Uji Keberhasilan Silang Balik (Backcross) Pada Melon (Cucumis Melo L.) Hibrida

Kurniawat, Cherly Lintang and Dr. Afifuddin Latif Adiredjo, S.P., M.Sc. and Lita Soetopo, Prof. Dr. Ir. (2024) Uji Keberhasilan Silang Balik (Backcross) Pada Melon (Cucumis Melo L.) Hibrida. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah semusim. Kebutuhan akan melon setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan permintaan di pasaran. Namun, permintaan kebutuhan melon yang tinggi tidak dibarengi dengan peningkatan hasil produksi. Produksi melon pada tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 10.436 ton dibandingkan tahun 2021. Salah satu cara yang menjadi fokus utama untuk meningkatkan hasil produksi melon adalah dengan perakitan benih varietas unggul. Perakitan benih varietas unggul dapat dilakukan dengan proses pemuliaan tanaman. Salah satu cara melakukan pemuliaan tanaman adalah dengan persilangan. Terdapat beberapa jenis persilangan, dan salah satunya adalah silang balik atau backcross. Backcross merupakan persilangan antara keturunan dengan salah satu (genotipe) tetuanya. Backcross bertujuan untuk memperbaiki varietas atau genotipe yang sudah mempunyai karakter baik, tetapi kurang unggul pada beberapa karakter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan polinasi pada setiap set persilangan backcross dalam menghasilkan buah melon. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juni 2024 di Lahan Penelitian UPT Pengembangan Benih Padi dan Palawija 2 Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang (Lawang) dan di Greenhouse SPMA Kecamatan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur (Mergan). Alat yang digunakan dalam penelitian, yaitu gembor, cetok, gunting, timbangan, meteran, refractometer brix, pantone colour chart, jangka sorong, penggaris, alat tulis, dan kamera. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian, yaitu 6 genotipe F1 sebagai tetua betina, salah satu tetua dalam pembentukan F1 sebagai tetua jantan, cocopeat, media tanam (tanah + pupuk kandang kambing + sekam), pupuk NPK, pupuk KCl, fungisida, insektisida, polybag 45 × 45 cm, ajir, tali rafia, tali majun, kertas sungkup, benang, dan kertas label. Persilangan yang dilakukan menggunakan 6 genotipe sebagai tetua betina dan 2 genotipe tetua jantan. 2 genotipe tetua jantan merupakan persilangan salah satu tetua dalam persilangan sebelumnya. Dalam kegiatan silang balik, satu pasang set persilangan akan dilakukan penyerbukan sebanyak 4 kali sehingga terdapat 4 buah pada masing-masing tetua jantan D atau C. Data kuantitatif hasil penelitian dilakukan analisis menggunakan uji-t tidak berpasangan atau independent sample t test dengan taraf kesalahan sebesar 5%. Data kualitatif hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif, yaitu dilakukan dengan menampilkan data karakter kualitatif dari hasil backcross pada setiap set persilangan secara visual berdasarkan deskriptor dari IPGRI (2003) dan pantone colour chart. Persentase keberhasilan persilangan dengan rata-rata paling tinggi, yaitu pada set persilangan DJ X D dan DF X D sebesar 100% dan rata-rata terendah pada set persilangan DI X D, CB X C, CA X C, CG X C sebesar 75% di lapang serta seluruh set persilangan di greenhouse sebesar 100%. Hasil uji-t pada karakter hasil di lapang menunjukkan seluruh set persilangan tidak berbeda nyata pada karakter hasil bobot buah, ketebalan daging buah, dan kemanisan buah, sedangkan set persilangan DJ X D dan CA X C berbeda nyata pada karakter hasil diameter buah, set persilangan DJ X D dan DI X D, DJ X D dan CB X C serta DJ X D dan CG X C berbeda nyata pada karakter hasil panjang buah. Hasil karakter kualitatif seluruh set persilangan di lapang menunjukkan karakter yang beragam, yaitu memiliki bentuk buah bulat, datar, dan oblate, warna kulit buah yang hijau, hijau pucat, dan hijau tua serta warna daging buah hijau pucat, hijau, oranye, dan oranye pucat.

English Abstract

Melon (Cucumis melo L.) is an annual fruit plant. The demand for melon increases every year in line with the growing market demand. However, the high demand for melon is not accompanied by an increase in production yield. Melon production in 2022 decreased by 10.436 tons compared to 2021. One of the main focuses to increase melon production is through the development of superior seed varieties. The development of superior seed varieties can be achieved through plant breeding processes. One method of plant breeding is by crossing. There are several types of crossing, and one of them is backcross. Backcross is the crossing between the offspring and one of its parent (genotypes). The purpose of backcross is to improve a variety or genotype that already has good characters but lacks excellence in some characters. This study aims to determine the success rate of pollination in each backcross hybridization set in producing melon fruit. The study was carried out in February-June 2024 at the Research Field of UPT Pengembangan Benih Padi dan Palawija 2 in Singosari District, Malang Regency (Lawang), and at the Greenhouse of SPMA in Klojen District, Malang City, East Java (Mergan). The tools used in the research included a watering can, trowel, scissors, digital scale, sewing meter, refractometer brix, pantone color chart, caliper, ruler, stationery, and camera. The main materials used in the research were 6 F1 genotypes as female parents, one of the parents involved in the formation of F1 as the male parent, cocopeat, planting media (soil + goat manure + rice husks), NPK fertilizer, KCl fertilizer, fungicides, insecticides, 45 × 45 cm polybags, stakes, raffia rope, majun rope, masking paper, thread, and label paper. The crossing was conducted using 6 genotypes as female parents and 2 genotypes as male parents. The 2 male parent genotypes were the offspring of one of the parents involved in the previous crossing. In the backcrossing activity, each hybridization set was pollinated 4 times, resulting in 4 fruits for each male parent D or C. Quantitative data from the research was analyzed using an independent sample t-test with a 5% error rate. Qualitative data from the research was analyzed using descriptive analysis by visually presenting the qualitative character data from the backcross results in each hybridization set based on the descriptors from IPGRI (2003) and the pantone color chart. The highest average percentage of successful crosses, in the hybridization sets of DJ X D and DF X D reaching 100% and the lowest average in the hybridization sets of DI X D, CB X C, CA X C, CG X C reaching 75% in the field with all hybridization sets in the greenhouse reaching 100%. The t-test results for yield characteristics in the field showed all not significantly different in the yield characteristics of fruit weight, fruit flesh thickness, and fruit sweetness, however, the hybridization set of DJ X D and CA X C differed significantly on the yield characteristics of fruit diameter, the hybridization set of DJ X D and DI X D, DJ X D and CB X C, as well as DJ X D and CG X C significantly different on the yield characteristics of fruit length. The qualitative character results from all hybridization sets in the field showed diverse characters, including round, flat, and oblate fruit shapes, fruit skin colors ranging from green, pale green, and dark green, and fruit flesh colors of pale green, green, orange, and pale orange fruit flesh colors.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 052404
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: S Sucipto
Date Deposited: 07 Nov 2024 08:11
Last Modified: 07 Nov 2024 08:11
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/232170
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Cherly Lintang Kurniawati.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item