untuk menghasilkan distribusi alokasi anggaran DAK Bidang Irigasi yang optimal pada 43 kabupaten/kota terpilih. Pemilihan lokasi dilakukan berdasarkan pendekatan purposive sampling dengan dua kriteria yaitu: i) cakupan kewenangan minimal 80% terhadap total luasan daerah irigasi dalam suatu kabupaten/kota yang diasumsikan dapat meminimalkan bias kemungkinan kontribusi Pemerintah Pusat dan provinsi pada kondisi daerah irigasi kewenangan kabupaten/kota; serta ii) luasan total daerah irigasi dalam suatu kabupaten/kota minimal lebih dari 10.000 ha yang diadopsi dari definisi daerah irigasi strategis nasional untuk lebih memfokuskan pemilihan lokasi dalam penelitian ini. Referensi data tahun 2018, 2019, dan 2020 dipergunakan untuk perhitungan fungsi kinerja di setiap 43 kabupaten/kota terpilih yang kemudian menjadi dasar optimasi alokasi anggaran DAK Bidang Irigasi Tahun 2021. Pemilihan periode referensi tersebut mempertimbangkan: i) perubahan metode perhitungan data pertanian pada tahun 2018 sehingga data sebelum dan setelah tahun 2018 tidak dapat diperbandingkan; serta ii) pembatasan kabupaten/kota yang dapat mengusulkan DAK Bidang Irigasi sejak tahun 2021 untuk tahun perencanaan 2022 dan seterusnya. Sebagai bagian dari penelitian ini, efektivitas DAK Bidang Irigasi tahun 2018 akan dievaluasi menggunakan regresi linear berganda untuk menguji pengaruh DAK Bidang Irigasi terhadap kondisi daerah irigasi sebagai kinerja intermediate outcome serta terhadap luas panen sebagai kinerja outcome. Selain itu, anggaran DAK Bidang Irigasi Tahun 2021 yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk 43 kabupaten/kota terpilih juga akan dibandingkan dengan model optimasi dalam penelitian ini. Berdasarkan perhitungan fungsi kinerja dan hasil model optimasi yang dikembangkan dalam penelitian ini, anggaran DAK Bidang Irigasi Tahun 2021 yang tersedia sebesar Rp 314,38 miliar didistribusikan kepada 39 dari 43 kabupaten/kota terpilih sementara empat kabupaten/kota tidak mendapatkan alokasi anggaran. Distribusi alokasi hasil model optimasi tersebut akan menghasilkan 533.086 ha luas daerah dalam kondisi baik, meningkat 51.655 ha dari luasan daerah irigasi yang dilaporkan dalam kondisi baik pada tahun 2020. Model optimasi ini diharapkan dapat menjadi masukan penyempurnaan dan atau alternatif metode pengalokasian anggaran DAK Bidang Irigasi yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Kebutuhan penyempurnaan metode pengalokasian anggaran ini juga sejalan dengan temuan dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa pendanaan DAK Bidang Irigasi Tahun 2018 dan pendanaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang berasal dari APBD Tahun 2018 hanya mempengaruhi kondisi daerah irigasi sebesar 3,62% serta luas panen padi sebesar 9,79%. Hasil pengujian secara simultan maupun parsial juga menunjukkan bahwa kedua pendanaan tersebut tidak signifikan mempengaruhi kondisi daerah irigasi maupun luas panen padi. Selain itu, hasil perbandingan antara model optimasi dalam penelitian dengan anggaran DAK Bidang Irigasi Tahun 2021 hasil penetapan Pemerintah Pusat menunjukkan bahwa besaran alokasi di 29 dari 43 kabupaten/kota terpilih tidak berada pada rentang optimasi sesuai perhitungan fungsi kinerja pada masing-masing kabupaten/kota. Besaran alokasi anggaran pada empat kabupaten/kota menghasilkan luas daerah irigasi dalam kondisi baik yang melebihi total luasan daerah irigasi yang menjadi kewenangannya sementara sepuluh kabupaten/kota lainnya justru menghasilkan luasan negatif. Adapun besaran alokasi anggaran pada 15 kabupaten/kota sisanya berada pada slope negatif sehingga setiap penambahan alokasi anggaran justru menghasilkan penurunan luasan daerah irigasi dalam kondisi baik. Pengembangan model optimasi pada penelitian berikutnya dapat mempertimbangkan penggunaan periode referensi data yang lebih panjang untuk perhitungan fungsi kinerja maupun pemilihan kinerja outcome sebagai tujuan optimasi dengan penambahan berbagai variabel relevan yang terkait. Sebagai salah satu langkah penyempurnaan proses bisnis perencanaan DAK Bidang Irigasi yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan akurasi model optimasi dalam penelitian ini, Pemerintah Pusat dapat mendorong pengembangan mekanisme verifikasi dan validasi terhadap hasil assessment mandiri atas kondisi daerah irigasi yang dilaporkan pemerintah daerah setiap periode pengusulan DAK Bidang Irigasi.

English Abstract

The Special Allocation Fund (DAK) for Irrigation is an annual funding assistance from the Central Government to local governments as result of decentralized government affairs in irrigation sector. Originally designed to support Local Government Budget (APBD), DAK for Irrigation eventually becomes local governments’s main source of funding for development and management of irrigation areas under their authorities. Considering that two-thirds of total irrigation areas in Indonesia belongs to local governments’s authority, accuracy of DAK for Irrigation’s distribution by the Central Government will affect condition of irrigation services in general which have an important role to achieve national agenda on food security. This research focuses on development of budget optimization model to distribute DAK for Irrigation based on irrigation areas’ condition as intermediate outcome’s performance. Performance functions and nonlinear programming with Nonlinear Generalized Reduced Gradient (GRG) were utilized to produce optimal budget distribution of DAK for Irrigation in 43 selected local governments. These locations are chosen based on purposive sampling approach under two criterias: i) having an authorithy of at least 80% of total irrigation areas within their administrative areas to minimize any potential contribution from higher-level government to their irrigation areas’ condition; and ii) having a total irrigation area of at least 10.000 ha within their administrative area which is adopted from the definition of national strategic areas to more focus on location selection. 2018, 2019, and 2020 data were used to calculate the performance function for each of selected local governments as reference for budget optimization model of DAK for Irrigation for 2021. These references’ periods are selected due to: i) adjustment of agricultural data calculation method in 2018 thus data prior and post 2018 are imcomparable; and ii) limitation of local governments that eligible to propose DAK for Irrigation post 2021 and beyond. As part of this research, multiple linear regression will be utilized to test effectiveness of DAK for Irrigation in 2018 in connection with irrigation condition as an intermediate outcome’s performance and harvested area as an outcome’s performance. Also, official budget of DAK for Irrigation in 2021 for 43 selected local governments will be compared with optimization model in this research. Based on calculated performance function and optimization model developed in this research, available budget of DAK for Irrigation in 2021 (IDR 314,38 billion) is only distributed to 39 of 43 selected local governments while the rest are not allocated. These distribution allocations result for 533.086 ha irrigation areas in good condition, increasing by 51.655 ha from reported condition in 2020. This budget optimization model is expected to be an input for improvements and/or alternative for current budget allocation methods of DAK for Irrigation by Central Government. The necessity to improve budget allocation methods is in line with findings in this research which imply that DAK for Irrigation in 2018 and APBD budget for operation and maintenance of irrigation networks have an impact to irrigation condition and harvested area by 3,62% and 9,79% respectively. Simultaneous and partial test results also reveal that these two sources of fundings do not significantly affect irrigation condition and harvested areas. Furthermore, the comparison results between optimization model in this research and the official budget of DAK for Irrigation in 2021 present that budget allocation for 29 local government are not within the range of optimization curve calculated from performance function in each local government. Official budget allocated in four local governments result irrigation area in good condition that exceeding the total irrigation area under their authority while the other ten local governments generate negative values. The official budget allocated for remaining of 15 local government turn out to be on a negative slope so that any additional budget allcocated results in decreasing irrigation area in good condition. Future research on development of budget optimization model could consider longer period of data references for calculating the performance functions and target outcome performance as optimization objective with additional relevant variables. To improve the planning process of DAK for Irrigation which also indirectly increasing accuracy of optimization model in this reseach, Central Government could develop a verification and validation mechanism for any irrigation condition reported by local government during proposal period of DAK for Irrigation.

Item Type: Thesis (Doktor)
Identification Number: 0624070136
Uncontrolled Keywords: optimasi alokasi anggaran, DAK Bidang Irigasi, luas daerah irigasi dalam kondisi baik, fungsi kinerja, GRG Nonlinear
Divisions: S2/S3 > Magister Teknik Pengairan, Fakultas Teknik
Depositing User: S Sucipto
Date Deposited: 26 Nov 2024 07:03
Last Modified: 26 Nov 2024 07:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/233018
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Fandi Prasetyo Nurzaman.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Actions (login required)

View Item View Item