Wahyuningsih, Sri and Prof. Dr. Ir. Ariffin, M.S. and rof. Dr. Ir. Sudiarso, M.S. (2024) Respons Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Tingkat Penaungan. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kacang hijau merupakan komoditas terbesar kedua penyumbang ekspor sejak 2014 hingga 2019. Permintaan pasar terhadap kacang hijau terus meningkat, sedangkan produksi di dalam negeri masih rendah dan belum mampu mencukupi kebutuhan nasional. Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi untuk pengembangan produktivitas kacang hijau. Varietas unggul dapat dihasilkan melalui introduksi, persilangan, mutasi atau varietas lokal. Hasil rata-rata varietas kacang hijau berkisar antara 0,90 - 1,98 ton ha-1 (Trustinah et al., 2014). Upaya untuk meningkatkan produksi pangan dapat dicapai melalui perluasan areal dan intensifikasi, yang budidayanya dapat diwujudkan sebagai tanaman sela di bawah tegakan tanaman perkebunan, hutan tanaman industri atau tumpang sari dengan tanaman pangan lain (Lingga et al., 2015). Peluang pengembangan kacang hijau di bawah tegakan tanaman perkebunan/hutan yang masih muda cukup besar, dan penggunaan varietas kacang hijau toleran naungan merupakan alternatif paling baik untuk meningkatkan produktivitas lahan. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Aneka Kacang di Desa Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab. Malang, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November Tahun 2022. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok pada tiga lingkungan, yaitu : kontrol tanpa naungan (N0), naungan 25% (N25), dan naungan 50% (N50). Perlakuan terdiri dari lima varietas kacang hijau, yaitu : Vima 1, Vima 2, Vima 3, Vima 4 dan Vima 5. Variabel pengamatan pada karakter morfologi pertumbuhan dan komponen hasil yang meliputi : tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun, indeks klorofil, jumlah stomata, umur berbunga, umur masak, berat segar tanaman, berat kering tanaman, jumlah polong isi, panjang polong, jumlah biji per polong, bobot 100 biji, bobot biji pertanaman, bobot biji per petak, bobot biji ton ha-1 dan tingkat toleransi varietas terhadap naungan. Untuk menentukan respons tanaman terhadap perlakuan, data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilakukan dengan uji F pada tingkat kesalahan 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada tingkat kesalahan 5%. Hasil penelitian, secara keseluruhan memperlihatkan respon tanaman kacang hijau terhadap perlakuan tingkat naungan 50% berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan penurunan hasil produksi. Pertumbuhan dan komponen hasil menurun sejalan dengan meningkatnya tingkat naungan. Tingkat naungan 50% merupakan tingkat naungan kritis tanaman kacang hijau. Nilai ITC varietas kacang hijau yang diuji menunjukkan perbedaan, ITC tingkat naungan 25% dengan kisaran antara 0,31 - 1,10 sedangkan tingkat naungan 50% kisaran antara 0,21 - 0,67. Varietas dengan nilai ITC > 1,00 perlu diuji lebih lanjut pada beragam kondisi lingkungan untuk mengetahui potensi dan stabilitas hasilnya. Berdasarkan nilai indeks toleransi cekaman (ITC) varietas Vima 2 tergolong toleran terhadap lingkungan yang ternaungi sebesar 25% dan agak toleran pada lingkungan ternaungi 50%. Vima 3, Vima 4 dan Vima 5 tergolong agak toleran terhadap lingkungan yang ternaungi hingga 50%, sedangkan varietas Vima 1 tergolong rentan terhadap lingkungan ternaungi hingga 50%.
English Abstract
Mungbean is the second export commodity in Indonesia from 2014 to June 2019. Market demand for mungbean increasing while national production is low. Mungbean national production in Indonesia is not enough to fill the demand. Improved variety is one of the technologies used to develop mungbean productivity. Improved variety can be produced by introduction, cross breeding, mutation, or local variety. The average yield of Indonesian mungbean variety is ranged from 0.90 to 1.98 tons ha-1 (Trustinah et al., 2014). Crop production can be increased using extensification and intensification by relay cropping between food crops and estate crops, industrial forestry, or intercropping with other food crops (Lingga et al., 2015). Mungbean has a great chance or opportunity to be cultivated under forestry or estate crops. Mungbean shade tolerant varieties are the best choice to increase land productivity. Research was conducted in Indonesian Legumes Standard Testing Institute (ILESTI) experimental field, Kendalpayak village, Sub-district Pakisaji, Malang district, East Java. The research was conducted from September to November 2022. The experimental design was Randomized Block Design, in three environments, namely no shade as a control (N0), 25% shade (N25), and 50% shade (N50). Aplication were five (5) mungbean varieties namely Vima 1, Vima 2, Vima 3, Vima 4, and Vima 5. Observation parameters were growth parameters and yield components, consist of plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area, chlorofil index, number of stomata, flowering age, maturity age, plant fresh weight, plant dry weight, number of filled pods, pod length, number of seeds per pod, 100 seed weight, seed weight per plant, seed yield per plot, seed yield per hectare, and stress tolerance index (STI) to shade. To determine plant respons to application, the data was analyzed using analysis of variance (ANOVA) and a F-test at a 95% level of significance. If there are any significant respons, he analysis was continued with Honestly Significant Difference (HSD) at 95% level of significance. The result showed that 50% of shade affected mungbean growth rate and decreased mungbean yield and production. Growth and yield components decreased while the shade level increased. Fifty percent (50%) of shade was the critical shade level for mungbean. Stress tolerance index (STI) were diference, STI at 25% of shade level was ranged of 0,31 – 1,10 while STI at 50% of shade level was ranged of 0,21 – 0,67. Variety who has STI > 1,00 require to be tested further in various environmental condition to know the yield potentiality and stability. According to STI value, Vima 2 variety was tolerant to 25% of shade and moderate tolerant to 50% of shade. Vima 3, Vima 4, and Vima 5 varieties were susceptible until 50% shade, meanwhile Vima1 variety was susebtible until 50% shade.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0424040047 |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Tanaman, Fakultas Pertanian |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 26 Nov 2024 06:41 |
Last Modified: | 26 Nov 2024 06:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/232891 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
sri wahyuningsih.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |