Perempuan dan Perubahan Iklim: Suatu Studi Slow Violence di Sekitar Sungai di Kec. Batang Masumai, Jambi

Aulia, Lisa and Wike, S.Sos., M.Si., DPA and Dr. dr. Retty Ratnawati, M.Sc (2024) Perempuan dan Perubahan Iklim: Suatu Studi Slow Violence di Sekitar Sungai di Kec. Batang Masumai, Jambi. Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tidak terpenuhinya hak air membuat perempuan di sekitar sungai di Kec. Batang dengan sumber daya dan ekonomi terbatas bergantung pada sungai Batang Masumai yang telah tercemar sejak 2011 sebagai sumber air dan fasilitas sanitasi. Beban pemenuhan air rumah tangga yang dibebankan sepenuhnya kepada perempuan membuat mereka menanggung beban berlebih dengan tercemarnya sungai Batang Masumai. Sumber ekonomi terbatas rumah tangga yang bergantung pada upah minim buruh tani di perkebunan karet dan sawit membuat perempuan di sekitar sungai memiliki sumber daya air yang terbatas dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Penelitian ini menggunakan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) oleh Jonathan Smith untuk mengeksplorasi pengalaman perempuan di sekitar sungai yang berhadapan dengan slow violence dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga. Data diperoleh dari wawancara secara mendalam dan observasi. Partispan ditentukan melalui purposive dan snowball sampling melalui tanya jawab dengan masyarakat sekitar dan rekomendasi dari partisipan pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tugas pemenuhan air rumah tangga yang dibebankan sepenuhnya kepada perempuan membuat mereka menanggung beban berlebih dengan rusaknya sumber daya air terbesar, ekonomi dan aksesibel yaitu sungai Batang Masumai. Dampak perubahan iklim yang semakin ekstrim yang ditandai dari kemarau yang semakin panjang dan banjir yang semakin intensif menimbulkan implikasi fisik, psikologis, ekonomi dan sosial pada perempuan di sekitar sungai. Perempuan di sekitar sungai terpaksa berjalan lebih jauh ke sumber air, menyeberangi sungai Batang Masumai ke Pulau Seberang hingga terlibat konflik perebutan air untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih. Pengalaman perempuan di sekitar sungai dianalisis menggunakan teori Ekofeminisme oleh Vandana Shiva. Analisis pembahasan menunjukkan bahwa pembunuhan terhadap sungai yang disebabkan oleh proyek patriarkis yaitu aktivitas PETI telah memiskinkan perempuan di sekitar sungai yang lebih bergantung pada sungai untuk melakukan kerja kepedulian. Proyek ini mengubah cara pandang serta gaya hidup terhadap sungai yang dianggap tidak efektif dalam memenuhi kebutuhan air rumah tangga dibandingkan fasilitas air pribadi. Proyek patriarkis yang berakar dari cara pandang reduksionis menjadikan aktivitas yang merusak alam demi keuntungan materi sebagai produktif dan kerja kepedulian perempuan yang mempertahankan keberlangsung hidup seluruh anggota keluarga serta tidak merusak sungai dipandang tidak produktif karena tidak menguntungkan. Cara pandang ini bukan hanya berkontribusi terhadap terjadinya aktivitas yang merusak dan menghilangkan sumber daya air namun juga bertahannya aktivitas PETI lebih dari 12 tahun lamanya di wilayah ini.Rusaknya sungai merupakan kekerasan terhadap sungai sekaligus terhadap perempuan. Perempuan di sekitar sungai mengalami slow violence yaitu kekerasan yang terjadi secara perlahan, dalam jangka waktu panjang dan tidak dianggap sama sekali sebagai kekerasan yang membuat kekerasan ini semakin melipatgandakan daya rusaknya. Rusaknya sumber daya air di wilayah ini membuat kebutuhan air rumah tangga semakin sulit dipenuhi dengan semakin esktrimnya dampak perubahan iklim membuat wilayah ini tidak layak ditinggali atau displacement.

English Abstract

Unfulfilled water rights force women with limited resources and economic condition by river in Batang Masumai Sub-District depend on polluted Batang Masumai river since 2011 as household water sources and sanitation facilities. The unequal share of household water task makes women more depending on water, and the burden will be higher for meeting household water. Households with small income that depend on the work as laborers in rubber or oil palm farms make women by river have limited resources when it comes to acceptability to climate change impacts. The method of this research is Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) by Jonathan Smith to explore women’s experience by river facing slow violence in meeting household water need. Subjects was selected through purposive and snowball sampling by question and answer with local residents by the river and recommendation from the first subject. The result of the research shows how polluted Batang Masumai river that is economical, accessible and sustainable causes women by river who are fully responsible for household water task turn them to be vulnerable. Extreme climate change from longer drought and intensive floods has physical, psychological and financial implications on women by river. They have to travel longer to water sources, cross Batang Masumai river to reach Pulau Seberang and involve in conflicts due to the lack of clean water during drought period. This research used Ecofeminism by Vandana Shiva for analyzing the experience of women by river. The discussion explores how the killing of river by patriarchal project which is illegal mining has impoverished women by river who depend on river to do care work, and this project change world-views and lifestyles regarding river which is perceived ineffective to meet household water comparing to private water facilities. Patriarchal project that is taken root from the reductionist worldview causes human activities which are destroying nature for the sake of profit perceived as productive while care work that maintains family members’ lives perceived as unproductive. The world-view does not only contribute to activities that destroy and make water sources disappear but also the continuity of illegal mining for more than 12 years in this place.Destroyed river is a violence against nature and women. Hence, women by river suffer slow violence that is occurred gradually and not perceived as violence at all causing this violence to be more destructive. Destroyed water sources makes it harder to meet household water worsened by extreme climate change that turns this place to be uninhabitable or called displacement

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: -
Uncontrolled Keywords: pengalaman perempuan, slow violence, kebutuhan air rumah tangga, sungai Batang Masumai-Women’s experience, slow violence, household water need, Batang Masumai river
Divisions: Program Pascasarjana > Magister Kajian Perempuan, Program Pascasarjana
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 01 Nov 2024 07:20
Last Modified: 01 Nov 2024 07:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/231993
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Lisa Aulia.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item