Tiarantika, Reny and Prof.Dr.Ir Soemarno, MS and Dr. Ir. Anthon Efani, MP and Dr. Ir. Koderi, M.Ling.IPU (2024) Model Complex Solutions Pengelolaan Ekowisata Berkelanjutan Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna Kabupaten Malang. Doktor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sebagai negara yang kaya sumber daya alam, Indonesia mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk mengembangkan potensi ekowisata. Daerah di Indonesia yang berupaya mengoptimalkan potensi ekowisata salah satunya adalah Kabupaten Malang Jawa Timur yaitu Ekowisata Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna, namun permasalahan seperti (1) belum adanya pemetaan terhadap variabel strategis yang menjadi kunci keberhasilan, (2) indeks kerentanan lingkungan yang cukup rentan, (3) action pengelolaan yang belum sesuai dengan prinsip community based ecotourism, (4) action pengelolaan yang belum didasarkan pada skala prioritas, dan (5) kurangnya intensitas pemangku kepentingan dalam mendukung serta memajukan ekowisata telah menghambat pengembangannya, sehingga perlu dikaji model complex solutions pengelolaan berkelanjutan yang tepat pada ekowisata community-based ecotourism (CBE) untuk mewujudkan kawasan ekowisata CMC Tiga Warna yang berkelanjutan dan sebagai dasar mencapai sustainable development goals (SDGs). Penelitian ini dilakukan kawasan Ekowisata Clungup Mangrove Conservation Tiga Warna pada tahun 2023-2024 yang berfokus pada enam titik pengamatan yaitu Pantai Clungup, Pantai Gatra, Pantai Watu Pecah, Pantai Sapana, Pantai Mini, dan Pantai Tiga Warna. Adapun Tujuan penelitian ini yaitu: (1) menganalisis variabel strategis yang menjadi dasar keberhasilan pengelolaan ekowisata, (2) menganalisis status keberlanjutan ekowisata, (3) menganalisis action pengelolaan ekowisata, (4) menganalisis action prioritas pengelolaan ekowisata, dan (5) menemukan complex solutions serta model complex solutions pengelolaan ekowisata berdasarkan strategi keberlanjutan. Pengambilan data primer dilakukan dengan metode focus group discussion melalui instrumen kuesioner sebagai data primer yang melibatkan 110 expert di bidang pengelolaan ekowisata, selain itu pengambilan data primer juga menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai studi literatur. Analisis variabel strategis dianalisis dengan menggunakan metode MICMAC (Matrix of Cross Impact Multiplication Aplied to Classification). Analisis status keberlanjutan dianalisis menggunakan metode MDS (Multidimensional Scaling). Analisis action pengelolaan menggunakan profile matching. Action prioritas dianalisis menggunakan metode PROMETHEE (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluations), dan analisis complex solutions serta model complex solutions menggunakan fsQCA (Fuzzy set QCA). Penelitian ini mengungkap beberapa temuan penting terkait pengelolaan Ekowisata CMC Tiga Warna. Pertama, variabel strategis pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat menunjukkan bahwa keberhasilan pengelolaan terkait dengan variabel seperti kesempatan dan peluang lapangan pekerjaan, integritas tatanan lingkungan, adanya pendampingan dan pengawasan hukum, kegiatan pendukung konservasi, ketersediaan sarana dan prasarana, scalling up bisnis otoritas dan tanggungjawab serta penguasaan teknologi. Kedua, meskipun pengelolaan telah menunjukkan komitmen pada pelestarian lingkungan, namun masih ada ruang untuk peningkatan keberlanjutan dalam dimensi sosial, ekonomi, teknologi, dan regulasi. Ketiga, pencocokan antara variabel kunci dan atribut sensitif status keberlanjutan menghasilkan 48 action pengelolaan yang beragam, hal ini menunjukkan perlunya pendekatan holistik dalam merencanakan dan mengimplementasikan strategi pengelolaan ekowisata. Keempat, action prioritas pengelolaan Ekowisata CMC Tiga Warna menujukkan bahwa perlu memberikan fokus yang lebih besar pada dimensi sosial, terutama terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat, peluang kerja di sektor wisata, peluang usaha lokal, partisipasi masyarakat, dan mengurangi konflik sosial. Terakhir, model complex solutions menyoroti pentingnya pengembangan model pengelolaan yang berbasis masyarakat dengan dasar hukum yang jelas dan melibatkan seluruh stakeholder dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan yang berkelanjutan. Kondisi kausal environmental moral obligation (EMO) dan social influence (SI) selalu muncul di setiap pathway complex solutions. Artinya perasaan moral kepedulian terhadap lingkungan dan dan pengaruh sosial dari lingkungan sekitar merupakan causal condition dominan dalam membentuk keberhasilan pengelolaan Ekowisata CMC Tiga Warna untuk mengimplementasikan action prioritas. Hal yang menarik dari temuan ini menujukkan bahwa model complex solutions yang dihasilkan bersifat integrated linkage. Pendekatan integrated linkage menekankan pentingnya memahami dan memperlakukan ekowisata berbasis masyarakat sebagai suatu sistem yang kompleks, di mana setiap stakelholder, dimensi pengelolaan, action prioritas, dan causal condition saling berinteraksi serta berdampak pada keberhasilan pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat. Secara keseluruhan hasil penelitian memberikan penekanan khusus pada dimensi sosial dalam pengelolaan Ekowisata CMC Tiga Warna, termasuk dalam pengambilan keputusan dan pembangunan ekonomi lokal. Selain itu, penerapan model pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat yang mempertimbangkan semua dimensi keberlanjutan dan memfasilitasi keterlibatan seluruh stakeholder perlu untuk dilakukan. Perlu adanya dorongan kerjasama lintas-sektor dan lintasstakeholder dalam mengelola ekowisata dengan pendekatan holistik dan terintegrasi. Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan pengelolaan Ekowisata CMC Tiga Warna dapat menjadi lebih berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan, masyarakat lokal, pengunjung, pelaku ekonomi maupun pemerintahan.
English Abstract
As a country rich in natural resources, Indonesia has extensive opportunities to develop ecotourism potential. One of the areas in Indonesia striving to optimize ecotourism potential is Malang Regency, East Java, specifically the Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna Ecotourism. However, issues such as (1) the lack of mapping of strategic variables crucial for success, (2) relatively vulnerable environmental vulnerability indices, (3) management actions not aligning with the principles of community-based ecotourism, (4) management actions lacking prioritization, and (5) insufficient stakeholder involvement hindering its development. Therefore, a study of a suitable complex solutions management model for community-based ecotourism (CBE) is necessary to realize sustainable development goals (SDGs) in the CMC Tiga Warna ecotourism area. This research was conducted in the Clungup Mangrove Conservation Tiga Warna Ecotourism area in 2023-2024, focusing on six observation points: Clungup Beach, Gatra Beach, Watu Pecah Beach, Sapana Beach, Mini Beach, and Tiga Warna Beach. The objectives of this study are: (1) analyzing strategic variables fundamental for ecotourism management success, (2) analyzing the sustainability status of ecotourism, (3) analyzing ecotourism management actions, (4) analyzing priority ecotourism management actions, and (5) find complex solutions and complex solutions management models based on sustainability strategies. Primary data collection was conducted through focus group discussions with a questionnaire as the primary data instrument involving 110 experts in ecotourism management. Additionally, primary data collection utilized interviews, observations, and documentation, while secondary data was obtained from various literature studies. Strategic variable analysis was conducted using the MICMAC method (Matrix of Cross Impact Multiplication Applied to Classification). Sustainability status analysis was performed using the MDS method (Multidimensional Scaling). Management action analysis utilized profile matching. Priority action analysis was conducted using the PROMETHEE method (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluations), and complex solutions and complex solutions model analysis utilized fsQCA (Fuzzy set QCA). The research revealed several important findings regarding the management of CMC Tiga Warna Ecotourism. First, the strategic variables for community-based ecotourism management indicated that success is related to variables such as job opportunities, environmental integrity, legal assistance and oversight, conservation support activities, infrastructure availability, business scaling up, authority and responsibility, and technology mastery. Second, although management has shown commitment to environmental conservation, there is still room for improvement in social, economic, technological, and regulatory dimensions. Third, the matching between key variables and sensitive sustainability attributes resulted in 48 diverse management actions, indicating the need for a holistic approach in planning and implementing ecotourism management strategies. Fourth, priority management actions for CMC Tiga Warna Ecotourism show that greater focus is needed on the social dimension, particularly concerning improving community welfare, job opportunities in the tourism sector, local business opportunities, community participation, and reducing social conflicts. Lastly, the complex solutions model highlights the importance of developing a community-based management model with clear legal foundations and involving all stakeholders in efforts to achieve sustainable management success. The causal conditions of environmental moral obligation (EMO) and social influence (SI) consistently emerge in every complex solution pathway, indicating that the moral sense of environmental concern and social influence from the surrounding environment are dominant causal conditions in shaping the success of CMC Tiga Warna Ecotourism management in implementing priority actions. An interesting aspect of these findings is that the resulting complex solutions model is an integrated linkage. The integrated linkage approach emphasizes the importance of understanding and treating community-based ecotourism as a complex system, where every stakeholder, management dimension, priority action, and causal condition interact and impact the success of community-based ecotourism management. Overall, the research findings place special emphasis on the social dimension in managing CMC Tiga Warna Ecotourism, including decision-making and local economic development. Additionally, the implementation of a community-based ecotourism management model that considers all dimensions of sustainability and facilitates the involvement of all stakeholders is necessary. There needs to be a push for cross-sector and cross-stakeholder collaboration in managing ecotourism with a holistic and integrated approach. By implementing these recommendations, it is hoped that the management of CMC Tiga Warna Ecotourism can become more sustainable and provide positive impacts for the environment, the local community, visitors, economic actors, and the government.
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Identification Number: | - |
Uncontrolled Keywords: | Pengelolaan, Complex Solutions, Ekowisata, Berkelanjutan, SDGs-Management, Complex Solutions, Ecotourism, Sustainable, SDGs |
Divisions: | Program Pascasarjana > Doktor Kajian Lingkungan, Program Pascasarjana |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 02 Oct 2024 02:07 |
Last Modified: | 02 Oct 2024 02:07 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/231192 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Reny Tiarantika.pdf Restricted to Registered users only Download (13MB) |
Actions (login required)
View Item |