Cahyani, Novita Nur and Dr. dr. Ery Olivianto, Sp.A(K) and dr. Susanto Nugroho, Sp.A (K) (2024) Peran Suplementasi Vitamin D Atau Zink Terhadap Luaran Klinis, Rasio Monosit Limfosit, Dan Monocyte Chemotactic Protein 3 (Mcp-3) Pada Pasien Tuberkulosis Anak Sesudah Pengobatan Fase Intensif. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian di dunia. Anak dengan TB terbukti banyak menderita defisiensi mikronutrien seperti zink dan vitamin D. Merryana (2015) membuktikan bahwa kadar zink plasma pasien TB paru anak usia 6- 12 tahun lebih rendah dibandingkan pasien anak non TB (Merryana et al., 2015). Gou (2018) menyebutkan bahwa TB pada anak menunjukkan defisiensi vitamin D (ORs, 1,70; P<0,05) sedangkan penelitian di Indonesia sendiri yang dilakukan oleh Yani (2017) juga menunjukkan hal senada (Yani et al., 2017; Gou et al., 2018). Peran vitamin D dalam infeksi Mtb yaitu memicu makrofag meningkatkan pematangan fagosom dan menstimulus produksi antimikroba cathelicidin sedangkan zink ditransfer ke dalam makrofag dengan jumlah yang cukup toksik sebagai pertahanan didalam fagosom. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui luaran klinis, kadar MCP-3, dan rasio monosit limfosit pasien tuberkulosis anak yang mendapat suplementasi zink atau vitamin D sesudah pengobatan fase intensif. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, Randomized Clinical Trial, single blind, pre dan post test control group yang telah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Kesehatan RS Dr. Saiful Anwar Malang nomer 400/179/K.3/102.7/2022 – 8 Desember 2023. Sampel terdiri dari 33 pasien anak dan terbagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok yang mendapat suplementasi zink 15 mg/hari, dan kelompok yang mendapat suplementasi vitamin D 1000 IU/hari. Hasil Penelitian : Setelah fase intensif, rasio monosit limfosit turun secara signifikan pada kelompok zink dari median 0.58 (IQR 0.55) menjadi 0.45 (IQR 0.62) (p=0.016) dan kelompok vitamin D dari median 0.51 (IQR 0.64) menjadi 0.28 (IQR 0.39) (p=0.007) namun tidak pada kelompok kontrol. Kadar MCP-3 juga turunix signifikan pada kelompok zink dari median 286 pg/ml (IQR 343) menjadi 192 pg/ml (IQR 55) (p = 0.016) dan kelompok vitamin D dari median 346 pg/ml (IQR 552) menjadi 146 pg/ml (IQR 59) (p = 0.003) namun tidak pada kelompok kontrol. Berat badan dan konversi sputum meningkat secara signifikan pada kelompok zink dan vitamin D setelah fase intensif dan dibandingkan dengan kelompok lainnya, kelompok vitamin D mengalami peningkatan berat badan dan kadar vitamin D yang signifikan. Pada kelompok kontrol, terdapat korelasi yang signifikan antara peningkatan berat badan dengan rendahnya kadar MCP-3 setelah fase intensif dan antara selisih MLR dengan selisih MCP-3 dengan koefisien korelasi masingmasing sebesar -0,872 (p = 0,000) dan 0,797 (p = 0,003). Pada kelompok vitamin D terdapat korelasi yang signifikan antara peningkatan berat badan dan tingginya kadar MCP-3 setelah fase intensif dengan koefisien korelasi sebesar 0,702 (p=0,024) namun median MCP-3 sesudah terapi 146 pg/ml (IQR 59.25) masih lebih rendah dibandingkan dengan median MCP-3 awal 346 pg/ml (IQR 552) dan lebih rendah dari median MCP-3 orang sehat 212.3 pg/ml (±89.47) dan peningkatan berat badan nampaknya tidak hanya dipengaruhi oleh kadar MCP-3 melainkan juga dapat dipengaruhi oleh variabel lain seperti terapi nutrisi karena 81% sampel mengalami malnutrisi. Kesimpulan : Suplementasi zink atau vitamin D pada tuberkulosis anak dapat meningkatkan luaran klinis yang seiring dengan perbaikan parameter rasio monosit limfosit dan MCP-3 namun diperlukan penelitian multisenter lanjut untuk merekomendasikan suplementasi tersebut sebagai terapi tambahan
English Abstract
Tuberculosis is a leading infectious killer worldwide. Children with TB have been shown to suffer from many micronutrient deficiencies such as zinc and vitamin D. Merryana (2015) showed that plasma zinc levels in children with pulmonary TB aged 6-12 years were lower than those in non-TB children (Merryana et al., 2015). Gou (2018) stated that children with TB had vitamin D deficiency (ORs, 1.70; P <0.05) while research in Indonesia itself conducted by Yani (2017) also showed the same result (Yani et al., 2017; Gou et al., 2018). The role of vitamin D in tuberculosis infection is to trigger macrophages to increase phagosome maturation and stimulate the production of cathelicidin while zinc is transferred into macrophages in sufficiently toxic amounts in the phagosome. The purpose of this study was to determine the clinical outcomes, MCP-3 levels, and monocyte to lymphocyte ratio of pediatric tuberculosis patients who received zinc or vitamin D supplementation after intensive phase treatment. Methods: This study is an experimental study, Randomized Clinical Trial, single blind, pre and post test control group that has received approval from the Health Research Ethics Committee of Dr. Saiful Anwar Hospital, Malang number 400/179/K.3/102.7/2022 – December 8, 2023. The sample consisted of 33 pediatric patients and was divided into 3 group, the control group, the group that received 15 mg/day of zinc supplementation, and the group that received 1000 IU/day of vitamin D supplementation. Results: After the intensive phase, the monocyte to lymphocyte ratio decreased significantly in the zinc group from a median of 0.58 (IQR 0.55) to 0.45 (IQR 0.62) (p=0.016) and the vitamin D group from a median of 0.51 (IQR 0.64) to 0.28 (IQR 0.39) (p=0.007) but not in the control group. MCP-3 levels also decreased significantly in the zinc group from a median of 286 pg/ml (IQR 343) to 192 pg/ml (IQR 55) (p = 0.016) and in the vitamin D group from a median of 346 pg/ml (IQR 552) to 146 pg/ml (IQR 59) (p = 0.003) but not in the control group. Body weightxi gain and sputum conversion increased significantly in the zinc and vitamin D groups after the intensive phase and compared to the other groups, the vitamin D group had significant increases in body weight gain and vitamin D levels. In the control group, there was a significant correlation between body weight gain and low MCP-3 levels after the intensive phase and between the MLR difference and the MCP-3 difference with correlation coefficients of -0.872 (p = 0.000) and 0.797 (p = 0.003), respectively. In the vitamin D group, there was a significant correlation between body weight gain and high MCP-3 levels after the intensive phase with a correlation coefficient of 0.702 (p=0.024) but the median MCP-3 after therapy of 146 pg/ml (IQR 59.25) was still lower than the initial median MCP-3 of 346 pg/ml (IQR 552) and lower than the median MCP-3 of healthy people of 212.3 pg/ml (±89.47) and body weight gain did not only influenced by MCP-3 levels but could be influenced by other variables such as nutritional therapy because 81% of the samples were malnourish. Conclusion: Zinc or vitamin D supplementation in pediatrics tuberculosis can improve clinical outcomes along with improvements in the monocyte to lymphocyte ratio and MCP-3 parameters but further multicenter research is needed to recommend this supplementation as additional therapy.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0424060126 |
Uncontrolled Keywords: | TB anak, suplementasi zink, suplementasi vitamin D, MLR, MCP-3 |
Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 12 Nov 2024 04:22 |
Last Modified: | 12 Nov 2024 04:22 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/232454 |
![]() |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
novita nc.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |