Setiadi, Adi (2006) Mikroenkapsulasi Ekstrak Karoten dari Spora Kapang Oncom Merah (Neurospora sp.) dengan Bahan Penyalut Berbasis Karbohidrat Menggunakan Metode Pengeringan Semprot. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Neurospora sp. memproduksi pigmen karotenoid secara intraseluler yang tersimpan dalam konidianya, yang menyebabkan terbentuknya wama jingga. Karotenoid yang diproduksi Neurospora crassa dan Neurospora sitophila terdiri dari sepuluh jenis komponen karotenoid, salah satu diantaranya adalah P-karoten. Pemanfaatan komponen karoten yang terkandung dalam spora salah satunya dapat dilakukan dengan cara melakukan ekstraksi dan mikroenkapsulasi karoten tersebut dengan menggunakan metode pengeringan semprot dengan bahan penyalut berbasis karbohidrat (maltodekstrin, gum arab dan dekstrin) dan bahan pengemulsi tween 80. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan proporsi antara bahan penyalut (berbasis karbohidrat) dengan bahan pengemulsi (tween 80) yang tepat agar menghasilkan produk mikrokapsul ekstrak karoten dari kapang oncom merah (Neurospora sp. ) dengan kualitas yang baik. Penelitian ini dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). yang disusun secara faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah jenis bahan penyalut yang terdiri dari tiga level (maltodekstrin, gum arab, dekstrin) dan faktor kedua adalah proporsi bahan pengemulsi yang terdiri dari tiga level (10%, 20%, 30% b/b bahan isian) dengan dua kali ulangan sehingga terdapat 18 satuan percobaan. Data hasil penelitian ini dianalisa dengan menggunakan SPSS untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara jenis bahan penyalut dengan proporsi bahan pengemulsi yang ditambahkan terhadap kualitas mikrokapsul ekstrak karoten yang dihasilican. Apabila terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan dengan uji perbandingan DMRT pada a = 0.05 untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata dari mikrokapsul yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa total karoten spora adalah sebesar 127,51 ppm, total karoten ekstrak sebesar 90,47 ppm dan kandungan p-karoten spora adalah 37,02% dari jumlah total karoten spora. Rerata total karoten mikrokapsul tidak menunjukkan adanya interaksi antara bahan penyalut dengan proporsi tween 80, rerata terbaik yang didapat adalah 61,230 ppm (dekstrin) dan 63,655 ppm (proporsi tween 80 30%). Hasil analisa kadar lemak antara bahan penyalut dengan proporsi tween 80 terdapat interaksi, nilai rerata tertinggi ditunjukkan oleh mikrokapsul dengan bahan penyalut dekstrin dengan proporsi tween 80 sebanyak 30%. Sedangkan pada efisiensi mikroenkapsulasi, mikrokapsul dengan bahan penyalut dekstrin pada proporsi tween 80 sebesar 30% menunjukkan nilai tertinggi, berarti bahwa ekstrak karoten yang tidak tersalutkan lebih sedikit dibandingkan dengan bahan penyalut dan proporsi tween 80 lainnya. Hasil analisa retensi karoten mikrokapsul dekstrin dengan proporsi tween 80 sebesar 30 % memiliki nilai tertinggi. Pada parameter yang terakhir yaitu “slope” dari persamaan regresi linier stabilitas karoten selama proses penyimpanan pada suhu 70°C, dekstrin dengan proporsi tween 80 sebesar 30% memiliki nilai “slope” terendah, yang dinyatakan sebagai mikrokapsul yang paling stabil terhadap perlakuan.
English Abstract
Neurospora sp. produces carotenoid intracellulary in its conidia, makes orange colour appearance. Carotenoids produced by Neurospora crassa and Neurospora sitophila consist of 10 component of carotenoids, one of them is (3- carotene. The usage of carotenoids component in the spores can be done by carotenes extraction and microencapsulation using spray drying method with carbohydrate based encapsulant (maltodextrin, gum arabic and dextrin) and tween 80 as emulsifier. Emulsifier is needed because of the lack of emulsifying activity of carbohydrate based encapsulant. The objective of this study was to get appropriate proportion between emulsifier (tween 80) and encapsulant (maltodextrin, gum arabic and dextrin) to obtain microcapsule carotene extract from Neurospora sp. with good quality. This research was conducted by randomized block design with 2 factors. The first factor was type of encapsulant (maltodekstrin, gum arabic, dekstrin) and second factor was proportion of tween 80 (10, 20, and 30% w/w based on core material). Each treatment was done duplicate. The result was analyzed using analysis of variance and continued by DMRT test within 5% interval of confidence by SPSS program to know the effect of combination between type of encapsulant and proportion of tween 80 on microcapsule carotene. The result showed that the spore’s total carotene was 125.51 ppm, total carotene of extract was 90.47 ppm, and (3-carotene content of spore was 37.02% from total carotene of spores. There was no interaction between type of encapsulant and proportion of tween 80 on total carotene, carotene retention, and water content. The highest total carotene and carotene retention was produced from treatment of dextrin with addition of 30% proportion of tween 80. While, there was significant interaction between type of encapsulant and proportion of tween 80 on fat content and microencapsulation efficiency. The highest fat content and microencapsulation efficiency was on microcapsule with dextrin and 30% proportion of tween 80. The most stable microcapsule on storage treatment in the 70°C temperature was microcapsule with dextrin and on 30% proportion of tween 80.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 050601809 |
Uncontrolled Keywords: | kapang oncom merah, karoten, mikroenkapsulasi, tween 80, microencapsulation, Neurospora sp., carotene, tween 80. |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
Depositing User: | Zainul Mustofa |
Date Deposited: | 23 Oct 2024 02:42 |
Last Modified: | 23 Oct 2024 02:42 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/231980 |
![]() |
Text
ADI SETIADI.pdf Download (17MB) |
Actions (login required)
![]() |
View Item |