Pengaruh Jenis Kapang dan Suhu Inkubasi Pada Fermentasi Kulit Jeruk Purut Terhadap Rendemen dan Karakteristik Fisik Minyak Atsiri

Ambadar, Alzidan Farrus and Prof. Dr. Ir. Sudarminto Setyo Yuwono, M.App. Sc and Dian Widya Ningtyas, STP., MP., Ph.D (2024) Pengaruh Jenis Kapang dan Suhu Inkubasi Pada Fermentasi Kulit Jeruk Purut Terhadap Rendemen dan Karakteristik Fisik Minyak Atsiri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan kulitnya sebagai bahan tambahan makanan karena mengandung minyak atsiri dengan komponen kimia seperti sabinen, α-pinen, β-pinen, limonen, sitronellal, β-phellandrene. Permasalahan yang dihadapi pada saat ektraksi adalah kurang maksimalnya ekskresi minyak atisiri dikarenakan kelenjar minyak pada kulit jeruk purut tertutupi oleh albedo atau jaringan spons. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa fermentasi spontan kulit buah jeruk purut dapat berpengaruh terhadap rendemen minyak atsiri. Mikroba selulolitik seperti Aspergillus niger dan Trichoderma sp. menjadi potensi yang baik sebagai pengurai selulosa pada kulit jeruk purut sehingga dapat memaksimalkan yield yang didapat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis mikroba dan juga suhu inkubasi pada fermentasi kulit jeruk purut terhadap yield dan kualitas minyak atsiri. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok pola tersarang dengan dua faktor yakni jenis mikroba (Aspergillus niger dan Trichoderma sp.) dan suhu inkubasi (25°C, 30°C dan 35°C). Fermentasi dilakukan selama 6 hari dengan konsentrasi spora sebanyak 107 dengan pH 5 dan ekstraksi dilakukan dengan metode distilasi ohmic. Hasil minyak atsiri kemudian dianalisis dengan uji rendemen, uji bobot jenis, uji warna, uji indeks bias. Hasil terbaik yang didapatkan dengan mempertimbangkan signifikansi perlakuan dan juga uji lanjut BNT yang kemudian akan dilanjutkan untuk uji GC-MS. Perlakuan jenis kapang dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap rendemen dengan rata-rata 1,28 ± 0,17% untuk Aspergillus niger dan 1,00 ± 0,18% untuk Trichoderma sp. Hasil statistik dari bobot jenis dan indeks bias menunjukkan tidak berpengaruh nyata dari perlakuan jenis kapang dan juga suhu fermentasi. Hasil terbaik didapatkan pada sampel dengan penambahan jenis kapang Trichoderma sp. dan suhu inkubasi 30°C dengan rata-rata rendemen 1,39%. Hasil terbaik menunjukkan 21 komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri dengan dua senyawa terbanyak yakni camphene (24,59%) dan D-Limonene (22,01%).

English Abstract

Kaffir lime (Citrus hystrix) is a plant whose skin can be used as a food additive because it contains essential oils with chemical components such as sabinene, α-pinene, β-pinene, limonene, citronellal, β-phellandrene. The problem faced during extraction is the less optimal excretion of essential oils because the oil glands in the kaffir lime peel are covered by albedo or sponge tissue. Previous research has stated that spontaneous fermentation of kaffir lime peel can affect the yield of essential oils. Cellulolytic microbes such as Aspergillus niger and Trichoderma sp. have good potential as cellulose decomposers in kaffir lime peel so that they can maximize the yield obtained. This study aims to determine the effect of microbial types and incubation temperatures on the fermentation of kaffir lime peel on the yield and quality of essential oils. This study used a nested randomized block design with two factors, namely the type of microbe (Aspergillus niger and Trichoderma sp.) and incubation temperature (25°C, 30°C and 35°C). Fermentation was carried out for 6 days with a spore concentration of 107 and pH 5 then extraction was carried out using the ohmic distillation method. The results of essential oils were then analyzed by yield test, specific gravity test, color test, refractive index test. The best results were obtained by considering the significance of the treatment and also the comparison test which would then be continued for the GC-MS test. The treatment of mold types was stated to have a significant effect on the yield with an average of 1.28 ± 0.17% for Aspergillus niger and 1.00 ± 0.18% for Trichoderma sp. The statistical results of the specific gravity and refractive index showed no significant effect from the treatment of mold types and fermentation temperature. The best results were obtained in samples with the addition of Trichoderma sp. and incubation temperature of 30°C with an average yield of 1.39%. The best results showed 21 chemical components contained in essential oils with the two most abundant compounds being camphene (24.59%) and D-Limonene (22.01%)

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524100258
Uncontrolled Keywords: Aspergillus niger, Fermentasi, Kulit Jeruk Purut, Minyak Atsiri, Trichoderma sp.Aspergillus niger, essential oil, fermentation, kaffir lime peel, Trichoderma sp.
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 09 Dec 2024 03:03
Last Modified: 09 Dec 2024 03:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/230478
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Alzidan Farrus Ambadar.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item