Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kedelai Kuning (Glycine Max L.) Di Desa Mlorah, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur

Darmawan, Yossa Surya and Dr. Fahriyah, S.P., M.Si. and Wiwit Widyawati, S.P., M.P. (2024) Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kedelai Kuning (Glycine Max L.) Di Desa Mlorah, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jawa Timur merupakan penghasil kedelai terbesar di Indonesia dengan persentase sebesar 37,33% produksi nasional. Jawa Timur, khususnya pada sentra produksinya, menaruh harapan besar terhadap keberlangsungan perekonomian untuk memenuhi permintaan lokal dan ekspor. Faktanya, jumlah ini tidak dapat memenuhi permintaan kedelai lokal setiap tahunnya, dan produksi kedelai di Jawa Timur terus menurun. Kontribusi Jawa Timur sebagai provinsi penghasil kedelai terbesar di Indonesia tidak terlepas dari produksi kedelai di tingkat daerah. Desa Mlorah, Kecmatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk.merupakan salah satu penghasil kedelai di Kabupaten Nganjuk dengan total produksi sebesar 887.540 ton, naun usahatani di Desa Mlorah dihadapkan kendala belum optimalnya produksi yang disebabkan keterbatasan modal serta rendahnnya harga jual kedelai yang diterima petani. Modal yang digunakan pada usahatani kedelai Desa Mlorah pada umumnya merupakan modal petani sendiri, oleh karena itu studi kelayakan usahatani kedelai di Desa Mlorah penting untuk dilakukan agar petani dapat mencari, mengelola, dan mengalokasikan modal usahataninya dengan sesuai untuk memberikan manfaat ekonomi yang optimal. Analisis kelayakan usahatani juga ditunjang dengan menganalisis tingkat kepekaan terhadap suatu usaha yang sedang dilakukan. Analisis kepekaaan diperlukan untuk menghindari resiko ketidakpastian pada masa yang akan datang dan juga untuk melihat pengaruh perubahan parameter dalam aspek finansial terhadap keputusan yang diambil oleh petani kedelai di Desa Mlorah. Penelitian ini dilakukan di Desa Mlorah, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk dengan tujuan untuk menganalisis kelayakan finansial, dan tingkat sensitivitas pada usahatani kedelai di Desa Mlorah. Analisis kelayakan finansial dilaksanakan dengan asumsi tingkat suku bunga sebesar 8% melalui penilaian kriteria investasi yaitu Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period, Net B/C. Teknik analisis sensitivitas dan switching value dilakukan dengan merubah persentase penurunan total produksi, penurunan harga jual, peningkatan biaya penggunaan pestisida pada arus kas usaha. Hasil penelitian menunjukan analisis kelayakan finansial usahatani kedelai di Desa Mlorah menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk diusahakan dan dikembangkan. Hasil analisis mengenai kriteria investasi menunjukkan nilai Net Present Value sebesar Rp 23.796.855, Internal Rate of Return sebesar 22%, Payback Period selama 1,98 tahun, Net B/C sebesar 7,36. Analisis sensitivitas dihitung berdasarkan perubahan pada biaya produksi dan hasil produksi. Peningkatan biaya pestisida sebesar 10% menunjukkan hasil nilai NPV yang positif yaitu Rp.23.426.767, Net B/C Ratio yaitu sebesar 1,98, IRR menunjukkan nilai 22%, dan payback period selama 1,98 tahun. Penurunan harga jual sebesar 20% masih menunjukkan hasil nilai NPV yang positif yaitu Rp. 4.270.181, Net B/C Ratio sebesar 1,64, IRR menunjukkan nilai 20%, dan payback period selama 4,31 tahun. Penurunan hasil produksi sebesar 20% menunjukkan hasil nilai NPV yang positif yaitu Rp. 4.255.585, Net B/C Ratio sebesar 1,63, IRR menunjukkan nilai 20% dan payback period selama 4,3 tahun. Hasil analisis switching value menunjukkan bahwa batas maksimal perubahan penurunan volume produksi adalah sebesar 650%, batas maksimal perubahan penurunan harga jual adalah sebesar 25%, dan batas maksimal perubahan peningkatan biaya pupuk 25%.

English Abstract

East Java is the largest producer in Indonesia with a percentage of 37.33% of national production. East Java, especially its production centers, set high expectations for economic development to meet local and export demand. In fact, this number cannot meet the demand for local taverns every year, and the production of taverns in East Java continues to decline. East Java contract as the largest producer of shops in Indonesia can not be separated from the shop products at the regional level. Mlurah Village, Rejoso District, Nganjuk Regency.it is one of the cheese producers in Nganjuk Regency with a total production of 887,540 tons, but the results in Mlorah Village are not optimal because of limited capital and the selling price of cheese received by farmers. The capital used in the agricultural business of Mlorah Village is generally the farmer's own capital, therefore the feasibility study of agricultural business in Mlorah Village is important to do so that farmers can obtain, manage, and apply their business capital accordingly to provide optimal economic benefits. Farm feasibility analysis is also done by analyzing the level of sensitivity to a business that is being done. Feasibility analysis was conducted to determine the risk of uncertainty in the future and also to determine changes in parameters in the financial aspect of the decisions taken by farmers in Mlorah Village. This study was conducted in Mlorah Village, Rejoso District, Nganjuk Regency with the aim of analyzing the financial viability, and the level of sensitivity in the business of shops in Mlorah Village. Financial performance analysis is carried out with the assumption of the amount of interest rate of 8% through investment credit assessment, namely Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback Period, Net B/C. Sensitivity analysis technique and switching value is done by changing the percentage of total product acquisition, acquisition of selling price, increasing the cost of pesticide use in business cash flow. The results showed that the analysis of the financial viability of soybean farming in Mlorah village showed that the business is feasible to be cultivated and developed. The results of the analysis of investment criteria showed a Net Present Value of Rp 23,796,855, Internal Rate of Return of 22%, Payback Period for 1.98 years, Net B/C of 7.36. Sensitivity analysis is calculated based on changes in production costs and production results. An increase in pesticide costs by 10% showed a positive NPV value of Rp.23,426,767, the Net B / C Ratio is 1.98, the IRR shows a value of 22%, and the payback period for 1.98 years. The decline in selling prices by 20% still shows a positive NPV value of Rp. 4,270,181, Net B / C Ratio of 1.64, IRR shows a value of 20%, and payback period for 4.31 years. The decrease in production by 20% showed a positive NPV value of Rp. 4,255,585, Net B / C Ratio of 1.63, IRR shows a value of 20% and payback period for 4.3 years. The results of switching value analysis showed that the maximum limit of change in the decrease in production volume was 650%, the maximum limit of change in the decrease in selling prices was 25%, and the maximum limit of change in the increase in fertilizer costs was 25%.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	052404
Divisions:	Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User:	S Sucipto
Date Deposited:	08 Nov 2024 07:00
Last Modified:	08 Nov 2024 07:00
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/232216

Text (DALAM MASA EMBARGO) Yossa Surya Darmawan.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)

Actions (login required)

View Item