Wartono, Raisha Alya and Wida Ayu Puspitosari,, S.Sos., M.Si (2024) “Hubungan Romantis Pada Mahasiswa Androgini”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman dan penerimaan identitas gender yang lebih inklusif dan fleksibel, menekankan perlunya reevaluasi batasan dan norma tradisional tentang identitas gender, dan pengalaman dalam hubungan romantis yang dilakukan oleh mahasiswa androgini. Pemerintah Indonesia cenderung menganggap identitas gender harus sesuai dengan norma tradisional dan memberlakukan larangan terhadap kegiatan LGBTQ+, serta pemblokiran aplikasi kencan seperti Blued dan Grind khusus homoseksual dan queer. Padahal androgini merupakan ekspresi diri melalui cara berpakaian yang fluid dan tidak terbatas pada satu gender tertentu. Penelitian berjenis kualitatif deskriptif ini menggunakan teori Queer dan konsep performativitas dari Judith Butler untuk menjelaskan mengenai pengalaman hubungan romantis pada mahasiswa androgini. Penelitian ini menggunakan tiga informan dengan kriteria mahasiswa beridentitas androgini kurang lebih tiga tahun lamanya dan pernah atau sedang dalam hubungan romantis dengan pasangan. Hasil wawancara dengan ketiga informan menunjukkan bahwa mereka juga menghadapi stigma dan aturan sosial yang mengekang, namun tetap menjalani hubungan romantis dengan prinsip yang sama seperti heteroseksual. Selain itu, setiap individu androgini memiliki gaya berpakaian unik dan menolak pengidentifikasian androgini disamakan dengan orientasi seksual mereka karena menyoroti fluiditas identitas gender dan seksual, yang tidak selalu linier dengan pandangan tentang peran gender dalam masyarakat.
English Abstract
This research underscores the importance of understanding and embracing a more inclusive and flexible conception of gender identity, emphasizing the need to reevaluate traditional boundaries and norms regarding gender identity and romantic experiences among androgynous university students. The Indonesian government tends to insist that gender identity must conform to traditional norms, imposing restrictions on LGBTQ+ activities and blocking dating apps such as Blued and Grindr, which cater specifically to homosexual and queer individuals. However, androgyny is a form of self-expression through fluid fashion choices that are not confined to any particular gender. This descriptive qualitative study employs Queer theory and Judith Butler's concept of performativity to elucidate the romantic experiences of androgynous university students. The study involves three informants who have identified as androgynous for approximately three years and have been or are currently in romantic relationships. Interviews with the informants reveal that they face societal stigma and restrictive social rules but continue to engage in romantic relationships with principles similar to those of heterosexual couples. Additionally, each androgynous individual possesses a unique style of dressing and rejects the conflation of androgyny with their sexual orientation, highlighting the fluidity of gender and sexual identities that do not always align with societal views on gender roles and the influence of their surrounding environment from childhood to the present.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 052411 |
Uncontrolled Keywords: | Hubungan Romantis; Androgini; Mahasiswa; Queer- Romantic Relationship; Androgyny; College Students; Queer |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 23 Aug 2024 01:23 |
Last Modified: | 23 Aug 2024 01:23 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/229008 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Raisha Alya Wartono.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |