Analisis Energi pada Pengeringan Jagung Hibrida NK 212, NK 7328, Dan NK 6172 Menggunakan Mesin Grain Dryer di Pt. Syngenta Seed Indonesia.

Sidik, Zalfa Aaqilah and Dr. Ir. Anang Lastriyanto, M.Si (2024) Analisis Energi pada Pengeringan Jagung Hibrida NK 212, NK 7328, Dan NK 6172 Menggunakan Mesin Grain Dryer di Pt. Syngenta Seed Indonesia. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Menjadi salah satu komoditas karbohidrat tertinggi kedua setelah beras, membuat kebutuhan masyarakat akan jagung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Oleh karena itu, produsen benih jagung diharuskan semakin berinovasi dalam meningkatkan hasil produksi, salah satunya dengan memperpanjang umur simpan menggunakan teknik pengeringan sehingga dapat terus menjaga kualitas dan nilai gizi benih. Bergerak pada produksi benih jagung hibrida, PT. Syngenta Seed Indonesia memiliki terobosan baru dalam produksinya yang disebut dengan “Second Step Drying” melibatkan mesin Drying Commercial dan Grain Dryer pada prosesnya. Umumnya jagung memiliki kadar air direntang 30-40% setelah panen dan akan diturunkan menjadi 13-15% untuk menghindari pertumbuhan jamur dan mempersingkat umur simpan. Grain dryer menerima jagung yang telah terpipil untuk 3 varietas yaitu NK 212, NK 7328, dan NK 6172 dengan dua kuantitas silo yaitu silo besar (8 layer) dan silo kecil (4 layer). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa apakah terdapat perbedaan yang mencolok pada efisiensi pengeringan pada mesin Grain Dryer dilihat dari kapasitas yang diterima serta menganalisa kesetimbangan energi dalam satu proses pengeringan pada Grain Dryer. Metode yang digunakan yaitu analisa perpindahan panas dimulai dari pemakaian NG (Natural Gas) sampai energi yang digunakan dari boiler hingga SILO. Dari hasil perhitungan didapatkan kapasitas SILO tidak mempengaruhi efisiensi pengeringan sehingga pengaturan kedalaman SILO tidak perlu dilakukan untuk mendapatkan penggunaan energi yang optimal. Namun efisiensi teoritis memiliki nilai yang sangat rendah yaitu sebesar 39,34%, sedangkan aktual NK 212 4 Layer memiliki efisiensi 47,7%; NK 212 8 Layer memiliki efisiensi 49,24%, NK 7328 4 Layer memiliki efisiensi 51,42%; NK 7328 8 Layer memiliki efisiensi 47,74%; NK 6172 4 Layer memiliki efisiensi sebesar 56,70%; dan NK 6172 8 Layer memiliki efisiensi sebesar 48,91%. Adapun kebutuhan energi ruang pengering grain dryer pada kedalaman 4 layer dari seluruh varietas dibutuhkan energi sekitar -20000000 kJ sampai -30000000 kJ sedangkan layer 8 dari seluruh varietas membutuhkan energi sekitar -70000000 kJ sampai - 90000000 kJ, notasi minus diartikan sebagai energi yang dibutuhkan pada silo.

English Abstract

Being the second-highest carbohydrate commodity after rice, the demand for corn has been increasing every year. Therefore, corn seed producers are required to innovate more in enhancing production yields, one of which is by extending shelf life using drying techniques to maintain seed quality and nutritional value. In hybrid corn seed production, PT. Syngenta Seed Indonesia has introduced a new breakthrough in its production process called 'Second Step Drying,' which involves the use of Drying Commercial and Grain Dryer machines. Generally, corn has a moisture content ranging from 30-40% after harvest, which is reduced to 13-15% to prevent mold growth and extend shelf life. The grain dryer receives shelled corn for three varieties: NK 212, NK 7328, and NK 6172, with two silo capacities: large silo (8 layers) and small silo (4 layers). This study was conducted to analyze whether there is a significant difference in drying efficiency in the Grain Dryer machine based on the received capacity and to analyze the energy balance in a single drying process in the Grain Dryer. The method used was a heat transfer analysis starting from the use of Natural Gas (NG) to the energy utilized from the boiler to the SILO. The results showed that the SILO capacity does not affect the drying efficiency, so adjusting the SILO depth is not necessary to achieve optimal energy use. However, the theoretical efficiency was found to be very low, at 39.34%, while the actual efficiencies were as follows: NK 212 4 Layers at 47.7%, NK 212 8 Layers at 49.24%, NK 7328 4 Layers at 51.42%, NK 7328 8 Layers at 47.74%, NK 6172 4 Layers at 56.70%, and NK 6172 8 Layers at 48.91%. The energy requirements for the drying chamber of the grain dryer for a depth of 4 layers across all varieties were approximately -20,000,000 kJ to -30,000,000 kJ, while for 8 layers across all varieties, the energy required ranged from -70,000,000 kJ to - 90,000,000 kJ, with the negative notation indicating the energy needed for the silo

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524100287
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 10 Dec 2024 03:24
Last Modified: 10 Dec 2024 03:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/230619
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Zalfa Aaqilah Sidik.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item