Irsam, Ramadhanti Mutiara and Prof. Dr. Eng. Donny Harisuseno, ST., MT. and Muhammad Amar Sajali, ST., MT., M. Eng., Ph.D. (2024) Studi Penerapan Metode Rainfall Anomaly Index (Rai) Dalam Analisa Kekeringan Di Sub Das Widas, Kabupaten Nganjuk. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Berdasarkan historis kejadian kekeringan, pemerintah Kabupaten Nganjuk memetakan setidaknya terdapat 19 desa di lima kecamatan yang mengalami kekeringan tiap musim kemarau. Menanggapi hal tersebut, diperlukan adanya studi mengenai analisa indeks kekeringan untuk mengetahui gambaran tingkat kekeringan di Sub DAS Widas Kabupaten Nganjuk. Perhitungan indeks kekeringan meteorologi menggunakan metode RAI (Rainfall Anomaly Index). Data curah hujan Sub DAS Widas yang tersedia tidak mencakup periode 30 tahun yang diperlukan untuk mewakili persebaran suatu wilayah. Maka hal ini dapat diantisipasi dengan memanfaatkan data curah hujan satelit (CHIRPS) untuk memperoleh data curah hujan perpanjangan. Analisis kalibrasi dilakukan untuk mengoreksi apakah nilai curah hujan satelit memiliki kesesuaian dengan nilai curah hujan pengamatan. Tahapan kalibrasi menggunakan 5 persamaan regresi yaitu linier, eksponensial, logaritmik, polinomial dan berpangkat. Persamaan regresi dengan nilai koefisien determinasi (R2) terbesar akan dipilih untuk kemudian digunakan dalam mengoreksi curah hujan satelit pada stasiun hujan pengamatan. Perhitungan indeks kekeringan meteorologi metode RAI (Rainfall Anomaly Index) dilakukan pada titik stasiun hujan pengamatan. Dari hasil perhitungan indeks kekeringan dilanjutkan dengan penggambaran peta sebaran kekeringan serta daerah terdampak pada tahun kering di Sub DAS Widas. Hasil analisis kalibrasi didapatkan bahwa persamaan regresi dengan koefisien determinasi terbesar yang terpilih adalah persamaan regresi linier. Perhitungan indeks kekeringan metode RAI (Rainfall Anomaly Index) didapatkan bahwa tahun yang mengalami kekeringan dengan status “Amat Sangat Kering” terjadi pada tahun 1997, 1998, 2003, 2005, 2007, 2018, dan 2019 dengan indeks kekeringan berturut-turut sebesar -3,59, -3,53, -3,01, 3,02, -3,14, -3,42, -3,23 dan kekeringan dengan status “Sangat Kering” terjadi pada tahun 1996, 2001, dan 2002 dengan indeks berturut-turut sebesar -2,13, -2,19, -2,15. Penggambaran peta sebaran kekeringan menggunakan metode IDW pada aplikasi ArcGIS. Berdasarkan hasil peta sebaran kekeringan pada tahun kering, daerah terdampak kekeringan umumnya terjadi di Kecamatan Bagor, Baron, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Berbek, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan.
English Abstract
Based on historical drought events, the government of Nganjuk District has mapped at least 19 villages in five sub-districts that experience drought every dry season. In response to this, there is a need for a study on the analysis of drought indices to determine the level of drought in the Widas Watershed Sub-District of Nganjuk District. Calculations for the meteorological drought index is using the RAI (Rainfall Anomaly Index) method. The existing rainfall data for the Widas Watershed Sub-District does not cover the required 30 year period to represent the distribution of an area. Therefore, this can be anticipated by utilizing satellite rainfall data (CHIRPS) to obtain extended rainfall data. Calibration analysis is conducted to correct whether the satellite rainfall values are consistent with the observed rainfall values. The calibration process involves using 5 regression equations: linear, exponential, logarithmic, polynomial, and power. The regression equation with the highest coefficient of determination (R2) will be selected for use in correcting satellite rainfall at the observation rain gauge stations. Calculation of the meteorological drought index using the RAI (Rainfall Anomaly Index) method is carried out at the observation rain gauge station points. From the results of the drought index calculation, mapping of drought distribution and affected areas during dry years in the Widas Watershed Sub-District will be conducted. The results of the calibration analysis indicate that the regression equation with the highest coefficient of determination selected is the linear regression equation. Calculation of the RAI (Rainfall Anomaly Index) drought index reveals that years experiencing "Extremely Dry" conditions occurred in 1997, 1998, 2003, 2005, 2007, 2018, and 2019 with consecutive drought indices of -3.59, -3.53, -3.01, -3.02, -3.14, -3.42, -3.23 respectively, and drought conditions with "Severely Dry" status occurred in 1996, 2001, and 2002 with consecutive indices of -2.13, -2.19, -2.15. Drought distribution mapping is conducted using the IDW method in the ArcGIS application. Based on the results of the drought distribution map during dry years, the areas affected by drought are generally found in the Bagor, Baron, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Berbek, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianro
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0524071343 |
Uncontrolled Keywords: | Kekeringan Meteorologi, Satelit CHIRPS, RAI (Rainfall Anomaly Index), IDW. |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Pengairan |
Depositing User: | S Sucipto |
Date Deposited: | 27 Aug 2024 07:26 |
Last Modified: | 27 Aug 2024 07:26 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/229482 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Ramadhanti Mutiara Irsam.pdf Restricted to Registered users only Download (24MB) |
Actions (login required)
View Item |