Pratama, Bima Aditya and Prof. Dr. Ir. Agoes Soehardjono, MD, MS. and Ir. Bhondana Bayu Brahmana Kridaningrat, ST., MT. (2024) Studi Eksperimental Pengaruh Rasio Tulangan terhadap Perilaku Lentur Pelat Beton Pracetak Skala Penuh. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pemerintah Indonesia sedang giat membangun infrastruktur, terutama infrastruktur transportasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Salah satu infrastruktur tersebut adalah Jembatan. Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang paling sering digunakan dalam pembangunan infrastruktur karena kekuatan tekannya yang baik. Namun, beton lemah dalam menahan tarik, sehingga perlu dikombinasikan dengan baja tulangan. Penggunaan beton pracetak juga dapat mempercepat proses pembangunan jembatan. Pengaplikasian beton bertulang dan beton pracetak dapat diaplikasikan di bagian jembatan yaitu pelat lantai kendaraan. Penggunaan beton pracetak akan sangat membantu untuk mempercepat pemerataan pembangunan. Maka dari itu, diperlukan penelitian mengenai perilaku lentur pelat beton pracetak dengan variasi nilai rasio tulangan. Penelitian ini menggunakan variasi rasio tulangan sebesar 0.0147, 0.0126, dan 0.0105 pada mutu beton 20 MPa. Pembuatan spesimen dilakukan dengan uji slump dan pembuatan beton silinder untuk menjaga mutu beton. Proses curing spesimen dilaksanakan selama kurang lebih 16 hari. Pengujian spesimen dilaksanakan pada frame uji dengan kapasitas 20 ton pada umur beton sekitar 35 hari. Berdasarkan hasil teoritis dan eksperimen, nilai lendutan dipengaruhi oleh rasio tulangan pada pelat beton bertulang. Pada mutu beton 20 MPa dan pembebanan yang sama yaitu 120 kN, variasi rasio tulangan 0.0147, 0.0126, dan 0.0105 menghasilkan lendutan teoritis sebesar 4.20 mm, 4.50 mm, dan 4.94 mm. Sedangkan hasil lendutan eksperimen berturut – turut sebesar 4.69 mm, 5.28 mm, dan 4.76 mm. Hal ini membuktikan hasil lendutan teoritis dan eksperimen tidak jauh berbeda. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi rasio tulangan, maka nilai lendutan yang terjadi akan semakin kecil. Selain itu, pada rasio tulangan kurang dari 0.0105, nilai lendutan eksperimen lebih kecil daripada nilai lendutan teoritis. Sebaliknya, pada rasio tulangan lebih dari 0.0105, nilai lendutan eksperimen lebih besar daripada lendutan teoritis.
English Abstract
The Indonesian government is actively building infrastructure, especially transportation infrastructure to support economic growth and equitable development. One of these infrastructures is a bridge. Concrete is one of the building materials most often used in infrastructure construction because of its good compressive strength. However, concrete is weak in resisting tension, so it needs to be combined with reinforcing steel. The use of precast concrete can also speed up the bridge construction process. The application of reinforced concrete and precast concrete can be applied to the bridge part, namely the vehicle floor plate. The use of precast concrete will really help to speed up equitable development. Therefore, research is needed on the flexural behavior of precast concrete slabs with varying reinforcement ratio values. This research uses variations in reinforcement ratio values of 0.0147, 0.0126, and 0.0105. The specimens were made by slump test and cylindrical concrete to maintain concrete’s quality. The specimen curing process is carried out for approximately 16 days. Specimen testing was conducted on a test frame with capacity of 200 kN at concrete’s age around 35 days. Based on the theoretical and experiment results, deflection influenced by the reinforcement ratio on reinforced concrete slabs. At a concrete quality of 20 MPa and the same load of 120 kN, variations in reinforcement ratio values of 0.0147, 0.0126, and 0.0105 produce theoretical deflections of 4.20 mm, 4.50 mm, and 4.94 mm. Meanwhile, the experimental deflection results were 4.69 mm, 5.28 mm, and 4.94 mm successively. This demonstrates that there is little difference between the theoretical and experimental deflection results. It can be concluded that the higher the reinforcement ratio, the lower the deflection value. Furthermore, at a reinforcement ratio value of lower than 0.0105, theoretical deflection’s value is lower than experimental deflection’s value. Otherwise, at a reinforcement ratio value of greater than 0.0105, theoretical deflection’s value is bigger than experimental deflection’s value,
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 052407 |
| Uncontrolled Keywords: | Pelat beton pracetak, Rasio tulangan, Lendutan, Perilaku lentur |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
| Depositing User: | Unnamed user with username nova |
| Date Deposited: | 20 Nov 2024 04:50 |
| Last Modified: | 20 Nov 2024 04:50 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/228497 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
BIMA ADITYA PRATAMA.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |