Analisis Angkutan Sedimen Sungai Jatiroto Dengan Menggunakan Software Iric Nays2dh Makna Frasa Kepentingan Umum Dalam Putusan Pembubaran Perseroan Terbatas Yang Dimohonkan Oleh Kejaksaan

Fernanda, Billy Seacar Cahya (2024) Analisis Angkutan Sedimen Sungai Jatiroto Dengan Menggunakan Software Iric Nays2dh Makna Frasa Kepentingan Umum Dalam Putusan Pembubaran Perseroan Terbatas Yang Dimohonkan Oleh Kejaksaan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sungai Jatiroto merupakan sungai yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember dengan panjang sungai utama ± 29,30 km dengan luas area sungai sebesar 343 km2 dan tergolong sebagai orde 2 yang mana bagian hilir sungai ini bertemu dengan Sungai Bondoyudo. Adanya kenaikan tinggi muka air di Sungai Jatiroto mengakibatkan aliran air sungai mengalami overtopping. Hal ini terbukti pada Sub DAS Jatiroto yang memiliki bentuk komplek yang mana bentuk Sub DAS ini memiliki resiko banjir yang tinggi pada hilir sungai. Kawasan Rencana Bencana (KRB) Kabupaten Lumajang tahun 2018-2022 mengidentifikasi 10 jenis bencana dan salah satunya yaitu banjir. Meluapnya Sungai Jatiroto kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah ketidakmampuan penampang eksisting akibat adanya agradasi dan degradasi lahan yang berakibat pada meningkatnya sedimentasi sungai sehingga kapasitas penampang berkurang dan menyebabkan banjir. Maka dari itu perlu adanya penelitian mengenai angkutan sedimen dan perubahan morfologi Sungai Jatiroto untuk dapat meminimalisir bencana banjir akibat faktor-faktor tersebut. Analisis yang pertama dilakukan yaitu menghitung debit banjir rancangan pada Sub DAS Jatiroto. Perhitungan debit banjir rancangan dengan menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu dengan fokus utama pada debit kala ulang 1,01 th (debit dominan), 25 th, dan 50 th. Pada analisis ini memasukkan data panjang sungai dan luas area DAS yang didapat dari peta digital elevasi yang merupakan data topografi dan batas Sungai Jatiroto. Kemudian kalibrasi model hasil perhitungan debit banjir rancangan dengan pencatatan debit yang ada pada bendung jatiroto untuk mendapatkan hasil yang mendekati tinggi muka air eksisting di lapangan. Analisis ini digunakan dikarenakan tidak adanya data lengkung debit pada pencatatan muka air pada hilir Sungai Jatiroto. Kemudian data untuk pre-processing sebelum running software iRIC Nays2DH berupa data penampang sungai, data hidrologi yang berhubungan dengan data historis banjir, yang setelah itu dilakukan penyesuaian kalibrasi model historis banjir dengan trial dan error koefisien kekasaran yang dipakai supaya mendekati dengan kondisi banjir eksisting untuk dapat memvalidasi pemodelan Software iRIC Nays2DH. Dari adanya keterbatasan data pengukuran penampang Sungai Jatiroto, maka untuk mengetahui perambatan banjir di bagian hulu akan digunakan data hidrologi pendekatan empiris dari kalibrasi debit bendung untuk mengetahui debit inflow bendung, karena pemodelan banjir menggunakan data topografi pada lokasi yang sering terjadi banjir dari Bendung Jatiroto hingga hilir Sungai Jatiroto. Hasil dari pemodelan banjir tersebut nantinya akan menampilkan profil aliran penampang sungai, sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bagian ruas sungai yang terjadi luapan. Selanjutnya dilakukan analisis dampak angkutan sedimen dengan menggunakan data debit dominan, data gradasi butiran sedimen dan bantuan Software iRIC Nays2DH dengan menggunakan solver type metode angkutan sedimen dasar (Bed Load) dan sedimentasi melayang (Suspended Load) Sungai Jatiroto. Dari hasil yang didapat bahwa Sungai Jatiroto mengalami perubahan slope yang awalnya 0,0008 menjadi 0,0006 m dan perubahan elevasi dasar Sungai Jatiroto yang mengalami degradasi dan agradasi dengan rata-rata sebesar 0,4-0,5 m

English Abstract

Jatiroto River is a river located on the border of Lumajang Regency and Jember Regency, with a main river length of ± 29.30 km and a river area of 343 km². It is classified as a second-order river, with its downstream section meeting the Bondoyudo River. The rise in water surface elevation in the Jatiroto River has led to causing river overtopping. This is evident in the Jatiroto sub-watershed, which has a complex shape that poses a high flood risk in the downstream area. The Lumajang Regency Disaster Plan (KRB) for 2018-2022 identified 10 types of disasters, including floods. The overflowing of the Jatiroto River is likely caused by several factors, one of which is the inability of the existing river crosssection due to aggradation and land degradation, leading to increased sedimentation and reduced cross-sectional capacity, resulting in flooding. Therefore, research on sediment transport and morphological changes in the Jatiroto River is needed to minimize flood disasters caused by these factors The first analysis to be conducted is calculating the design flood discharge in the Jatiroto sub-watershed. The design flood discharge calculation uses the Nakayasu Synthetic Unit Hydrograph method, focusing on return periods of 1.01 years (dominant discharge), 25 years, and 50 years. This analysis includes data on river length and watershed area obtained from a digital elevation map, which provides topographic data and the boundaries of the Jatiroto River. The calculated design flood discharge is then calibrated with the recorded discharge at the Jatiroto Weir to achieve results that approximate the existing water surface elevation in the field. This analysis is necessary due to the lack of discharge curve data from water level records at the downstream part of the Jatiroto River. And for pre-processing data before running the iRIC Nays2DH Software, river cross-section data and hydrological data related to historical flood records are used. This is followed by adjusting the historical flood model calibration using trial and error for the roughness coefficient to approximate the existing flood conditions and validate the iRIC Nays2DH Software modelling. Due to limited cross-sectional measurement data for the Jatiroto River, empirical hydrological data from Weir discharge calibration will be used to determine the inflow discharge of the Weir to prediction flood propagation in the upstream area. Flood modeling will use topographic data for locations that frequently experience flooding from the Jatiroto Weir to the downstream part of the Jatiroto River. The flood modeling results will display the flow profile of the river cross-section, allowing identification of the river segments experiencing overflow. Subsequently, the impact of sediment transport will be analyzed using dominant discharge data, sediment grain size distribution data, and the iRIC Nays2DH software with the bed load and suspended load sediment transport methods for the Jatiroto River. The results indicate that the Jatiroto River's slope changed from 0.0008 to 0.0006 m, and the riverbed elevation experienced degradation and aggradation with an average change of 0.4-0.5 m.V

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524071222
Uncontrolled Keywords: Sungai, Banjir, Profil aliran, Sedimentasi, iRIC Nays2DH.-River, Flood, Flow profile, Sedimentation, iRIC Nays2DH.
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Pengairan
Depositing User: S Sucipto
Date Deposited: 09 Sep 2024 07:52
Last Modified: 09 Sep 2024 07:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/230524
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Billy Seacar Cahya Fernanda.pdf
Restricted to Registered users only

Download (28MB)

Actions (login required)

View Item View Item