Pengaruh Kemoterapi Terhadap Kejadian Neutropenia dan Infeksi Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut

Pangesti, Yulita Galih and dr. A. Susanto Nugroho, Sp.A(K) and dr. Sony Wicaksono, Sp.A(K), M. Biomed (2024) Pengaruh Kemoterapi Terhadap Kejadian Neutropenia dan Infeksi Pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan keganasan yang paling sering pada anak, yang mana termasuk kelompok neoplasma limfoid yang secara morfologis dan imunofenotipik menyerupai sel prekursor B dan sel prekursor T. Neoplasma ini dapat hadir terutama sebagai proses leukemia, dengan keterlibatan luas sumsum tulang dan darah tepi atau mungkin terbatas pada infiltrasi jaringan, dengan tidak ada atau hanya terbatas (kurang dari 25%) keterlibatan sumsum tulang. Pengobatan utama pada LLA adalah kemoterapi. Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel-sel leukemia dengan menggunakan kombinasi beberapa obat sitostatiska, dimana obat-obat ini dapat mempengaruhi sintesis atau fungsi DNA sel leukemia. Sebagian besar obat anti-leukemia ditargetkan terhadap replikasi DNA untuk mengganggu proliferasi sel yang melimpah. Absolute neutrophil count (ANC) digunakan secara klinis untuk memantau disfungsi fisiologis seperti mielosupresi atau infeksi. Nilai ANC dapat dihitung secara manual dari hasil hitung jenis dengan menjumlahkan prosentase dari segmen dan batang kemudian dikalikan dengan jumlah total leukosit atau ditentukan dengan pendekatan flowcytometry. Neutropenia didefinisikan sebagai ANC kurang dari 1500 sel/µL. Neutropeni dikategorikan sebagai ringan (ANC 1000-1500 sel/ µL), sedang (500-1000 sel/µL), atau berat (<500 sel/µL), risiko infeksi meningkat pada ANC <1000 sel/µL, namun perlu juga dievaluasi penyebabnya. Agen kemoterapi yang digunakan dalam terapi induksi remisi biasanya menyebabkan mielosupresi berat. Periode kritis ini bervariasi pada pasien dan membutuhkan perawatan kritis, terapi suportif, dan pemantauan rutin. Banyak pasien meninggal karena sepsis berat dan perdarahan. Pemulihan sumsum tulang dari mielosupresi merupakan indikator kemungkinan remisi hematologi. ANC secara tradisional telah digunakan sebagai prediktor awal pemulihan sumsum tulang. Apabila terjadi neutropenia berat, maka pengobatan kemoterapi harus dihentikan, dan bila belum terjadi penyembuhan profil hematologi, maka penundaan pengobatan semakin lama. Demam neutropenia (DN) adalah komplikasi umum dari kemoterapi, yang dapat meningkatkan risiko infeksi berat, menyebabkan septicemia, serta seringkali menyebabkan hospitalisasi memanjang, dan dapat berujung kematian. Penelitian ini dilakukan menggunakan uji pretest-posttest design. Subyek adalah pasien anak dengan LLA usia 1 tahun – 18 tahun yang menjalani kemoterapi fase induksi di RSUD Saiful Anwar Malang. Sampel diambil secara consecutive sampling. Neutropeni ditegakkan dengan jumlah neutrofil <1500 sel/ µL dan menggunakan absolute neutrophil count (ANC). Infeksi dinilai berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang. Data dianalisis dengan uji Wilcoxon untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menganalisa ada tidaknya korelasi antara variable bebas dan terikat. Data disajikan dalam bentuk nilai p. Nilai p dinyatakan signifikan bila < 0.05. Terdapat 60 subyek pasien anak LLA yang dianalisa kejadian neutropeni melalui parameter ANC dan infeksi pada periode sebelum dan setelah kemoterapi. Nilai mean ANC sebelum induksi yakni sebesar 787.54 dan meningkat menjadi 3858.47 setelah induksi dengan nilai p=0.000. Sebanyak 39 pasien LLA kategori ANC berat sebelum kemoterapi kemudian sebagian besar menjadi normal setelah menjalani kemoterapi (p=0.000). Kejadian infeksi dialami pada 22 pasien dan mengalami penurunan signifikan menjadi 6 pasien setelah kemoterapi (p=0.000). Sebelum kemoterapi, sebanyak 18 pasien mengalami neutropeni dengan infeksi dan 38 anak mengalami neutropeni tanpa infeksi (p=0.015). Setelah kemoterapi, 1 pasien mengalami neutropeni dengan infeksi dan 5 anak mengalami neutropeni tanpa infeksi (p=0.504). Dari uji korelasi tidak terdapat hubungan antara kemoterapi dan ANC dengan kejadian infeksi pada anak LLA (p>0.05). Berdasarkan penelitian ini, terdapat hubungan yang signifikan antara kemoterapi dengan profil neutrofil, dimana terjadi perbaikan kejadian neutropenia pada anak yang menjalani kemoterapi. Terdapat hubungan antara kemoterapi dengan kejadian infeksi pada anak dengan Leukemia limfoblastik akut, dimana terjadi perbaikan kejadian infeksi paska kemoterapi. Tidak terdapat hubungan antara neutropenia dengan kejadian infeksi pada anak dengan LLA. Kata Kunci: Kemoterapi, neutropeni, infeksi, leukemia limfoblastik akut.

English Abstract

Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is the most common malignancy in children, which includes a group of lymphoid neoplasms that morphologically and immunophenotypically resemble B cell precursors and T cell precursors. These neoplasms can present primarily as a leukemic process, with extensive involvement of the bone marrow and blood peripheral or may be limited to tissue infiltration, with no or only limited (less than 25%) bone marrow involvement. The main treatment for ALL is chemotherapy. Chemotherapy aims to kill leukemia cells by using a combination of several cytostatic drugs, where these drugs can affect the DNA synthesis or function of leukemia cells. Most antileukemia drugs are targeted against DNA replication to disrupt abundant cell proliferation. Absolute neutrophil count (ANC) is used clinically to monitor physiological dysfunction such as myelosuppression or infection. The ANC value can be calculated manually from the type count results by adding up the percentages of segments and stems and then multiplying by the total number of leukocytes or determined using a flow cytometry approach. Neutropenia was defined as an ANC of less than 1500 cells/µL. Neutropenia is categorized as mild (ANC 1000-1500 cells/µL), moderate (500-1000 cells/µL), or severe (<500 cells/µL), the risk of infection increases at ANC <1000 cells/µL, but the cause must also be evaluated. Chemotherapeutic agents used in remission induction therapy usually cause severe myelosuppression. This critical period varies among patients and requires critical care, supportive therapy, and regular monitoring. Many patients died from severe sepsis and bleeding. Bone marrow recovery from myelosuppression is an indicator of possible hematologic remission. ANC has traditionally been used as an early predictor of bone marrow recovery. If severe neutropenia occurs, chemotherapy treatment must be stopped, and if healing ofxi the hematological profile has not occurred, then the treatment delay becomes longer. Febrile neutropenia (FN) is a common complication of chemotherapy, which can increase the risk of severe infections, cause septicemia, and often lead to prolonged hospitalization, and death. This research was conducted using a pretest-posttest design test. Subjects were pediatric patients with ALL aged 1 year – 18 years who underwent induction phase chemotherapy at Saiful Anwar Hospital, Malang. Samples were taken by consecutive sampling. Neutropenia is established by a neutrophil count <1500 cells/µL and using the absolute neutrophil count (ANC). Infection is assessed based on clinical symptoms and supporting examinations. Data were analyzed using the Wilcoxon test to see the relationship between the independent variable and the dependent variable. The Spearman correlation test is used to analyze whether there is a correlation between the independent and dependent variables. Data are presented in the form of p values. The p value is declared significant if <0.05. There were 60 pediatric subjects with ALL who were analyzed for the incidence of neutropenia through ANC parameters and infections in the period before and after chemotherapy. The mean ANC value before induction was 787.54 and increased to 3858.47 after induction with a p value = 0.000. A total of 39 ALL patients in the ANC category were severe before chemotherapy, then most of them became normal after undergoing chemotherapy (p=0.000). The incidence of infection was experienced in 22 patients and decreased significantly to 6 patients after chemotherapy (p=0.000). Before chemotherapy, 18 patients had neutropenia with infection and 38 children experienced neutropenia without infection (p=0.015). After chemotherapy, 1 patient experienced neutropenia with infection and 5 children had neutropenia without infection (p=0.504). Based on the correlation test, there was no relationship between chemotherapy and ANC and the incidence of infection in ALL children (p>0.05). Based on this research, there is a significant relationship between chemotherapy and the neutrophil profile, where there is an improvement in the incidence of neutropenia in children undergoing chemotherapy. There is also relationship between chemotherapy and the incidence of infection in children with acute lymphoblastic leukemia, where there is an improvement in the incidence of infection after chemotherapy. There is no relationship between neutropenia and the incidence of infection in children with ALL.

Item Type:	Thesis (Magister)
Identification Number:	0424060123
Uncontrolled Keywords:	Kemoterapi, neutropeni, infeksi, leukemia limfoblastik akut.
Divisions:	Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran
Depositing User:	Unnamed user with username nova
Date Deposited:	03 Feb 2025 04:09
Last Modified:	03 Feb 2025 04:09
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/232448

Text (DALAM MASA EMBARGO) Yulita Galih Pangesti.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB)

Actions (login required)

View Item