Utrujjah, Syifa Allifa and Dr. Ir. Runi Asmaranto, ST., MT., IPM. and Dr. Eng. Andre Primantyo Hendrawan, ST., MT. (2024) Analisa Keruntuhan Bendungan Nglangon Di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah Dengan Menggunakan Program Zhong Xing Hy21 Analisa Keruntuhan Bendungan Nglangon Di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah Dengan Menggunakan Program Zhong Xing Hy21. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Bendungan merupakan salah satu bentuk upaya dalam melakukan konservasi atau perlindungan terhadap sumber daya air. Fungsi dibangunnya bendungan sebagai penampung air, irigasi, pembangkit tenaga listrik, dan pengendali banjir. Namun di samping manfaatnya yang besar, pembangunan bendungan juga berpotensi membahayakan keselamatan masyarakat berupa keruntuhan bendungan. Penyebab utama dari keruntuhan bendungan adalah overtopping dan piping. Keruntuhan bendungan akibat overtopping terjadi akibat inflow di waduk melebihi kapasitas waduk sehingga menyebabkan air melimpas di atas bangunan. Piping terjadi karena erosi akibat dari rembesan pada tubuh bendungan. Ketika terjadi keruntuhan bendungan, banyaknya air yang tertampung di waduk tersebut dapat menyebabkan bencana banjir di daerah hilir, sehingga perlu dilakukan kajian analisis keruntuhan bendungan yang nantinya akan diketahui bencana serta daerah yang terkena dampak. Dalam penelitian ini, data hujan didapatkan dari Stasiun Hujan Nglangon. Sebelum data curah hujan digunakan dalam analisis hidrologi, terlebih dahulu dilakukan pengujian konsistensi data curah hujan menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums). Sebelum mencari curah hujan rata-rata daerah, data ini harus diuji outlier. Kemudian dicari curah hujan rata-rata daerah dengan menggunakan metode Aritmatic. Untuk dapat menentukan besarnya curah hujan rancangan, metode yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Log Pearson III. Kemudian diuji kesesuaian distribusi dengan menggunakan 2 metode yaitu uji Smirnov-Kolmogorov dan uji Chi-Square. Selanjutnya adalah menghitung debit banjir yang direncanakan menggunakan HSS Snyder dan Nakayasu, setelah dilakukan perhitungan debit banjir, langkah selanjutnya adalah menghitung flood routing dengan hasil QPMF: 73,683 m3/det. Setelah dilakukan analisa perhitungan hidrologi, maka dilakukan simulasi dengan menggunakan software Zhong Xing HY21. Hasil yang diperoleh berupa peta genangan banjir, waktu tiba, waktu puncak, kedalaman, kecepatan dan elevasi banjir serta dapat menghasilkan cross section. Skenario yang digunakan dalam software Zhong Xing HY21 adalah piping dengan kondisi muka air banjir. Overtopping tidak terjadi di Bendungan Nglangon sehingga tidak dilakukan simulasi. Setelah itu terlihat bahwa runtuhnya Bendungan Nglangon dengan kondisi piping bawah merupakan kondisi terparah dengan luas genangan 3.718 km2. Akibat keruntuhan Bendungan Nglangon, 11 desa di hilir Bendungan Nglangon terkena banjir. Terdadpat 1.004 jiwa penduduk terkena risiko dan dinyatakan berada pada tingkat klasifikasi bahaya ke-4.
English Abstract
A dam is one of the efforts in conserving or protecting water resources. The functions of a dam include water storage, irrigation, power generation, and flood control. However, despite its significant benefits, dam construction also poses potential risks to public safety in the form of dam failures. The main causes of dam failures are overtopping and piping. Dam failure due to overtopping occurs when the inflow into the reservoir exceeds its capacity, causing water to overflow the structure. Piping occurs due to erosion from seepage within the dam body. When a dam failure happens, the large volume of water stored in the reservoir can cause downstream flooding disasters, necessitating an analysis of dam failure to understand the disasters and affected areas. In this study, rainfall data were obtained from the Nglangon Rainfall Station. Before using the rainfall data for hydrological analysis, the consistency of the rainfall data was tested using the RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums) method. Before determining the average regional rainfall, the data were tested for outliers. The regional average rainfall was then calculated using the Arithmetic method. To determine the design rainfall intensity, the Log Pearson III method was used in the calculations. The distribution suitability was tested using two methods: the Smirnov-Kolmogorov test and the Chi-Square test. The next step was to calculate the planned flood discharge using the Snyder and Nakayasu Unit Hydrographs. After calculating the flood discharge, the next step was to perform flood routing with a result of QPMF: 73.683 m³/sec. Following the hydrological analysis, simulations were conducted using Zhong Xing HY21 software. The results included flood inundation maps, arrival time, peak time, depth, velocity, and flood elevation, and generated cross-sections. The scenario used in Zhong Xing HY21 software was piping with floodwater level conditions. Overtopping did not occur at Nglangon Dam, so no simulation was performed. The results showed that the collapse of Nglangon Dam under piping conditions was the most severe scenario, with an inundation area of 3.718 km². Due to the collapse of Nglangon Dam, 11 downstream villages were affected by flooding. A total of 1,004 residents were at risk and classified at hazard level 4.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0524071402 |
Uncontrolled Keywords: | Keruntuhan Bendungan, Bendungan Nglangon, Pipping, Zhong Xing HY21. |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | S Sucipto |
Date Deposited: | 29 Aug 2024 06:54 |
Last Modified: | 29 Aug 2024 06:54 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/229714 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Syifa Allifa.pdf Restricted to Registered users only Download (12MB) |
Actions (login required)
View Item |