Hariyadi, - and Drs. NUgroho, MS and Drs. Biymanudin, M.sl (2002) Implementasi Kebijakan Pemberian Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional Sekolah dalam Mendukung Program Wajib Belajar: Studi Kasus di Kecamatan Balikpapan Tengah Kota Balikpapan Kalimantan Timur. Magister thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara akan sangat ditentukan oleh sumberdaya manusia (SDM), yang berarti bahwa kualitas SDM mutlak harus diperhatikan sejak dini. Sumberdaya manusia yang berkuaiitas di mulai dari pendidikan dasar paling rendah, yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD)’ (Djojonegoro, 1994). Berperannya SDM untuk pembangunan nasional tidak lepas dari pendidikan yang mampu mewujudkan SDM yang berkuaiitas. Achmady (1994) mengatakan bahwa isu mengenai relevansi pendidikan dengan pembangunan semakin menonjol. Dalam arti luas, pendidikan yang relevan adalah pendidikan yang menunjang kebutuhan pembangunan. Dalam arti sempit, pendidikan yang relevan adalah pendidikan yang disamping mencerdaskan kehidupan bangsa juga dapat membantu meningkatkan taraf hidup peserta didik beserta keluarganya. Kondisi ini sesuai dengan adanya empat agenda strategis pendidikan nasional, yaitu: pemerataan kesempatan. peningkatan relevansi pendidikan dan pembangunan, peningkatan kualitas dan efisiensi pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan: (1) Bagaimanakah pelaksanaan kebijakan pemberian beasiswa dan dana bantuan operasional sekolah; (2) Upaya apa yang dilakukan untuk menggali sumber-sumber beasiswa dan mengoptimalkan implementasi kebijakan pemberian beasiswa dan dana operasional sekolah; dan (3) Bagaimanakah proses pemberian beasiswa dan dana bantuan operasional sekolah serta dampaknya dalam mendukung program wajib belajar 9 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, tidak melakukan uji hipotesis, dan hanya mendeskripsikan data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Walaupun demikian data kuantitatif yang uiperoleh dari dokumen resmi juga digunakan untuk memperkuat temuan penelitian. Informan penelitian adalah para pejabat di lingkungan institusi pendidikan dan juga paia oiany iua siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Beasiswa bagi siswa dan Dana Bantuan Operasional (DBG) bagt sekolah, rnencakup sekolah negeri dan swasta, meliputi: (a) Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (Ml), vidan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB); (b) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPB); (c) Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB). Tujuan dari Program Beasiswa adalah agar siswa di tingkat pendidikan dasar dan menengah, yang berasal dari keluarga kurang mampu dan atau tidak mampu, dapat membiayai keperluan sekolahnya, sehingga: (a) siswa tidak putus sekolah akibat kesulitan ekonomi; (b) siswa mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk terus bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi; (c) siswa, khususnya perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan sekurang-kurangnya sampai dengan jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Tujuan dari Program Dana Bantuan Operasional (DBO) adalah sebagai bantuan kepada sekolah agar dapat mempertahankan pelayanan pendidikan kepada masyarakat sehubungan dengan naiknya harga-harga kebutuhan sekolah. Syarat yang harus dipenuhi oleh calon penerima beasiswa adalah: (a) siswa berasa! dari keluarga kurang mampu/tidak mampu yang: (i) terancam putus sekolah atau barn putus sekolah pada tahun sebelumnya karena kesulitan ekonomi; (ii) berada di kelas 1, 2, atau 3 SLTP, MTs, SLTPB, SMU, SMK, MA, dan SMLB; dan (iii) tidak sedang menerima beasiswa dari sumber lain. Persyaratan sekolah Peserta Program Beasiswa dan DBO adalah sekolah yang: (a) bukan Sekolah Mahal, yaitu sekolah yang tidak atau sedikit sekali mempunyai siswa yang berasal dari keluarga kurang/tidak mampu; (b) sekolah negeri dan sekolah swasta dengan status minimal terdaftar (memiliki SK dari instansi yang berwenang). Sekolah-sekolah yang dapat menjadi peserta program DBO adalah: (a) sekolah di pulau Jawa yang mempunyai siswa minimum 60 orang; (b) sekolah di luar pulau Jawa yang mempunayi siswa minimum 50. Proses implementasi kebijakan dalam bentuk penentuan siswa yang akan memperoleh beasiswa dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: (a) Menyusun daftar siswa kelas 1 yang memenuhi persyaratan penerimaan beasiswa; (b) Menyeleksi siswa dari daftar yang telah dibuat; (c) Menentukan penerima beasiswa kelas 1 dan 2 tahun 1998/1999 untuk menerima beasiswa kelas 2 dan 3 tahun 1999/2000. Siswa penerima beasiswa pada tahun 1998/1999 akan tetap memperoleh beasiswa pada tahun 1999/2000, jika masih memenuhi persyaratan; dan (c) Komite Sekolah menerbitkan SK penerima beasiswa di sekolahnya.Banyak di antara siswa yang paling miskin teriewatkan dan program Beasiswa dan DBO ini, padahal kebanyakan di antara mereka mempunyai risiko paling tinggi untuk putus sekolah. Hal ini disebabkan oleh: a. Anak-anak yang tidak bersekolah tidak terjangkau; b. Siswa SMP Terbuka tidak memenuhi syarat untuk menerima beasiswa; c. Murid-murid yang terdaftar di sekolah-sekolah “lemah” tidak memenuhi syarat untuk menerima beasiswa; d. Hanya sedikit siswa dari keluarga miskin yang meneruskan ke sekolah lanjutan tingkat atas. Dampak pemberian Dana Bantuan Operasional (DBO) telah menambah pendapatan sekolah dan membantu pembelian kebutuhan-kebutuhan yang sangat diperlukan pada waktu harga-harga meningkat serta pada saat orang tua mengalami kesulitan untuk membayar uang sekolah. Temuan-temuan lapangan menunjukkan bahwa meskipun DBO dapat memberikan tambahan yang sangat berarti pada pendapatan sekolah, namun temyata masih belum cukup untuk menghilangkan dampak inflasi. Ditambahkannya dana dari program Beasiswa dan DBO terhadap pendapatan sekolah telah dapat mempertahankan pendapatan sekolahsekolah dasar seperti pada tingkat sebelum terjadi krisis. Namun demikian disarankan agar dilakukan pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan dana DBO, sehingga tingkat kebocoran yang terjadi dapat diminimalisir.
English Abstract
The survival of a nation and a country very much depends on human resource quality, and this means the human resource quality should get should get attention as early as possible. The process of creating a qualified human resource begins in the earliest level, i.e. elementary school (SD) (Djoyonegoro, 1994). A competent human resource who is able to participate in national development results for the success of educational system in producing qualified human resources. AchmadY (1994) says that the issue about the relevancy between education and the development becomes increasingly important. In a broader sense, the relevant institution is an institution that can support the development needs. In a narrower sense, the relevant institution not only develops the mentality of a nation but also improves the living standard of students and their family. The condition is in line with the four strategic agenda of national education, i.e. equally, distribution of opportunities, improvement of relevancy between education and development, and increase of education quality and efficiency. The objectives of the research are to know (1) how the application of scholarship distribution and school operation support fund policy; (2) what efforts are carried out to get scholarship sources and maximize the implementation of scholarship distribution and school operation fund policy; (3) and the process of scholarship and school operation fund support and its effect in supporting the 9 year compulsory education. The approach used in the research was qualitative without any hypothesis tests, but just described qualitative data observed during observation and interview. However, the qualitative data observed from legal document was also used to strengthen the research finding. The informants involved in the research were boards of education institution and the students’ parents. The research result showed that the scholarship program for the student, and the school operation support fund (DBO) for the schools covered both the state and private school, such as; (a) Elementary Schools (SD), Madrasah Ibtidaiyah (Ml), and Elementary Schools for handicapped students (SDLB); (b) Junior High Schools, Madrasah Tsanawiyah (MTs), and Junior Schools for handicapped students (SLTPLB) (c) Senior High ixSchools, Vocational Schools, Madrasah Aliyah (MA) and Senior School handicapped students (SMLB). The objective education of the scholarship program was to make both the students of elementary and secondary education level coming from poor family able to finance their educational needs. As the result, (a) they would not leave from school because of economic problem, (b) the would have greater opportunities to study and continue it to higher level, and (c) especially for the female students, they would be able to complete their study at least up to SLTP. The objective of operation support fund program is to assist the institution in order that it is able to keep their educational service to public although the cost of school needs is rise. There were some requirements that students should fulfill in order to get the scholarship: (1) the students should come from poor family and almost stop studying or have left from school in the previous year due to economic problem; (2) they had to be in the first, second, or third year of SLTP, MTs, SLTPB, SMU, SMK, MA or SMLB; (3) they were not getting scholarship form another sources. To join Scholarship Program and school operation support fund, the schools should fulfill two requirements. (1) It should not an expensive school, meaning an institution with no or few students coming from rich family. (2) It should be a private or state institution with at least a registered status (having letter of decree) The schools that could get the school operation support fund program those located in Java island with at least 60 students or in another island with at least 50 students. The implementation policy process in determining the students who would get scholarship was carried out through some steps, as follows; (a) arranging the list of students in the first year who were qualified to get scholarship, (b) selecting the students from the list having been made, (c) deciding the student in the first and the second year in 1998/1999 to get scholarship in second and third year in 1999/2000. The student who got scholarship in 1998/199 would remain obtaining the scholarship in 1999/2000 as long as they can fulfill the requirements, and the school committee published the decree for the students concerned. There were many students among the poorest students not touched by the program. Although, most of them have the highest risk to stop studying. This occurred because of some reasons , as follows: a. Uneducated children were not touched xb. The students of Open Junior High School could not fulfill the requirements to get scholarship. c. The students registered in ‘weak’ institutions could not fulfill the requirements to get scholarship. d. There were few students coming from poor family who continue their study to the higher level. The positive impact of DBO has increased the institution income and helps the school in purchasing urgent the school needs when the cost rose and the students’ parents had difficulty in paying the tuition fee. The finding showed that although DBO could give more income for the institution it is not enough to cover the inflation effect. It can just make the institution survive on the condition before crisis. Nevertheless, It is suggested to strictly control the usage of the fund to minimize ‘leak’.
Item Type: | Thesis (Magister) |
---|---|
Identification Number: | 040203 |
Divisions: | S2/S3 > Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 25 Sep 2024 01:34 |
Last Modified: | 25 Sep 2024 01:34 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/231043 |
Text
ENDAH ANDAYANI.pdf Download (23MB) |
Actions (login required)
View Item |