Rahmania, Merrynta and Dr. dr. Harjoedi Adji Tjahjono, Sp.A (K) and dr. Irfan Agus Salim, Sp. A, M.Biomed (2024) Faktor-faktor yang mempengaruhi Bone mineral density pada anak dengan penyakit ronis. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bone mineral density mengacu pada jumlah materi mineral per sentimeter persegi tulang dan merupakan penentu penting dari kekuatan tulang dan kesehatan tulang secara keseluruhan. Penyakit kronis dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan yang tertunda, yang berdampak pada tinggi dan panjang tulang secara keseluruhan. Bone mineral density yang rendah dapat menyebabkan peningkatan risiko patah tulang dan masalah tulang jangka panjang seperti osteoporosis di kemudian hari yang mempengaruhi kualitas hidup anak dan meningkatkan biaya perawatan kesehatan dikemudian hari. Deteksi dan intervensi dini, bersama dengan pendekatan holistik untuk pengobatan, sangat penting untuk meningkatkan kesehatan tulang dan kualitas hidup secara keseluruhan pada populasi yang rentan ini. Bone mineral density adalah ukuran kandungan mineral anorganik yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, penyakit kronis, genetika dan gaya hidup. Terminologi Skor Z aBMD pada anak adalah ≤−2,0 dengan intepretasi massa tulang atau kepadatan mineral tulang yang rendah sesuai usianya. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bone mineral density pada anak dengan penyakit kronis. Subyek dalam penelitian ini anak berusia 5-18 tahun yang terdiagnosis dengan penyakit kronis yang terbagi dalam kelompok endokrinopati (diabetes tipe 1 dan 2, hipotiroid, hipertiroid, hipogonad, defisiensi GH), gangguan neuromuskular (cerebral palsi, Duchenne muscular dystrophy, epilepsi), penyakit hematoonkologi (Thalassemia, keganasan darah, solid tumor), penyakit inflamasi kronis (IBD, Rheumatic disease) dan pasien dengan terapi obat osteotoksik (terapi steroid, methotrexate, CPA, antikonvulsan). Hasil pengumpulan dan analisis data didapatkan 130 pasien anak dengan penyakit kronis dengan karakteristik pasien anak dengan penyakit kronis didominasi perempuan (65,4%) dengan usia rerata 8,5 ± 1,02 tahun. Status gizi didapatkan mayoritas pasien memiliki status gizi baik (63,8%). Rerata kadar kalsium didapatkan 8,5 mg/dL sedangkan kadar vitamin D didapatkan rerata18,53 ng/mL dengan klasifikasi normal. Pada kadar Hb diperoleh rerata 10,8 g/dL. Berdasarkan kategori penyakit kronis didapatkan dominasi kelompok pasien yang menggunakan obat sitotoksik (48,5%). Dari 130 sampel juga didapatkan sebagian besar anak memiliki normal bone mass (80%). Dalam penelitian, ini untuk mengetahui dari faktor yang berpengaruh terhadap BMP dilakukan uji regresi logistic dengan melibatkan variabel status gizi, kadar kalsium, kadar vitamin D, dan penggunaan obat sitotoksik (p<0.25) dan didapatkan hasil status gizi, usia dan kelompok obat sitotoksik signifikan secara statistik (p<0,05). Faktor usia bermakna terhadap low bone mass dengan nilai p=0,000, OR 1,432 CI 95% (1,1,81-1737) dimana usia rerata14,2 ± 2,7 tahun memiliki resiko 1,432 kali mengalami low bone mass jika dibandingkan dengan faktor resiko lain seperti status gizi dan kelompok obat sitotoksik. Penyakit kronis kategori obat sitotoksik juga didapatkan berpengaruh secara bermakna terhadap low bone mass dengan nilai p=0,001, OR 13,854 CI 95% (2,785-68,909) yang artinya pasien dengan penyakit kronis jenis obat sitotoksik berisiko mengalami low bone mass 13,854 kali dibandingkan dengan usia dan status gizi. Faktor status gizi yang sebelumnya tidak bermakna pada uji bivariat didapatkan bermakna pada uji multivariat dengan arti status gizi akan bermakna jika didapatkan faktor lain berupa usia dan obat sitotoksik p=0,007, OR 11,747 CI 95% (1,979-69,732). Pada pasien yang memiliki status gizi kurang, faktor resiko usia rerata14,2 ± 2,7 tahun dengan obat sitotoksik meningkatkan risiko low bone mass sebesar 11,747 kali. Kesimpulan pada penelitian ini terdapat faktor-faktor yang pada anak dengan penyakit kronis terhadap BMD. Faktor usia dan kelompok obat sitotoksik berhubunganix langsung terhadap BMD pada pasien anak dengan penyakit kronis. Sedangkan status gizi berhubungan dengan BMD jika didapatkan faktor lain seperti usia dan kelompok obat sitotoksik.
English Abstract
Bone mineral density refers to the amount of mineral material per square centimeter of bone and is a crucial determinant of bone strength and overall bone health. Chronic diseases can lead to delayed growth and development, impacting overall bone height and length. Low bone mineral density can increase the risk of fractures and long-term bone issues such as osteoporosis later in life, affecting the quality of life of children and increasing healthcare costs in the future. Early detection and intervention, along with a holistic treatment approach, are crucial to improving bone health and overall quality of life in this vulnerable population. Bone mineral density is a measure of inorganic mineral content influenced by age, gender, chronic diseases, genetics, and lifestyle. The Z-score terminology aBMD in children is ≤−2.0 with an interpretation of low bone mass or bone mineral density appropriate for their age. This research is an observational analytical study with a crosssectional approach aimed at identifying factors influencing bone mineral density in children with chronic diseases. The subjects in this study were children aged 5-18 years diagnosed with chronic diseases categorized into endocrinopathies (type 1 and 2 diabetes, hypothyroidism, hyperthyroidism, hypogonadism, GH deficiency), neuromuscular disorders (cerebral palsy, Duchenne muscular dystrophy, epilepsy), hemato-oncological diseases (Thalassemia, blood malignancies, solid tumors), chronic inflammatory diseases (IBD, Rheumatic disease), and patients undergoing osteotoxic drug therapy (steroid therapy, methotrexate, CPA, anticonvulsants). From the data collection and analysis, it was found that there were 130 pediatric patients with chronic diseases. The characteristics of pediatric patients with chronic diseases were predominantly female (65.4%) with an average age of 8.5 ± 1.02 years. The majority of patients had good nutritional status (63.8%). The average calcium level was found to be 8.5 mg/dL, while the average vitamin D level was 18.53 ng/mL. The average Hb level was 10.8 g/dL. Chronic diseases were dominated by patients using cytotoxic drugs (48.5%). Out of the 130 samples, most children had normal bone mass (80%). In the study, logistic regression analysis involving variables such as nutritional status, calcium levels, vitamin D levels, and the use of cytotoxic drugs (p<0.25) was conducted to determine factors influencing BMD. The results showed that nutritional status, age, and the cytotoxic drug category were statistically significant (p<0.05). Age was a significant factor for low bone mass with a p-value of 0.000, OR 1.432 CI 95% (1.181-1.737), where the average age of 14.2 ± 2.7 years had a 1.432 times higher risk of experiencing low bone mass compared to other risk factors like nutritional status and the cytotoxic drug category. Chronic diseases in the cytotoxic drug category also significantly impacted low bone mass with a p-value of 0.001, OR 13.854 CI 95% (2.785-68.909), meaning that patients with chronic diseases under cytotoxic drug therapy were at a 13.854 times higher risk of experiencing low bone mass compared to age and nutritional status. The previously insignificant nutritional status factor in bivariate analysis became significant in multivariate analysis, indicating that nutritional status becomes significant when other factors such as age and cytotoxic drugs are present with a p-value of 0.007, OR 11.747 CI 95% (1.979- 69.732). In patients with poor nutritional status, the risk of low bone mass increased by 11.747 times with the average age of 14.2 ± 2.7 years and cytotoxic drug therapy as risk factors. The conclusion of this study indicates that there are factors in children with chronic diseases that affect BMD. Age and the cytotoxic drug group are directly related to BMD in pediatric patients with chronic diseases. Meanwhile, nutritional status is related to BMD when other factors such as age and the cytotoxic drug group are present.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 0424060122 |
Divisions: | Profesi Kedokteran > Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 12 Nov 2024 02:57 |
Last Modified: | 12 Nov 2024 02:57 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/232445 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
MERRYNTA RAHMANIA.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |