Peningkatan Kinerja Operasional Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang

Maulana, Erlangga Fallah and Wawargita Permata Wijayanti, S.T., M.T and Dr.tech. Christia Meidiana, S.T., M.Eng (2024) Peningkatan Kinerja Operasional Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Permasalahan sampah di Kabupaten Malang, yang menghasilkan 966,92 ton sampah harian pada tahun 2023, terutama dari aktivitas rumah tangga, membutuhkan perhatian khusus, termasuk di Kecamatan Lawang yang hanya memiliki 3 TPS dan 1 TPST untuk melayani sampah domestik dari 10 desa dan 2 kelurahan. Musrenbang Kecamatan Lawang Tahun 2020 mengidentifikasi masalah serius terkait penanganan sampah, dengan banyak TPS yang tidak mengelola sampah dengan baik dan beberapa desa seperti Sumberngepoh tidak memiliki TPS, sehingga sampah dibuang sembarangan ke sungai, dibakar, atau ditinggalkan di halaman rumah. Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan sampah di Kecamatan Lawang menyebabkan perilaku membuang sampah sembarangan, termasuk ke sungai, yang melanggar Perda Kabupaten Malang Nomor 2 Tahun 2018 dan mengakibatkan pencemaran serta kerusakan lingkungan. Permasalahan utama sampah di Kecamatan Lawang terletak pada sistem pengelolaan yang tidak profesional, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kinerja operasional Tempat Penampungan Sementara (TPS) agar sesuai dengan standar dan masterplan persampahan. Penelitian ini memiliki 5 tujuan, yaitu menganalisis skala pelayanan TPS, mengevaluasi kinerja operasional TPS, menentukan lokasi potensial TPS, menghitung jumlah kebutuhan TPS, dan menghitung potensi reduksi sampah pada TPS. Penelitian ini merupakan penelitian kuantatif yang menggunakan metode pengumpulan data berupa survei primer dan survei sekunder. Survei primer terdiri dari observasi dan wawancara. Sedangkan survei sekunder terdiri dari studi literatur dan penggunaan data instansi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah TPS di Kecamatan Lawang, petugas kebersihan TPS, dan pemulung pada TPS. Penelitian ini menggunakan 5 metode analisis, yaitu analisis skala pelayanan TPS, analisis kinerja operasional TPS, analisis lokasi potensial TPS, analisis kebutuhan TPS, dan analisis mass balance. Hasil dari penelitian ini menujukkan bahwa TPS Ampelgading yang memiliki skala pelayanan sesuai Permen PU No. 3 Tahun 2013, sementara TPS BTN dan TPS Pilang belum memenuhi ketentuan karena radius pelayanan mereka melebihi 1000 meter. Kinerja operasional TPS menunjukkan TPS BTN masuk kategori kurang sesuai sementara TPS Ampelgading dan TPS Pilang masuk kategori tidak sesuai, terutama karena masalah pada sistem pengumpulan dan pemindahan. Analisis lokasi potensial menunjukkan bahwa Desa Sidodadi memiliki lokasi potensial tertinggi untuk pengembangan TPS, sementara Desa Mulyoarjo direkomendasikan untuk dilayani oleh TPS terdekat karena tidak memiliki lokasi potensial. Analisis kebutuhan TPS di Kecamatan Lawang menunjukkan bahwa diperlukan 7 TPS baru di berbagai desa dan kelurahan untuk memenuhi pelayanan persampahan, menjadikan total TPS yang dibutuhkan menjadi 10 unit, dengan kapasitas pelayanan tertinggi di Sidodadi dan terendah di Srigading. Potensi reduksi sampah di Kecamatan Lawang dapat ditingkatkan melalui kegiatan pengolahan dan pemilahan, dengan TPS BTN menambah kegiatan pengomposan, TPS Ampelgading meningkatkan jam kerja pemilahan, sementara TPS Pilang tidak dapat ditingkatkan sehingga reduksi akan dialihkan ke TPS baru.

English Abstract

The waste issue in Malang Regency, which generated 966.92 tons of daily waste in 2023, primarily from household activities, requires special attention, including in Lawang District, which only has 3 TPS and 1 TPST to handle domestic waste from 10 villages and 2 urban neighborhoods. The 2020 Lawang District Musrenbang identified serious issues with waste management, where many TPS facilities poorly manage waste and villages like Sumberngepoh lack TPS, leading to improper disposal into rivers, burning, or leaving waste on household premises. Limited waste management facilities and infrastructure in Lawang District contribute to indiscriminate waste disposal, including into rivers, violating Malang Regency Regulation No. 2 of 2018 and causing environmental pollution and damage. The primary issue with waste in Lawang District lies in its unprofessional management system, prompting this study to evaluate and recommend improvements in Temporary Storage Site (TPS) operational performance to align with waste management standards and master plans. This research has five objectives: analyzing TPS service scales, evaluating TPS operational performance, identifying potential TPS locations, calculating TPS needs, and assessing waste reduction potential at TPS sites. This study is a quantitative research using data collection methods consisting of primary and secondary surveys. The primary survey includes observation and interviews, while the secondary survey involves literature review and data from relevant agencies. The population studied includes the TPS in Lawang District, TPS sanitation workers, and waste pickers at TPS. This research employs five analytical methods: TPS service scale analysis, TPS operational performance analysis, potential TPS location analysis, TPS needs analysis, and mass balance analysis. The results of this study indicate that TPS Ampelgading complies with the service scale under Ministerial Regulation No. 3 of 2013, whereas TPS BTN and TPS Pilang do not meet the requirements as their service radius exceeds 1000 meters. Operational performance of TPS shows that TPS BTN is categorized as less appropriate, while TPS Ampelgading and TPS Pilang are categorized as inappropriate, primarily due to issues with waste collection and transfer systems. Potential location analysis identifies Sidodadi Village as having the highest potential for TPS development, while Mulyoarjo Village is recommended to be served by the nearest TPS due to lack of potential locations. TPS needs analysis in Lawang District indicates the requirement for 7 new TPS units across various villages and urban areas to meet waste management service demands, totaling 10 units needed, with the highest service capacity in Sidodadi and the lowest in Srigading. Waste reduction potential in Lawang District can be enhanced through processing and sorting activities, with TPS BTN implementing composting activities, TPS Ampelgading increasing sorting work hours, while TPS Pilang cannot be improved, thus waste reduction efforts will focus on new TPS installations.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0524071217
Uncontrolled Keywords: sampah, TPS, pelayanan, operasional, lokasi
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: S Sucipto
Date Deposited: 20 Aug 2024 07:20
Last Modified: 20 Aug 2024 07:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/228589
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Erlangga Fallah Maulana.pdf
Restricted to Registered users only

Download (22MB)

Actions (login required)

View Item View Item